Qualcomm_Mobil Anda Selanjutnya Ponsel Pintar dengan Berat 1500 kgLaju perkembangan teknologi seharusnya dapat memperbaiki hubungan antara manusia, mobil, serta kegiatan mobilitas itu sendiri. Tapi, seberapa dekatkah kita dengan solusi mobilitas cerdas, dimana teknologi tidak hanya meningkatkan kenyamanan, namun juga memperhitungkan keamanan pengendara serta lingkungan sekitarnya?

Indonesia International Motorshow (IIMS) 2014 dapat dijadikan tolak ukur perkembangan teknologi seperti apa yang bisa kita, konsumen Indonesia, rasakan dalam sebuah mobil.

Eksistensi teknologi di dunia automotif dalam beberapa tahun terakhir ini memang semakin mengedepan.

”Ketika mendesain dashboard Honda HR-V, saya selalu mengingat smartphone,” ujar Large Project Leader Honda HR-V Naohisa Morishita di IIMS 2014. Di smartphone, Naohisa-san melanjutkan, seluruh navigasi dioperasikan lewat sentuhan.

Itulah alasan mengapa fitur pendingin udara (AC) dan Electric Parking Brake pada Honda HR-V ia rancang untuk dapat dioperasikan lewat ujung jari. ”Supaya pengemudi merasakan navigasi senyaman smartphone,” ujarnya.

Impelementasi teknologi dalam sebuah mobil memang dapat meningkatkan sektor kenyamanan maupun keamanan secara signifikan.

Bayangkan betapa nyamannya jika sebuah mobil sudah terkoneksi internet berkecepatan tinggi. Pengemudi bisa langsung mengakses Google Maps di layar head unit, mengganti fungsi CD dengan streaming lagu dari internet, bahkan menjadikan mobil sebagai Wi-Fi hot spots untuk smartphone.

Sentuhan teknologi di sektor keamanan pun tidak kalah masif. Sebut saja fitur ”driver assistance” seperti voice-recognition (pengenal suara) yang akan menjaga pandangan pengemudi tetap kedepan, sambil tetap bisa melakukan fungsi seperti membalas SMS atau menavigasikan GPS ke tujuan tertentu.

Co-founder Google Sergey Brin bahkan punya mimpi jauh kedepan terhadap sinergi teknologi di mobil. Ia memimpikan driveless car atau mobil yang dikendalikan komputer sudah siap mengaspal dalam beberapa tahun kedepan.

Saat ini pun impian Brin sudah mendekati kenyataan. Mobil tanpa awak Google yang diujicobakan di kawasan Mountain View, California, sudah menempuh jarak 1,1 juta km. Mobil itu memiliki otak komputer yang mampu membedakan obyek seperti pejalan kaki atau pengendara motor, bahkan membaca rambu-rambu lalu lintas.

Smartphone 1,5 Ton

Semakin tingginya penetrasi smartphone di dunia memunculkan pertanyaan besar ini: bagaimana jika mobil bisa dibuat sama pintarnya dengan smartphone? Bagaimana jika teknologi di smartphone dapat diinjeksikan ke dalam sebuah mobil?

Nah, jawaban akan pertanyaan itu sudah mulai terlihat di pameran Mobile World Congress (MWC) 2014 awal tahun ini. Qualcomm, pemimpin pasar chipset smartphone itu, menegaskan bahwa “sektor automotif akan menjadi area pertumbuhan terbesar selanjutnya” setelah smartphone dan tablet.

”Integrasi sistem operasi seperti Android ke lingkungan automotif sangat menarik, karena ekosistem aplikasi Android yang sangat kaya,” tegas Nakul Duggal, Vice President Product Management Qualcomm.

Pihak Qualcomm sudah menciptakan chip khusus untuk mobil lewat solusi yang disebut Snapdragon Automotive Solutions.

Bagian dari platform tersebut adalah Snapdragon 602A, prosesor yang mampu menampilkan grafik tajam dan beresolusi tinggi, memiliki fitur pengenalan wajah, gerak, dan suara, mampu memproses file audio high quality, juga mendukung kamera dan layar high definition. Inilah chip yang akan mengotaki in-car entertainment system di dalam mobil.

Sebagai pendukungnya, Qualcomm juga mengenalkan modem yang disebut Gobi 3G/4G LTE yang memungkinkan sebuah mobil dapat terkoneksi jaringan 3G dan LTE.

Kedua chip itu membuat mobil bisa disebut sebagai smartphone seberat 1.500 kg. Selain sudah memiliki sistem operasi dan bisa menjalankan aplikasi, juga dapat terkoneksi ke internet. Dampaknya, masif!

Chip Qualcomm tersebut akan mentenagai digital instrument cluster dan multimedia head unit di mobil. Ini memungkinkan pabrikan mobil membuat layar yang ada di head unit mobil tak ubahnya smartphone atau tablet.

Misalnya menampilkan peta dalam bentuk 3D yang dinavigasikan dengan sentuhan, merender informasi dan konten dalam grafik yang kaya, mengenali perintah suara atau gerak, mengetahui posisi mobil (geolocation), melakukan update software di dalam mobil secara over-the-air (OTA), bahkan ini: analisa data mobil berbasis cloud.

Ya, kemungkinan penggunaan chip tersebut untuk mendukung sektor keamanan di mobil sangat luas. Analisa data mobil berbasis cloud, misalnya, dapat digunakan oleh pabrikan untuk menganalisa produk mereka.

Pengembang aplikasi juga dapat menciptakan berbagai aplikasi yang bisa membuat mobil ataupun penumpang lebih aman. Misalnya mendeteksi cara mengemudi untuk memberi peringatan ketika lelah, dan lainnya.

Yang lebih penting lagi, pemanfaatan teknologi ini tidak akan terbatas pada sistem infotainment semataa. Tapi, menurut Nakul Duggal, kedepannya juga dapat menyentuh engine control unit (ECU). Misalnya untuk mengontrol tenaga hingga torsi.

”Teknologi ini akan merevolusi industri automotif. Membuat mobil maupun pengendara semakin cerdas,” tambah Duggal, yang menyebut bahwa Qualcomm telah bekerja sama dengan vendor seperti QNX Software, Android, OpenGL ES, HTML5, serta berbagai pabrikan mobil.

Terus Digemakan

Implementasi ”teknologi smartphone” di mobil mungkin baru akan terwujud pada 2-3 tahun mendatang. Meski demikian, wacana teknologi mobil yang semakin cerdas dan aman tidak berhenti bergema di perhelatan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2014.

Di booth milik Honda, misalnya, kita bisa melihat langsung cara kerja fitur Lane Watch milik All New Honda Accord. Fitur keselamatan itu dirancang untuk memperluas jangkauan visibilitas pengendara..

Tampilan blind spot di samping kiri kendaraan akan terlihat di layar i-MID (intelligent multi-information display) mobil dan aktif secara otomatis jika tuas sinyal berbelok ke kiri diaktifkan. Fitur tersebut baru saja mendapat penghargaan Safety Technology di ajang ASEAN NCAP Grand Prix.

Teknologi canggih terkait keamanan juga ditunjukkan oleh aksesori Mobileye Collision. Inilah aksesoris yang berfungsi sebagai ”mata ketiga” pengendara, karena akan terus-menerus memantau situasi jalan raya. Produk seharga Rp14,5 juta yang dapat dipasang dengan mudah di mobil itu dapat memberi tahu potensi tabrakan dengan kendaraan bermotor dari depan hingga 2,7 detik sebelum tabrakan. Sehingga ada cukup waktu bagi pengemudi untuk bereaksi.

Perangkat lainnya, No Doubt Smart Control, menghubungkan smartphone dengan mobil. Alat tersebut bisa membatasi kecepatan mobil agar pengemudi tidak ngebut, bahkan menyalakan dan mematikan mesin dari jarak jauh. Semua fungsi itu dilakukan lewat smartphone.

Tapi, bayangan akan mobilitas cerdas itu sendiri terasa paling bergema di booth milik Toyota. Utamanya melalui mobil konsep FV-2 atau Fun Vehicle-2 yang mengusung konsep personal mobility. Inilah prediksi mobilitas cerdas di masa depan yang tidak harus selalu dilakukan bersama-sama, namun bisa hanya satu orang saja. Mobil bertenaga listrik tersebut dikendarai dalam keadaan berdiri dan dikemudikan dengan gerak tubuh, seperti sebuah Segway.

Toyota FV2 memang menjadi bagian dari luasnya definisi akan mobilitas yang cerdas ataupun mobil yang pintar. Yang pasti, dalam waktu dekat hubungan antara smartphone dan teknologi dengan mobil akan semakin terajut dengan baik.