
Nama Galaxy punya sejarah panjang terhadap sukses Samsung di dunia. Apa dan bagaimana mereka bisa meraihnya?
Pada November 2011, Samsung meluncurkan iklan yang mengolok-olok Apple. Digambarkan bagaimana orang-orang yang sedang mengantre untuk mendapatkan iPhone tiba-tiba beranjak pergi karena melihat sesuatu yang dianggap lebih baik.
Sesuatu itu adalah Samsung Galaxy S II, yang pada saat itu memang memiliki layar lebih besar, serta prosesor lebih cepat dibanding iPhone 4S.
Samsung tidak hanya menggunakan strategi yang sama lewat iklan “I’m a Mac” dimana Apple mengolok-olok Microsoft pada awal 2000-an. Tapi, iklan Samsung itu secara tersirat menunjukkan ini: pemain baru yang berupaya mendobrak, dan melawan pemain dominan di industri.
Di akhir 2012, keuntungan global Samsung melonjak 76% karena pertumbuhan divisi mobile yang menyumbang profit paling besar. Bahkan, Samsung dianggap sebagai perusahaan dengan keuntungan terbesar di industri mobile setelah Apple.
Begitupun ketika Galaxy S4 dirilis pada 2013. Inilah satu-satunya ponsel Android yang antisipasinya tidak berbeda dengan iPhone. Persaingan Samsung dan Apple dianggap sebagai two horse race (balapan dua kuda).
Yakni, hanya dua kuda yang berada di depan untuk berebut posisi nomor satu. Keduanya meninggalkan rombongan kuda-kuda lainnya jauh di belakang. Saking jauhnya, seolah-olah pacuan itu diikuti dua kuda itu. Sedangkan partisipan lainnya hanya sebagai pelengkap.
Sayang, pada 2014, sukses Samsung tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya. Margin mereka turun 39%, sementara mereka menjual 6,2% ponsel lebih sedikit dibanding tahun sebelunya. Samsung menyalahkan persaingan di pasar smartphone yang kian gesit. Terutama kehadiran merek China seperti Lenovo dan Xiaomi yang kian agresif.
Namun, tahun ini, lewat kehadiran galaxy S6 Samsung merasa lebih optimistis. Model tersebut dianggap bisa mengganti kegagalan Galaxy S5 yang terjual 40% lebih sedikit dibanding Galaxy S4 yang mencapai 45 juta unit di seluruh dunia itu.
Saat dikenalkan pada Maret 2015 silam di Mobile World Congress (MWC) 2015, Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge sudah dipuji pada dua bidang ini: kualitas bodi dan teknologi kamera. Meski, baterai yang tidak bisa dilepas, ketiadaan MicroSD dan fitur anti-air jadi sorotan.
Meski demikian, Deutsche Bank menilai bahwa Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge yang masing-masing dibanderol Rp9 jutaan dan Rp11 jutaan itu diperkirakan akan terjual sebanyak 45 juta unit atau setara dengan Galaxy S4. Samsung berharap tetap menjaga kepemimpinan mereka di sektor mobile.
Kelahiran Galaxy
Pada 2008, Nokia masih mengakomodir 43,7 persen pasar smartphone global. Disusul Research in Motion (BlackBerry) dengan 16,6 persen dan Apple yang sekitar 8,2%. Samsung sama dengan vendor lain yang hanya bisa menciptakan smartphone generik yang tidak menarik bagi konsumen.
Tapi, setelah kemunculan Android, mereka akhirnya memberanikan diri untuk merilis ponsel yang berjalan pada platform tersebut. Toh, selain memiliki teknologi layar Super Amoled, mereka juga sudah biasa membuat chip sendiri.
Strategi yang dipilih adalah meninggalkan imej ponsel murahan. Mereka justru langsung mengincar Apple di kelas premium. Mereka butuh sub-brand untuk ponsel ber-OS Android yang sama mewahnya seperti Lexus pada Toyota. Maka, dipilihlah Galaxy. Pada Maret 2010, Galaxy S dirilis dan langsung sukses. Inila ponsel yang memiliki spesifikasi hardware yang mampu menandingi iPhone. Inilah awal sukses Galaxy.
Tapi, tetap saja saat itu Samsung masih dibelakang HTC yang sangat sukses dengan lini Android mereka. Para eksekutif Samsung di Korea dihadapkan pada dua pilihan untuk meraih target menjadi brand smartphone nomor satu di dunia dalam 5 tahun .
Pertama, langsung menghajar pesaing mereka bertahap seperti HTC, Motorola, BlackBerry, dan akhirnya Apple. Kedua, adalah langsung berfokus pada Apple. Risikonya besar: jika gagal membuat Samsung dipermalukan.
Tapi, kampanye “The Next Big Thing” mereka ternyata sukses besar. Untuk pertama kalinya setelah peluncuran iPhone, ada merek yang berusaha menciptakan persepsi bahwa ada smartphone yang lebih baik.
Mulanya, merek Galaxy dikritik sebagai “kopian” Apple. Tapi, perubahan dan penambahan fitur di setiap lini Galaxy berlahan membuat Samsung mampu menciptakan tren. Pada 2011, misalnya, lewat model Galaxy Note dengan layar 5,3 inci, Samsung mengenalkan terminologi baru baru di industri ponsel: phablet atau ponsel berlayar besar. Pada saat itu, layar iPhone 4S hanya 3,5 inci.
Pada 2014, phablet adalah kategori yang mendorong pertumbuhan smartphone di seluruh dunia. Ponsel 3.5 inci dan 4 inci menjadi terlalu kecil. Sedangkan 5 inci adalah layar yang dianggap “normal”. Bahkan, Apple pun mau tidak mau mengikuti tren phablet ini lewat iPhone 6 dan 6 Plus yang hadir dalam ukuran 4,7 inci dan 5,5 inci.
Ketika itu, Apple sudah mendapat sorotan karena minimnya inovasi yang dilakukan perusahaan paska wafatnya Steve Jobs. Sementara Samsung lewat Galaxy Note justru membuktikan bahwa phablet adalah kategori yang sangat renyah.
Tantangan dari Tiongkok
Samsung Galaxy S4 punya segudang fitur. Mulai eye tracking, touch-free controls, dan beberapa lainnya. Walau model tersebut dianggap paling sukses, tapi Galaxy S4 justru paling banyak menerika kritikan. Sebab, sebagian besar fitur yang diberikan itu tidak terpakai.
Lewat Galaxy S5, Samsung berupaya memperbaikinya. Semua fitur yang ada disederhanakan. Ditambahkan fitur seperti water-resistant dan kamera canggih. Teorinya, ponsel ini akan tetap jadi hits. Tapi, mereka salah.
Pasar ponsel telah berubah. Samsung tidak lagi bersaing dengan HTC, Nokia, atau BlackBerry. Namun, muncul persaingan keras dari Tiongkok. Perusahaan seperti Xiaomi ataupu OnePlus mendadak mengglobal lewat ponsel yang memiliki fitur tinggi namun dengan harga separuh dari Galaxy S5 ataupun iPhone. Bisa dibilang 2014 adalah tahunnya Xiaomi. Di China, Xiaomi terus menggerogoti pasar Samsung.
Nah, lewat Galaxy S6 dan S6 Edge pada 2015, Samsung mengambil langkah berbeda. Yakni membuat lini flaghship Galaxy menjadi sangat premium hingga hanya bisa disaingi oleh Apple iPhone 6 dan iPhone 6 Plus. Praktis hanya iPhone yang bermain di segmen harga Rp9 juta dan Rp11 jutaan. Nama “S” yang berarti Sukses di lini Galaxy rasanya masih belum akan terhenti.
Q1 2015, Samsung Ungguli Apple
Pengiriman smartphone global mencapai 345 juta unit di kuartal 1 (Q1) 2015. Samsung mengungguli Apple di posisi pertama.
- Samsung: 88,3 juta unit
- Apple 61,2 juta unit
- Lenovo 22,2 juta unit
- Huawei 17,3 juta unit
Evolusi Samsung Galaxy S
Melihat sepak terjang Samsung Galaxy S kita bisa melihat betapa cepatnya perkembangan teknologi yang ada pada smartphone.
Galaxy S yang diluncurkan pada 2010, misalnya, hanya memakai layar WVGA berukuran 4 inci (480 x 800 piksel) dan prosesor single core 1 GHz. Bandingkan dengan Galaxy S6 yang sudah dibenamkan layar 5.1 inci Quad HD (2560×1440 piksel) dan prosesor octa-core 64-bit.
Padahal, pada masanya, Galaxy S adalah smartphone tercepat dan tertipis (9.9 mm). Bahkan majalah Time menempatkan Galaxy S di daftar ”Top 10 Gadgets” pada 2010.
Keluarga flagship Samsung yang huruf “S” dibelakang berarti “Super Smart” ini juga sangat sukses penjualannya. Galaxy S terjual 25 juta unit, Galaxy S2 28 juta unit, dan Galaxy S3 50 juta unit, dan Galaxy S4 40 juta unit di seluruh dunia.
Lini produk Galaxy S tidak hanya menjadi standar smartphone Android premium, melainkan juga eksplorasi teknologi terbaru pada sebuah smartphone. Misalnya penggunaan layar Full HD pada S4 dan bentuk layar melengkung di Galaxy S6 Edge.
Nah, berikut ini adalah gambaran bagaimana Samsung merubah desain, fitur, serta spesifikasi pada keluarga Galaxy S mereka dalam lima tahun terakhir.
Samsung Galaxy S, 2010
Kamera 5 MP
Prosesor 1 GHz single core
Baterai 1.500 mAh
Terjual 25 juta unit global
Samsung Galaxy SII, 2011
Layar 4.3 inci Super Amoled Plus
Kamera 8 MP
Prosesor 1.2 GHz dual core
Baterai 1650 mAh
Terjual 28 juta unit global
Layar 4.8 inci HD Super Amoled
Kamera 8 MP
Prosesor 1.4 GHz quad core
Baterai 2.100 mAH
Terjual 50 unit global
Samsung Galaxy S4, 2013
Layar 4.8 Full HD Super Amoled
Kamera 13 MP
Prosesor 2.3 GHz quad core
Baterai 2.600 mAh
Terjual 40 juta unit global
Samsung Galaxy S5, 2014
Layar 5.1 inci Full HD Super Amoled
Kamera 16 MP
Prosesor 2.5 GHz quad-core/2.1 GHz Octa core
Baterai 2.800 mAh
Terjual 25 juta unit global (perkiraan)
Galaxy S6 dan S6 Edge, 2015
Layar Super AMOLED 5.1 inci (1440 x 2560)
Prosesor 1.5 GHz quad-core/ 2.1 GHz quad-core
Kamera 16 MP
Baterai 2.550 mAh
Terjual : belum diketahui
*diolah dari berbagai sumber