Namanya Dita. Anaknya sedikit pendiam. Tapi sopan. Tiga tahun lalu tidak sekurus sekarang. Murah senyum. Dan senyumnya manis sekali. “Dita ini keponakan saya. Tinggalnya di Yogyakarta,” kata Wisnu Darmawan.

Mas Wisnu adalah manajer Dian Sastrowardoyo. Juga sempat menangani Mariana Renata, Mesty Ariotedjo, serta Raline Shah. Orangnya sangat ramah dan bertutur kata halus. Maklum, asal Jawa Tengah. Sampai sekarang pun masih bolak balik Jakarta-Yogyakarta, tempat tinggalnya.

Waktu itu Dita memang menemui mas Wisnu dan Dian di hotel kami Renaissance Time Square. Di New York. Pada akhir 2017. Disela-sela peluncuran Samsung Galaxy Note 9. Kuliahnya di American Musical and Dramatic Academy, New York, hampir selesai.

Ngambil jurusan apa? “Tari,” jawabnya.

Sempat juga “jiwa netijen julid” jauh di lubuk hati saya membatin. Jauh-jauh kuliah di New York, tapi ngambil jurusan dance. Buat apa ya? Mau jadi apa ya? Apa nanti mau bikin kursus tari di Indonesia? Pengin bikin grup dance? Atau apa?

Selanjutnya saya langsung follow akun Instagramnya. Dan mengikuti perkembangannya lewat feed di Instagram.

Setelah lulus Dita kembali ke Indonesia. Ia cukup sering memposting video latihan menarinya.

Terakhir yang saya ingat Dita ada di Korea. Followers Instagramnya naik terus. Engagementnya juga sangat tinggi. Lalu ia mulai menghapus postingan lamanya. Dan saya tahu ia diterima di sebuah grup idol di Korea. Tapi tidak tahu grup apa.

Sampai kemudian saya membaca berita Dita Karang sebagai perempuan Indonesia pertama yang memulai debutnya sebagai idola di industri K-pop.

Nama grupnya Secret Number. Singlenya “Who Dis?”. Dita menjadi penari utama dan vokalis disana.Secret Number grup K-Pop yang anggotanya paling majemuk. Selain Dita, ada Denise kelahiran Texas, Jinny asal Los Angeles, Lea dari Jepang, dan Soodam dari Korea. Karakter personel yang beragam mungkin mempermudah meraih pasar internasional.

“Mas Danang, ponakanku sudah debut hari ini. Aku ingat mas pernah nanya ponakanku apa kabar,” tulis pesan WA dari mas Wisnu pertengahan Mei silam.

“Dua tahun dia belajar nyanyi, menari, dan bahasa Korea. Jam 4 pagi sampai jam 5 sore. Senin sampai Jumat. Duh, manajemen Korea itu ketat sekali. Cuma Dita yang boleh punya Instagram personal. Mungkin mengejar fanbase Indonesia. Itupun mengatur siapa saja yang boleh di-follow,” ceritanya.

Dita ternyata sudah bercita-cita menjadi idola K-pop sejak masa sekolah. Sejak jatuh cinta pada grup idol naungan YG Entertainment, 2NE1.

Walau kemungkinannya lebih dari sejuta dibanding satu, tapi ia benar-benar mengejar mimpinya kuliah menjadi idol. Di Korea. Di usia yang masih sangat muda (23 tahun).

Saya emang tidak kenal Dita. Tapi sedikit banyak mengikuti proses kerja keras dan upayanya mengejar mimpi sampai berhasil. Membuktikan bagaimana anak muda memang harus bermimpi setinggi langit.

Jadi buat penggemar K-Pop, ini beneran Idol yang harus di dukung.