Meliput ajang sebesar Gaikindo Indonesia International Auto Show atau GIIAS 2018 selalu bercampur aduk. Antara seru, senang, menantang, juga melelahkan. Selama lebih dari sepekan saya harus meliput berbagai produk, mengikuti beragam press conference, juga banyak acara dari pabrikan mobil yang berpartisipasi.
Yang perlu disiapkan tentu saja fisik dan mental. Harus meminum tambahan vitamin agar tubuh tidak drop lantaran kurang tidur dan beraktivitas dari pagi hingga malam. Bagi wartawan, kita memang tidak akan kelaparan atau kehausan. Karena hampir di setiap booth APM menyediakan press room yang selalu berlimpah isinya. Mulai makan besar, snack, minuman dingin, hingga kopi. Tinggal pilih mana yang paling disuka (ada press room yang khusus disediakan GIIAS, tapi terlalu ramai).
Tentu saja menjelang siang itu kantuk selalu menyerang. Disela-sela jeda acara, saya usahakan untuk bisa tidur. Tapi, kalau pun tidak bisa tidur, saya tinggal nyamber Kopiko78. Kopi kemasan botol yang rasanya enak karena perpaduan rasa kopi dan susunya pas banget. Juga praktis untuk dibawa dan diminum kapan saja.
Kopiko78 jadi teman yang paling sering berada dikantong atau dipegang. Cukup signifikan untuk membuat saya segar dan menghilangkan kantuk. Kantuk jelas menggangu fokus. Fokus liputan, fokus mengetik, fokus menghadapi deadline. Anyway, ini beberapa hal setelah GIIAS 2018 selesai:
- GIIAS 2018 jadi awal sosialisasi terkait gas buang (emisi) Euro 4. Saat ini Indonesia masih berstandar Euro 2. Bahkan masih banyak kendaraan dengan standar Euro 1. Intinya, semakin tinggi standar Euro, semakin kecil kadar bahan pencemar yang dihasilkan kendaraan bermotor. Euro 3 dan 4 keatas memangkas kadar sulfur di mesin bensin maupun solar. Sambil menunggu mobil listrik, harapannya gas buang kendaraan semakin ramah terhadap lingkungan (dan manusia)
- Pengunjung dan transaksi GIIAS 2018 jauh menurun. Indikatornya, panitia menolak membuka berapa transaksi total sepanjang pameran. Sebagian menyebut pengunjung GIIAS 2018 jauh lebih sepi, baik di hari biasa maupun akhir pekan. Apa sebabnya? Banyak. Mulai tidak ada mobil baru yang sangat dinanti seperti Xpander, pemberlakuan ganjil genap, hingga harga tiket akhir pekan yang kemahalan. Sebagai perbandingan, GIIAS 2017 dikunjungi 450 ribu orang, menjual 23.134 mobil, dan mencatat transaksi Rp7,24 triliun.
- Presiden Joko Widodo untuk pertama kalinya membuka langsung GIIAS 2018. Pada tahun-tahun sebelumnya, GIIAS selalu dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Kehadiran Jokowi cukup menyita perhatian media.
- GIIAS 2018 jadi debut perdana kelahiran Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes). Ini kendaraan lokal yang diharapkan lahir untuk menggerakkan perekonomian desa dan rencananya akan diproduksi Januari 2019 setelah perizinannya kelar. Masih harus diuji pasar terlebih dulu apakah para petani memang benar-benar butuh dengan alat ini, atau malah jadinya berakhir mangkrak.
- Memang sorotan GIIAS 2018 ada di sejumlah mobil baru seperti Suzuki Jimny, Honda Brio, Nissan Terra. Tapi, tidak ada mobil yang benar-benar mencuri perhatian.
6. Tahun depan, panitia GIIAS dihadapkan pada PR besar. Pertama, tahun politik yang jelas akan memangkas daya beli masyarakat. Kedua, banyak PR di penyelenggaraan tahun ini yang harus diperbaiki tahun depan. Apalagi, melihat penyelenggaraan IIMS yang semakin inovatif.