HermawanPeluang bagi Para Makers

Tingginya penetrasi perangkat mobile seperti tablet dan smartphone ternyata memberikan banyak peluang terhadap industri kreatif di Indonesia. Peluang bisa muncul dari membuat aplikasi untuk smartphone seperti yang sudah banyak dilakukan oleh developer.

Peluang lainnya juga muncul ketika orang bisa menciptakan produk dan langsung menjualnya lewat toko online di internet atau memanfaatkan sosial media seperti Facebook dan Instagram.

Fenomena ini lantas memunculkan apa yang disebut dengan makers. Mereka adalah anak-anak berusia muda yang sangat inovatif. Gerakan makers ini dipicu oleh Gen Y yang sudah sangat terbiasa dengan teknologi. Mereka ini selalu terkoneksi, dan selalu ingin menciptakan sesuatu yang baru.

Lihat saja anak-anak kita yang begitu lahir langsung bisa memencet-mencet tablet. Ada saja yang bisa mereka lakukan disana. Belakangan movement makers ini semakin terlihat. Para makers lahir dengan kemudahan akses untuk mendapatkan informasi dan sumber daya untuk mewujudkan sesuatu.

Seandainya mereka memiliki sebuah ide, ide itu hanya tinggal dibawa ke internet. Ada banyak sekali situs crowdsourcing atau crowdfunding yang bisa mereka gunakan agar seluruh orang di dunia bisa chip in dan membantu mewujudkan ide mereka apapun bentuknya.

Para makers ini sudah memiliki tools dan semua yang dibutuhkan untuk menciptakan sesuatu. Karena itu, sekarang lah saatnya mereka harus mencipta. Entah itu mencipta konten, atau memecahkan masalah.

Ketika menjadi salah satu juri di Gemastik (Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang TIK) di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta belum lama ini, saya terpesona dengan inovasi yang dilakukan mahasiswa dalam bidang hardware maupun software.

Salah satu makers membuat dispenser dengan teknologi sensor sidik jari. Sebelum minum, sidik jari kita di-scan, setelah itu dispenser akan mengisi otomatis berapa mililiter volume air yang harus diminum. Berapa gelas yang harus dan belum kita minum dapat dilacak melalui aplikasi mobile.

Para makers tidak perlu membuat teknologi yang rumit. Tapi, teknologi sederhana yang mampu memecahkan masalah keseharian. Bayangkan jika ada perusahaan air minum tertarik dan berniat menjadikannya sebagai produksi masal. Sekali lagi, ini peluang besar buat mereka. (*)