
Baru kali ini ketemu orang yang segitu fanatiknya sama band. Namanya Djundi. Dari Bandung. Band yang diidolakan: U2. “Sudah sejak 1983,” katanya. Di Asia Tenggara, rekornya sulit dikejar. Sudah nonton 33 kali konser U2. Dia kejar tur dunia U2 kemana pun. Dari Kanada, Australia, Amerika, sampai Eropa. Tujuannya keliling dunia cuma nonton konser U2.
“Seharusnya saya sudah pensiun setelah nonton konser U2 di Dublin, Irlandia, negara asal mereka, beberapa waktu lalu. Saya pikir itu akan jadi penutup yang indah,” kata Djundi. “Tapi ketika U2 konser di Asia, masa sih saya nggak nonton. Kan dekat,” tambahnya.

Apa tidak bosan menonton band yang sama berulang-ulang? Jawabnya, tidak. Karena itu U2. Dan bukan soal konser saja. Ternyata penonton fanatik U2 seperti Djundi tersebar di seluruh dunia. Di setiap konser U2 mereka seperti reuni. Yang paling fanatik, namanya Martin. Sudah menonton 210 kali konser U2. “Semua penggemar fanatik U2 pasti kenal dia,” katanya.
Djundi dan sesama fans fanatik U2 juga jadi semacam “panitia” untuk mengatur antrean masuk stadion. Supaya bisa nonton di barisan paling depan. “Bisanya kami mulai mengantre 3-4 hari sebelum hari H, berkoordinasi dengan petugas keamanan setempat,” ujarnya.
Di Singapura dia nonton 2 kali, di Jepang juga 2 kali. “Hah, ngapaiinnn?” tanya saya masih nggak habis pikir. “Karena penampilan day 1 dan day 2 bisa sangat berbeda. Biasanya day 2 yang terbaik. Tapi, di Singapura kemarin day 1 yang justru terbaik. Karena ada lagu lama yang dibawakan dengan konsep beda,” ceritanya.
Ternyata banyak juga fans yang mengikuti world tour U2 2019 dari Auckland, Brisbane, Melbourne, Singapura, Tokyo, Manila, sampai Mumbai secara beruntun. Tapi, apakah fans fanatik seperti ini ada di band lain, seperti Coldplay misalnya? “Setahu saya tidak. Hanya U2 saja. Coldplay memang bagus. Saya nonton juga. tapi U2 ada level berbeda,” kata Djundi.
Kok jadi agak menyesal ngga ikutan nonton ya 😆😆😆. Emang sebagus itu ya konsernya U2?
