Simplisitas adalah kunci untuk memenangkan pertarungan dalam SAP untuk bisnis. Hal tersebut diungkapkan Head of Enterprise Solution Fujitsu Indonesia Andi Hadinoto. Menurut Andi, proses bisnis harus dijalankan dengan sederhana dan mudah.
Ia mencontohkan produk minuman siap saji Nu Green Tea keluaran ABC President yang tumbuh cepat dalam waktu singkat. ”Perencanaan produksi, pencatatan, pembelian bahan baku, penjualan, serta masuk ke accounting dilakukan dalam proses yang mudah,” ungkap Andi. ”Perusahaan juga mudah untuk go public karena sistem keuangan sudah sesuai standar,” ungkapnya.
SAP (System Application and Product in data processing ) adalah perangkat lunak (software) buatan Jerman yang digunakan berbagai perusahaan untuk mendukung integrasi proses bisnis. Dalam beberapa tahun terakhir, implementasi SAP di perusahaan-perusahaan Asia, termasuk Indonesia, gencar diimplementasikan.
Menurut Andi, Fujitsu Indonesia telah mengimplementasikan berbagai solusi SAP ke berbagai perusahaan sesuai kebutuhan. Ia mencontohkan implementasi modul Real Estate SAP kepada perusahaan penyedia dan penyewaan tower PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo).
”Software yang kita rancang dapat mengetahui secara spesifik jenis dan variasi rental yang diberikan Protelindo kepada para operator. Misalnya di sebuah tower XL Axiata menyewa perbulan, sedangkan Telkomsel pertahun. Semua kontrak dimenej dengan rapi dan terstruktur, terintegrasi dan saling mengoreksi,” ungkapnya. ”Sehingga perusahaan dapat mudah memonitor apa yang terjadi dengan tower. Mulai penagihan dan kontrak, hingga notifikasi,” paparnya.
Dengan simplisitas solusi SAP pula perusahaan seperti Sunfresh mampu menurunkan sumber daya (manusia, kertas, dan transportasi) hingga 30 persen. ”Laporan keuangan perusahaan juga lebih lancar,” beber Andi. ”Kami mendengar, memahami, serta mendesain proses yang paling tepat bagi perusahaan,” tambahnya.
Bahkan, proses pendekatan yang dilakukan oleh Fujitsu Indonesia kepada klien bisa berlangsung berbulan-bulan. ”Ada klien yang sudah tahu SAP, ada yang belum.
Karena itu, kami dengarkan dulu poin utama kebutuhan klien seperti apa sebelum menentukan solusi yang tepat untuk mereka,” ungkap Andi.
Ia juga mengakui bahwa banyak perusahaan besar di Indonesia masih belum sadar akan manfaat SAP. ”Terkadang ketika perusahaan semakin tumbuh, mereka tidak sadar bahwa proses bisnis harus berubah,” ungkapnya. Padahal, lanjut Andi, jika perusahaan semakin membesar dan berencana go public, penggunaan SAP akan membuat perusahaan menarik di mata investor. ”Sebab, keuangan di perusahaan menjadi transparan,” tambahnya.
SAP di Indonesia
SAP merupakan software Enterprise Resources Planning (ERP) berupa tools IT dan manajemen yang membantu perusahaan merencanakan dan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari, agar kegiatan operasionalnya dapat dilakukan lebih efisien dan efektif.
Layanan Serupa:
Oracle, Microsoft Dynamics, dan iBusiness Suit.
2015, Fujitsu Fokus ke Pendidikan
Sektor pendidikan menjadi fokus utama Fujitsu Indonesia pada 2015. Managing Director, Fujitsu Indonesia Achmad S Sofwan menilai, industri pendidikan memiliki manajemen yang sangat kompleks sehingga membutuhkan infrastruktur TI yang kuat dan akomodatif.
Menurut Achmad, solusi Fujitsu diklaim mampu menjadikan sekolah atau universitas tidak saja dapat mengelola administrasinya dengan baik, juga mampu membangun sistem belajar-mengajar yang benar-benar berorientasi kepada optimalisasi kualitas pengajar, materi belajar-mengajar, serta siswa. ”Solusi Fujitsu Education Solution dapat diimplentasikan oleh pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi,” ungkap Achmad.
Country Head Application Service Fujitsu Indonesia Made Sudharma mengatakan, pemanfaatan ICT oleh pelajar hanya tinggal menunggu waktu. ”Di SMPN 1 Jakarta sudah ada proyektor dimana siswa harus mempresentasikan tugas mereka didepan kelas menggunakan notebook atau tablet,” paparnya.
Melalui penerapan solusi Fujitsu Education Solution, Made menyebut bahwa sekolah mampu mengidentifikasi kebutuhan dari masing-masing siswa, menganalisanya, dan memberikan solusi terbaik dengan pendekatan personal.
”Dengan pendekatan berbasis analisa data yang terintegrasi dan akurat, lembaga pendidikan dapat melihat situasi dan kondisi siswa, keaktifan mereka dalam mengikuti mata pelajaran atau perkuliahan, daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan, minat siswa, problem yang mereka sedang hadapi, serta kelebihan dan kekurangan masing-masing siswa,” papar Made panjang lebar.
Selanjutnya, ia menuturkan, data tersebut dapat dijadikan landasan dalam memberikan solusi pengajaran yang tepat dan efektif yang sesuai dengan kebutuhan. Pendekatan ini membantu lembaga pendidikan dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki masing-masing individu.
”Pengajar juga dimungkinkan untuk melakukan evaluasi mandiri karena platform yang disediakan mampu mendukung setiap proses pengajaran, mulai persiapan, penerapan hingga evaluasi,” ungkap Made lagi. Kemampuan mengintegrasikan dan menganalisa data dari berbagai departemen untuk selanjutnya diolah menjadi pendekatan yang komprehensif.
Made mengakui, disparitas ICT di sektor pendidikan di Indonesia masih sangat tinggi. Menurutnya, ada sekolah yang ”mature” dalam dunia ICT, tapi banyak juga guru yang literasi teknologinya masih sangat rendah.
”Karena itu, cara pendekatan pun harus dipikirkan. Jangan sampai solusinya terlalu tinggi sehingga tidak dapat digunakan. Karena sebagus apapun sistem, tapi kalau tidak ada keinginan dari akademisi untuk memakainya, maka percuma,” paparnya.