Seharusnya Indonesia lewat tagline ”Wonderful Indonesia” sudah mengalahkan Malaysia, si ”Truly Asia” itu. Karenanya, di ASEAN, musuh Indonesia di sektor pariwisata menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya ada dua yang terbesar.
Pertama, Vietnam, jika dilihat dari growth (pertumbuhannya). Tahun lalu pertumbuhan pariwisata di Vietnam tinggi sekali. Mencapai 29 persen (tertinggi di ASEAN). Sementara Indonesia walau sudah termasuk tinggi, ada di angka 22 persen.
Yang kedua, dari sisi devisa di industri pariwisata, Indonesia masih kalah telak dengan Thailand. Pada 2019, target devisa dari industri pariwisata Indonesia ada di angka USD20 miliar, masih separuh dari Thailand yang sudah lebih dari USD40 miliar.
Angka USD20 miliar pun masih dianggap terlalu tinggi. Artinya, harus tumbuh 26 persen dibanding jumlah devisa pariwisata Indonesia sepanjang 2018 di angka USD16,1 miliar. Padahal, dari tahun ke tahun tren kenaikan pendapatan devisa Indonesia hanya di dikisaran USD1 miliar. ”Karena itu kami perkirakan di 2019 pendapatan devisa pariwata di angka USD17,6 miliar,” ungkap Arief Yahya, yang mantan CEO Telkom itu.
Itu pun berat. Karena kisruh naiknya harga tiket pesawat belum usai, yang berdampak langsung di Industri pariwisata. Tiket domestik yang mahal, membuat orang menahan rencana liburan. ”Banyak teman saya pengelola dive center yang mendapatkan pembatalan dari konsumen mereka karena tiket yang mahal,” ujar Gemala Hanafiah, surfer, diver, sekaligus travel influencer itu.
Memang seru sekali diskusi antara Kementerian Pariwisata X Koran Sindo/Sindonews X BNI X Telkomsel ini. Belum lagi pembahasan soal tema utamanya, soal Sustainable Toursim atau pariwisata yang berdampak positif terhadap lingkungan, masyarakat, dan perekonomian.
Arief Yahya lantas bercerita bagaimana satu kota kecil di Jawa Barat yang dulunya penghasil ikan, Pendapatan asli daerah (PAD)nya hanya beberapa miliar rupiah. Tapi, setelah pariwisata tumbuh dan berkembang, langsung melonjak jadi puluhan miliar rupiah. ”Saya katakan kepada Bupati disana, mungkin memang ikan lebih baik dipandang daripada dikilo,” katanya sambil tertawa.