20170502_141144

 

Oleh: So Djin Gie, Vice President IT and Mobile Business, Samsung Electronics Indonesia  

Market ponsel premium pada 2016 sedikit menurun. Namun, dari sisi share dan pertumbuhan Samsung cenderung naik. Mencapai 22 persen. Untuk itu, tahun ini kami berupaya menggairahkan kembali pasar lewat Galaxy S8. Sejauh ini respons pre-order S8 sangat baik, 1,5 kali lebih besar dibanding S7.

Selain menggairahkan pasar, Galaxy S8 juga memberi pengalaman baru ke konsumen. Misalnya lewat Gear 360. Bahkan, menginspirasi segmen lain untuk melihat kemampuan smartphone premium itu seperti apa. Pada akhirnya di harapkan bisa mendorong konsumen untuk naik kelas ke ponsel premium.

Saat ini secara unit pasar premium kecil sekali. Lalu, bagaimana agar pasarnya bisa tumbuh? Tentu saja dengan mempercepat konsumen berganti ponsel. Caranya? Memberikan inovasi setiap waktu. Juga, memastikan konsumen membeli model lebih tinggi.

Kehadiran kompetitor di ponsel premium juga penting. Mereka memiliki dampak positif terhadap industri di segmen apapun. Mulai entry level, medium, hingga premium. Kompetisi yang sengit akan memicu inovasi jauh lebih cepat, serta memberikan pilihan lebih banyak kepada konsumen.

Nah, untuk bisa menang di semua segmen industri, vendor harus bisa fokus ke konsumen dan memenangkan hati mereka. Harus bisa mengerti kebutuhan konsumen secara mendalam. Harus kokoh dari sisi Research & Development (R&D), sisi teknis, sisi pemahaman, serta kebutuhan.

20170331_020816_HDRDari situ lantas dikeluarkan inovasi. Tapi, bukan asal inovasi. Lebih dalam lagi, inovasi yang sifatnya terobosan untuk memberikan pengalaman lebih dan berbeda. Nah, Galaxy S8 dan S8 Plus adalah bentuk komplet dari inovasi. Salah satunya lewat layar infinity display.

Jika dilakukan terus menerus, proses ini akan memenangkan hati konsumen. Dampaknya terlihat dari peningkatan market share dan bisnis. Tetapi kuncinya tetap bagaimana kita harus mengerti konsumen, memberikan produk yang mampu menjawab kebutuhan mereka.

Walau kelihatannya sederhana, namun kebutuhan konsumen terkadang sulit di artikulasikan. Itulah mengapa memahami konsumen jadi suatu tantangan sendiri. Hal-hal kecil seperti mengoperasikan ponsel dan kamera dengan satu tangan, bisa butuh jawaban yang sangat kompleks. Dari sisi hardware dan software. Jawaban itulah yang membedakan antara trendsetter dan market leader dengan kompetitornya. (*)