dccf48a0-1f39-11e3-9b18-0edf429ca16a_uberPenggunaan teknologi untuk memesan taksi dinilai memberikan keamanan lebih. Apa dan bagaimana?

Kehadiran transportasi publik yang aman, nyaman, dan tepat waktu menjadi tuntutan di kota besar seperti Jakarta yang memiliki mobilitas tinggi. Taksi menjadi alternatif transportasi umum yang diminati seiring meningkatnya pendapatan taraf hidup masyarakat.

Maka industri taksi di Jakarta pun bergairah. Bahkan, belum dianggap cukup atau memadai. Ketika Siangapura dengan 5,4 juta memiliki 45 ribu taksi, Jakarta dengan 14 juta orang (siang hari) hanya punya 37 ribu taksi.

Hal ini memberikan dua dampak. Positifnya perusahaan taksi terus meningkatkan armadanya, berusaha mengisi kebutuhan pasar dan mengambil ceruk pasar menjanjikan. Tapi, di sisi lain hal ini memunculkan berbagai perusahaan taksi abal-abal dan bahkan dimanfaatkan oknum untuk berbuat jahat.

Memanfaatkan Teknologi

Lalu, bagaimana solusinya? Bisakah pengguna memesan taksi dengan mudah, sekaligus menjamin bahwa pengemudi taksi tidak berniat buruk? Jawabannya, bisa.

Blue Bird Group Taxi Mobile Reservation yang sudah dirilis sejak 2011 kini tersedia di semua platform. Baik itu iOS, Android, Windows Phone, serta BlackBerry. Reservasi menggunakan aplikasi mobile tersebut mencapai 6.000-9.000 setiap hari, karena sangat mudah. Tinggal klik beberapa kali, maka taksi BlueBird akan menuju lokasi pengguna.

Walau terlambat, perusahaan taksi seperti Express yang berbodi putih juga sudah merilis aplikasi reservasi khusus untuk perangkat Android. Aplikasi Express Now diluncurkan pada Agustus 2014 silam.

Selain kedua perusahaan lokal itu, Indonesia juga ”diinvasi” oleh produk teknologi pemesanan taksi mobile Uber asal San Francisco dan GrabTaxi yang didukung oleh Temasek Holdings Singapura dan Softbank asal Jepang. Keduanya baru masuk ke pasar Indonesia tahun ini.

Pendiri dan CEO GrabTaxi Anthony Tan mengklaim bahwa selain mudah digunakan, keamanan juga menjadikan GrabTaxi sebagai aplikasi favorit. Saat ini aplikasi tersebut telah digunakan di 17 negara dengan 250.000 pengguna aktif bulanan.

Jika GrabTaxi menghubungkan pengguna transportasi umum langsung ke sopir taksi, Uber menawarkan kerjasama lebih kompleks. Mereka menggandeng perusahaan rental mobil yang telah mengantongi izin resmi, mengambil profit dari pembayaran yang hanya dilakukan lewat kartu kredit langsung dari aplikasi.

Mengutamakan Keamanan

UberLUX-1024x525Karun Arya, Communication Lead South Asia Uber mengatakan, Uber yang telah beroperasi di 250 kota dan 51 negara selalu mengedepankan keamanan. ”Keamanan adalah prioritas terdepan kami, dinegara manapun Uber beroperasi,” ujar Karun. Bukan hanya pengemudi yang telah berijin dan berpengalaman, lewat aplikasi itu penumpang juga bisa mengakses menu “share my ETA (estimated time of arrival)”.

Menu tersebut memungkinkan penumpang membagikan data perjalanan serta perkiraan waktu kedatangan kepada teman atau keluarga sehingga mereka dapat mengikuti perjalanan penumpang secara real-time melalui aplikasi.

Sebelum masuk ke dalam kendaraan pun calon penumpang bisa langsung melihat nama, foto, serta detil kontak pengemudi beserta plat nomor kendaraan. ”Uber memiliki sistem kontrol transparan. Pengemudi, misalnya, mendapat penilaian (rating) langsung dari penumpang. Perusahaan rekanan kami juga harus memenuhi syarat-syarat khusus yang kami ajukan,” papar Karun.

Ia juga mengungkap, semua kendaraan di Jakarta yang beroperasi di dalam platform Uber telah terdaftar dalam perusahaan rental dengan asuransi komersial penuh yang telah diinspeksi oleh Uber, mengikuti semua persyaratan registrasi dan perijinan, serta terdaftar di Dishub.

Karena itu, ia mendorong agar lebih banyak pengguna mengunduh aplikasi dan mecoba langsung pengalaman menggunakan layanan Uber. ”Kami menerima respons yang sangat baik di Indonesia. Bahkan, melebihi ekspektasi,” papar Karun.

Pihak Uber juga mengaku sangat terbuka untuk dapat bekerja sama dengan pemerintah dalam mempromosikan moda transportasi umum yang aman,efisien, dan mudah digunakan. danang arradian

Taksi di Indonesia

Potensial

Potensi pendapatan industri taksi di Indonesia diperkirakan mencapai Rp11 triliun pada 2015, meningkat 50,54% dibanding 2011 yang sekitar Rp5 triliun.

Kebutuhan

Kebutuhan transportasi publik di kota-kota besar terus meningkat, seiring jumlah masyarakat kelas menengah naik karena ekonomi nasional terus tumbuh.

Penetrasi Teknologi

Kehadiran teknologi di layanan transportasi umum seperti taksi telah menciptakan pasar baru yang diperkirakan akan terus membesar.

Bersaing di Layanan

Berikut ini adalah sejumlah perusahaan teknologi yang dalam beberapa tahun mendapatkan pendanaan luar biasa besar dan melakukan ekspansi luar biasa ke berbagai negara.

Uber

uberLayanan ride-sharing terbesar di AS.

Lyft

lyft-miami-logoPesaing terbesar Uber.

SideCar

sidecar_logo_580-100029451-largeBerada di posisi ketiga setelah Uber dan Lyft.

GrabTaxi

Horizontal Green-01Bermula di Malaysia (MyTeksi), layanan GrabTaxi kini berkembang ke Asia tenggara.

Easy Taxi

Easy-Taxi-LogoDimiliki oleh Rocket Internet, aplikasi ini menghubungkan perusahaan taksi dengan penumpang untuk mendapat komisi.