INFOGRAPHIC - Tren Preloved di Indonesia 2017.pngSurvei pasar preloved terbaru dari Carousell menunjukkan bahwa 82% orang Indonesia memiliki hingga 29 “harta” terpendam di tempat tinggal mereka

Banyak orang Indonesia yang kini melakukan penjualan dan pembelian di pasar preloved (barang bekas), namun sebagian besar dari mereka masih belum menyadari adanya “harta” tersembunyi berupa benda yang tidak terpakai atau kurang dimanfaatkan di rumah mereka. Sebuah survei baru yang dilakukan bulan ini oleh Carousell, mobile classifieds marketplace, mengungkapkan bahwa meskipun 8 dari 10 orang Indonesia pernah membeli barang preloved, 82% masih menyimpan setidaknya 29 barang yang tidak terpakai di rumah, dan lebih dari 60% di antaranya merasa dapat menghasilkan hingga Rp5 juta apabila menjual semua barang tersebut.

Survei pasar preloved dari Carousell dirancang untuk mengungkap kebiasaan orang Indonesia ketika membeli dan menjual barang preloved secara online, terutama untuk kategori fashion, gadget, dan orang tua & anak-anak. Survei ini dilakukan terhadap 1.000 orang di wilayah Jabodetabek, berusia antara 20-40 tahun, dengan pendapatan bulanan di atas Rp5 juta.

Orang Indonesia menjual barang-barang preloved untuk membantu mencapai mimpi mereka. Menghasilkan uang tambahan adalah alasan paling populer bagi orang Indonesia untuk menjual barang-barang preloved (lebih dari 75%). Mayoritas orang Indonesia (lebih dari 70%) memilih untuk menabung hasil penjualan, diikuti dengan menyumbangkannya atau membelanjakannya untuk kerabat atau kenalan (lebih dari 67%), dan menggunakannya untuk liburan impian (lebih dari 40%).

Olivia Lautner, Associate Country Manager, Carousell Indonesia mengatakan, “Nilai pada barang-barang yang tidak terpakai bisa sangat signifikan. Menurut data internal Carousell, pengguna Carousell bisa menghasilkan rata-rata Rp7,7 juta dengan menjual barang-barang yang tidak terpakai, di mana jumlah ini bisa digunakan untuk membeli tiket perjalanan liburan impian ke Jepang atau Korea. Hal Ini mencerminkan penjualan preloved bisa menjadi tiket yang menjanjikan untuk memenuhi impian mereka.”

Bagi pengguna Carousell seperti Dian Sonnerstedt, seorang ibu rumah tangga yang telah menggunakan Carousell sejak 2016, pasar preloved bisa memberikan kesenangan tersendiri, terutama apabila ada pelanggan yang mengungkapkan kepuasan mereka atas kualitas produk miliknya. “Saya bisa menjual hingga 10 barang preloved per harinya, dan bahkan saya pernah menjual hingga Rp30 Juta dalam kurun waktu 3 bulan. Kesederhanaan aplikasi membuat saya termotivasi untuk mulai menjual barang di Carousell,” ujar Dian.

Membeli barang preloved bisa membantu Anda menikmati gaya hidup yang diinginkan tanpa mengeluarkan biaya banyak.

Pasar preloved yang berkembang pesat telah menjadi solusi yang lebih terjangkau bagi orang Indonesia untuk mengikuti tren terkini. Ketika membeli barang preloved, keinginan untuk menemukan produk langka atau barang unik menjadi motivasi utama bagi 72% orang Indonesia. Hal ini diikuti dengan keinginan untuk mendapatkan penawaran menarik. Elektronik dan gadget muncul sebagai barang terpopuler yang paling diminati kebanyakan orang Indonesia untuk dihidupkan kembali di pasar preloved, diikuti oleh fashion dan barang bermerek. Merek fashion paling populer di Carousell adalah Zara, Stradivarius, dan H&M, sedangkan merek elektronik yang paling banyak dicari adalah Samsung dan iPhone.

Sejak diluncurkan di Indonesia pada tahun 2014, Carousell telah menjadi marketplace paling populer di Indonesia untuk barang preloved, yang dibuktikan dengan pertumbuhan belanja preloved dalam beberapa tahun terakhir ini. Masyarakat Indonesia telah memanfaatkan kemudahan dalam membeli dan menjual barang preloved fashion, kesehatan & kecantikan, serta elektronik & gadget.

Olivia mengungkapkan, “Kami sangat berterima kasih kepada komunitas Carousell yang menginspirasi kami di Indonesia, dan semangat mereka untuk mengubah kebiasaan konsumsi. Mereka telah membantu kami mencapai lebih dari 80% pertumbuhan QoQ (Quarter on Quarter) dalam transaksi sepanjang kuartal pertama 2016, dengan lebih dari 7 juta barang terdaftar dan lebih dari 1,5 juta barang terjual pada Juni 2017. Kami menantikan pertumbuhan tren preloved di tahun 2018 di kategori terpopuler, merek, dan tentunya dorongan orang-orang untuk menjual harta karun yang tersimpan di rumah mereka.”