HAELTahun ini juga Google mulai menjalankan program percontohan Project Ara di pulau kecil Puerto Rico, AS, semester kedua tahun ini. Project Ara adalah ponsel modular yang bagian-bagiannya bisa ditukar. Tujuannya agar setiap konsumen bisa memiliki ponsel yang fiturnya benar-benar ia gunakan dan butuhkan.

Misalnya ingin baterai yang lebih besar atau kamera lebih canggih. Hanya perlu menukar modul seperti kamera, prosesor, memori, bahkan sensor tertentu seperti pengukur gula darah. Total ada 20 modul-30 modul yang bisa dipilih. Dipasangnya semudah memasukkan MicroSD ke ponsel.

Project Ara ibarat komputer rakitan dimana konsumen bisa merancang komputer sesuai bujet dan kebutuhannya. Apakah ingin membuat komputer dengan fitur biasa saja, atau malah supercanggih.

Program percontohan di Puerto Rico itu, menurut analis Gartner Jon Erensen akan menjawab pertanyaan ini: apakah peminat smartphone modular hanya terbatas pada pehobi atau justru bisa menarik konsumen yang lebih luas? Tentu saja, tujuan Google membuat Project Ara adalah menjadikannya sebagai handset yang bisa menarik 5 miliar orang di dunia yang belum memiliki smartphone.

Puerto Rico sendiri memiliki karakter yang sangat mirip dengan Indonesia. Pulau kecil itu padat penduduk, 75% akses internet dilakukan melalui ponsel, sementara merek ponsel yang beredar disana juga sangat bervariasi.

Jika Project Ara sukses diterima masyarakat luas di Puerto Rico, maka besar kemungkinan akan sukses pula di pasar Indonesia. Kita berharap saja generasi baru ponsel ini bisa dipasarkan secara global pada 2016 dan mengikutsertakan Indonesia di dalamnya.

google-project-ara