
Setelah jadi miliuner muda karena perusahaan PayPal yang didirikannya dibeli oleh eBay, Elon Musk tidak menginvestasikan jutaan dollar uangnya untuk membuat jejaring sosial. Namun, pria yang kini memiliki kekayaan USD12,7 miliar itu justru membuat tiga perusahaan sekaligus.
Perusahaan pertama adalah Tesla Motors yang membuat supercar bertenaga listrik. Tesla kini telah menjual mobil listrik mereka ke seluruh dunia. Model S, misalnya, tahun lalu diimpor ke Indonesia dengan banderol Rp1,8 miliar-Rp2 miliar.
Perusahaan kedua adalah Space Exploration Technologies (SpaceX) yang mengembangkan sekaligus menerbangkan wahana luncur antariksa (roket). Roket milik SpaceX telah dikontrak NASA untuk membawa kargo ke Stasiun Luar Angkasa.
Yang ketiga, Elon mendirikan SolarCity, perusahan yang menyalurkan sistem tenaga surya terbesar di Amerika Serikat.
Kamis (30/4) silam, Elon kembali membuat inovasi luar biasa. Melalui perusahaan Tesla Energy, Elon menciptakan produk yang akan mengubah kehidupan manusia. Yakni baterai yang menyimpan tenaga surya untuk mentenagai rumah. Harapan Elon suatu saat nanti listrik yang ada di rumah benar-benar bisa ditenagai oleh baterai dan tidak lagi menggunakan bahan bakar dari fosil seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam.
Memiliki baterai bertenaga surya yang bisa menyediakan listrik untuk rumah tinggal terlihat seperti mimpi. Tapi, jika hal itu datang dari orang yang menciptakan mobil listrik dan mengirim roket ke luar angkasa, mimpi itu pun menjadi kenyataan.
Baterai Penyimpan Tenaga Surya
Kamis (30/4) malam di Los Angeles, CEO Tesla Motors Elon Musk mengumumkan kehadiran ”Tesla Energy”. ”Tesla Energy” dideskripsikan sebagai rangkaian baterai untuk rumah tinggal dan perkantoran, bertujuan menyediakan ekosistem energi bersih dan mengurangi ketergantungan dunia terhadap bahan bakar fosil.
”Tesla bukan sekadar perusahaan automotif,” ungkap Elon. ”Tapi, perusahaan energi inovatif. Tesla Energy menjadi langkah penting untuk mewujudkan sumber tenaga zero emission,” tambahnya.
Elon beranggapan bahwa tenaga surya akan menjadi cara terbaik untuk mengatasi ketergantungan dunia terhadap bahan bakar fosil seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam, serta dampak buruk CO2 di atmosfir. ”Kita memiliki reaktor fusi yang sangat berguna, namanya matahari,” ungkap Elon tersenyum.
Problemnya, matahari tidak bersinar pada malam hari. Karena itu, butuh alat untuk menyimpan tenaga yang dihasilkan oleh panel surya. Padahal, teknologi baterai yang ada saat ini menurut Elon, ”payah”.
Lebih lanjut, Elon menyebut bahwa baterai yang dibuat oleh Tesla Energy ini akan mampu menyimpan energi matahari dengan maksimal. Namanya, Powerwall. Energi matahari yang disimpan di Powerwall itu diharapkan bisa men-supply listrik dirumah, misalnya ketika lampu mati atau disaat daya berlebih.
”Bentuknya indah sekali. Seperti sebuah patung. Bahkan ada banyak pilihan warna,” ungkapnya Elon.
Powerwall terdiri dari lithium-ion battery pack Tesla, liquid thermal control system dan perangkat lunak yang menerima perintah dari solar inverter. Baterai tersebut dapat dengan mudah dipasang di dinding dan diintegrasikan dengan kotak MCB di rumah. ”Dengan demikian maka konsumen bisa menghasilkan energi listrik sendiri untuk rumah mereka,” papar Elon.
Ketika Powerwall menyasar rumah tinggal, maka Tesla Energy juga menyiapkan baterai untuk kantoran dengan skala yang lebih besar. Namanya Powerpacks. Powerpacks ini dapat dipasangkan berjejeran, sesuai dengan kebutuhan listrik yang diperlukan. Menurut Elon, dengan 160 juta Powerpacks, seluruh Amerika dapat diubah menjadi sumber energi ramah lingkungan yang dapat diperbarui.
Powerwall dan Powerpack akan dibandung di pabrik Tesla di Fremont. Saat ini Elon juga tengah membangun Gigafactory senilai USD5 miliar di Nevada. ”Kedepannya akan lebih banyak Gigafactory yang dibangun,” ungkapnya.
Di masa depan, bukan tidak mungkin teknologi baterai Tesla ini dapat diperuntukkan untuk skala lebih luas. Misalnya kawasan atau rumah yang tidak terjangkau listrik. Inilah penemuan yang mungkin akan mengubah kehidupan manusia.
Mengganti sumber energi fosil menjadi energi ramah lingkungan, seperti halnya perjalanan luar angkasa, adalah sesuatu yang rasanya tidak mungkin dilakukan. Tapi, Elon percaya hal itu bisa terjadi, dan ia sudah membuktikannya. ”Untuk mewujudkannya, kami butuh bantuan dari banyak perusahaan lainnya,” papar Elon.
Tesla sebenarnya tidak sendirian masuk ke pasar baterai bertenaga surya ini. Karena Samsung sudah lebih dulu menjual unit penyimpanan tenaga surya yang disebut ESS dan bisa mentenagai rumah atau kantor. Adapun startup asal Swiss bernama Alevo baru saja mendapatkan pendanaan senilai USD1 miliar di bidang yang sama.
Sumber Listrik Alternatif Tesla
Ditujukan untuk rumah tinggal. Harganya USD3500 untuk tipe 10kWh dan USD3000 untuk 7kWh (belum termasuk inverter dan pemasangan). Total 9 Powerwall dapat dipasang berderet hingga 90kWh.
Powerpack
Powerpack memiliki tenaga 100kWh , dapat ditumpuk hingga tidak terbatas untuk mentenagai sebuah pabrik, bahkan sebuah kota.
Pabrik Raksasa
Tesla bersama Panasonic sedang membangun Gigafactory atau pabrik raksasa senilai USD5 miliar di Nevada. Targetnya adalah untuk membangun 500 ribu mobil pada 2020, serta jutaan baterai li-ion.
Siapa Elon Musk?
QUOTE:
“Kita perlu mencari cara bagaimana bisa mendapatkan sesuatu yang kita sukai tanpa harus memberikan dampak buruk terhadap lingkungan,”.
Lahir : 28 Juni 1971 di Pretoria, Afrika Selatan
Pekerjaan: Pendiri x.com dan Paypal
CEO dan CTO SpaceX
CEO dan Arsitek Produk Tesla
Chairman SolarCity
Keluarga: Justine Musk (2000-2008)
Talulah Riley (2010-2014)
Anak: Damian Musk, Xavier Musk, Griffin Musk, Nevada Alexander Musk, Saxon Musk, Kai Musk
Kekayaan: USD12,7 miliar (Mei 2015)
- Elon Musik menganggap ada tiga masalah utama yang menentukan masa depan manusia. Pertama internet, kedua energi ramah lingkungan, dan ketiga adalah internet.
- Tingginya biaya ke luar angkasa, menurut Elon, karena birokrasi. Tujuannya adalah membuat akses ke luar angkasa lebih mudah dan terjangkau lewat SpaceX.
Berikut ini adalah presentasi Elon Musk saat merilis Tesla Enery: