SONY DSCKetika sebuah smartphone mampu memutar format file musik beresolusi tinggi (high resolution audio), tanpa disadari ekosistem audiophile baru berlahan mulai terbentuk di Indonesia. Yakni, keinginan untuk menikmati musik dalam bentuk terbaiknya.

Mungkin banyak yang tidak sadar bahwa LG sudah membenamkan chip khusus di smartphone LG G2 yang dirilis pada 2013 silam. Chip WM5102S buatan Wolfson Microelectronics itu memungkinkan ponsel memutar format file audio 24-bit, 192 kHz.

Mendengarkan musik di format tersebut diibaratkan seperti menonton film Blu-ray di HD TV. Itulah yang disebut musik berdefinisi tinggi, sebuah format lagu yang mendekati kualitas rekaman seorang artis di studio, berada di strata lebih tinggi dari rekaman CD (16-bit, 44.1 kHz).

LG G2 memang menjadi smartphone pertama di pasar yang mampu memutar file musik berdefinisi tinggi 24-bit/192kHz. Tahun ini, hampir semua smartphone premium merek lain sudah mengusung fitur yang sama. Mulai Huawei Ascend Mate 7, iPhone 6, HTC One M8, hingga Samsung Galaxy S5 dan Galaxy Note 3 dan 4.

”Semua vendor (smartphone) kini menuju musik 24 bit,” ujar Sugiono Wiyono Sugialam, Presiden Direktur dan CEO PT Trikomsel Oke Tbk. ”Tren ini tidak akan berhenti. Model-model ponsel yang diluncurkan tahun ini saja sudah mendukung, apalagi tahun depan,” tambahnya.

Peranti Pendukung
SONY DSCKemampuan smartphone untuk memutar format audio 24 bit tentu tidak maksimal jika tidak didukung oleh perangkat yang tepat. Misalnya penguat frekuensi audio
seperti amplifier ataupun headphone high end agar dapat mengantar suara yang sesuai.

Nah, sinergi antara smartphone dengan personal audio high end itu terlihat di pameran Ultimate Sound Fair (USF) yang berlangsung di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, 26-27 September 2014 silam.

USF digelar untuk memenuhi keinginan pecinta high end personal audio di Indonesia untuk melihat dan mencoba langsung produk personal audio dari berbagai merek ternama.

Total, ada 17 merek yang ikut serta. Mulai vendor umum seperti Philips, Sennheiser, Shure, dan Sony, hingga merek yang akrab di kalangan audiophile. Misalnya Astell&Kern, Audeze, Audio-Technica, Aurisonics, Beyerdynamic, Crystal Cable, Dita, Final Audio Design, Grado, Harman/Karon, Jerry Harvey, Pendulumic, hingga Westone.

Komunitas penikmat audio high end di Indonesia, menurut Sugiono Wiyono, bertambah pesat sejak dikenalkannya berbagai produk baru personal audio. Misalnya custom made in-ear-monitor (IEM), berbagai merek portable amplifier, serta high quality cables.

“Musik adalah bahasa universal. Konsumen tidak melihat video yang sama tiga kali sehari. Namun, mereka bisa mendengarkan lagu Chrisye hingga 5 kali dalam semalam,” katanya.

Memasyarakatkan Audio High End
SONY DSCMulai Oktober 2014 mendatang, perusahan distributor dan peritel produk telekomunikasi Trikomsel akan mulai memasarkan berbagai produk personal audio high end di gerai mereka. Antara lain Okeshop, Global Teleshop, serta berbagai toko yang menjadi rekanan Trikomsel yang jika ditotal mencapai 1000 outlet di seluruh Indonesia itu.

”Ini akan jadi bisnis baru bagi Trikomsel,” ungkap Sugiono. Pihaknya akan membagi berdasarkan rentang harga. Yakni dibawah USD200 untuk entry level, USD200-USD500 untuk menengah, dan diatas USD500 untuk high end. ”Segmentasinya tergantung pada lokasi,” ungkapnya. Pertama kali di dijual di Soundwave (soundwave.co.id) di mal kelapa gading 3 pertengahan Oktober.

Memang, USD200 untuk sebuah head phone mungkin terhitung mahal bagi konsumen di Indonesia. Namun, Sugiono mengaku tidak ingin berkompromi jika menyoal kualitas. “Perangkat yang lebih murah tidak akan mampu menghadirkan suasana panggung yang nyata dalam mendengarkan musik,” katanya.

Sugiono mengakui, karena tergolong pasar segmented, diperkirakan kontribusi pasar baru ini masih single digit. Tapi, saat ini bukan besarnya penjualan yang jadi fokus Trikomsel. ”Justru audio itu akan bisa membantu meningkatkan penjualan smartphone kami,” katanya. ”Mimpi saya Indonesia menjadi ibukota bagi personal audio yang high rest di Asean,” ia menambahkan.

SONY DSC