Pameran teknologi Internationale Funkausstellung (IFA) yang berlangsung pada 5-10 September 2014 di Berlin, Jerman, menandakan satu hal: smartwatch adalah kategori yang sangat solid dan siap jadi besar.
Ekspektasi terhadap jam tangan pintar (smartwatch) sebagai pendamping smartphone yang bergulir sejak dua tahun silam sudah terlanjur tinggi. Sayang, ekspektasi itu gagal terpenuhi ketika produk smartwatch benar-benar menyapa pasar.
Produk jam tangan pintar yang dirilis oleh sejumlah vendor bukan hanya ”tidak pintar”, tapi juga punya banyak kekurangan. Mulai fitur terbatas dan tidak fungsional, minimnya dukungan aplikasi penunjang, hingga desain yang bulky, kaku, dan sama sekali tidak elegan. Tidak ada alasan kuat mengapa orang harus memiliki sebuah smartwatch.
Hal itu pun diakui oleh Presiden Motorola Rick Osterloh. ”Memang generasi awal smartwatch memiliki kualitas buruk,” katanya. “Sejumlah vendor nekad menjal produk yang sebenarnya belum pantas dipasarkan,” tambahnya.
Tapi, harapan terhadap produk smartwatch yang mumpuni mulai membuncah ketika awal tahun ini Google mengumumkan Android Wear, sebuah modifikasi platform Android yang memang dimaksimalkan untuk wearable device. Sejumlah vendor seperti Motorola dan LG Electronics Inc menyambut baik langkah tersebut, mulai mengembangkan produk smartwatch berbasis Android Wear yang resmi dikenalkan di IFA 2014.
Perubahan Total
Sejumlah produk smartwatch yang dikenalkan di ajang IFA 2014 memiliki perubahan total dalam hal fungsi atau fitur, desain, maupun spesifikasi.
”Kami menyadari bahwa konsumen tidak ingin mengenakan ’smartphone mini’ di pergelangan tangan mereka,” ujar VP Manajemen Produk Motorola Steve Sinclair. Karena itu smartwatch Moto 360 berbentuk bundar, tidak berbeda dengan arloji pada umumnya. Layar LCD-nya berukuran 1,5 inci (3,8 cm), dikelilingi penampang logam tipis.
Moto 360 memiliki fitur yang hampir sama canggihnya dengan smartphone. Fungsi seperti membaca pesan, mengecek cuaca, hingga mengatur jadwal di kalender dilakukan sepenuhnya lewat kontrol suara (voice control). Baterainya diklaim bisa bertahan seharian.
Jam tangan tersebut dibanderol USD250 dengan tali kulit dan USD300 untuk tali logam. Moto 360 sudah mulai dipasarkan di Amerika, menyusul Eropa pada Oktober mendatang.
ZenWatch keluaran vendor Taiwan, Asus, juga mencuri perhatian. Desain smartwatch-nya elegan dan mewah. Fitur-fiturnya pun variatif. Misalnya memiliki fungsi selayaknya FitBit atau Nike Fuelband yang bisa merekam denyut jantung atau aktivitas kebugaran lainnya. Juga fungsi seperti merekam langkah kaki, mengitung jumlah kalori, hingga mengukur denyut jantung.
Desain yang berubah drastis, banyaknya fitur tambahan, serta dukungan platform Android Wear ini rasanya akan membuat pasar smartwatch semakin bergairah.
Trial and Error
Analis Ben Wood dari CSS Insight menilai bahwa saat ini belum ada standar baku atau formula sukses sebuah smartwatch. ”Para vendor saat ini mencoba berbagai hal berbeda. Inilah era eksperimentasi, penuh trial and error,” katanya.
Lihat saja smartwatch Withings Activité yang konsepnya sangat berbeda dengan vendor lain. Smartwatch tersebut mengusung konsep analog, tapi tetap memiliki fitur-fitur yang ada pada smartwatch pada umumnya. Misalnya saja aplikasi kebugaran Withings Health Mate. Jam tangan tersebut juga dapat bergetar jika alarm menyala, hingga mengubah waktu otomatis jika penggunanya berpindah negara. Pihak Withings percaya bahwa ada segmen yang memang memfavoritkan tampilan digital. Tapi ada pula yang menginginkan smartwatch dengan tampilan analog.
Hal ini disetujui oleh Woods. Ia menegaskan betapa pentingnya kaitan antara smartwatch dengan fashion. ”Jam tangan adalah sebuah fashion statement, simbol kepribadian pemakainya,” katanya. Ia juga menilai bahwa kategori smartwatch ini akan benar-benar menjadi segmen baru setelah nanti Apple masuk dengan produk iWatch. Danang arradian
Persaingan Smartwatch di IFA 2014
Smartwatch memang kategori baru. Belum ada formula sukses yang baku. Para vendor pun masih bereksperimentasi terhadap bagaimana bentuk dan desain sebuah smartwatch, serta kemampuan apa saja yang harus ada. Kedepannya pasar ini diperkirakan akan terus memanas. Berikut adalah beberapa produk smartwatch yang mulai memanaskan pasar.
Moto 360
Moto 360 memiliki layar bundar berbahan LCD dengan ukuran 1,5 inci dan resolusi 320×290, serta bezel 11 mm. Kacanya dilindungi Corning Gorilla Glass 3. Jam dengan berat 59 gram itu dikekang dengan tali kulit yang nyaman. Prosesor Texas Instruments dipadu RAM 512 MB, Bluetooth 4, serta latform Android Wear. Tampilan jamnya bisa diganti sesuka hati, serta didukung perintah suara Google Now. Harganya Rp3 jutaan.
LG G Watch R
G Watch R di dukung prosesor Snapdragon1.2GHz, RAM 512MB, dan memori internal 4 GB. Layarnya terbuat dari plasik OLED dipadu rangka stainless steel. Tali kulitnya bisa diganti sesuka hati, diklaim sangat nyaman. Ketika dikenakan, sensasi dan tampilannya tidak berbeda dengan arloji tradisional. Harganya belum tersedia, diperkirakan menyapa pasar pada Oktober 2014 mendatang.
Asus ZenWatch
Lewat ZenWatch, Asus memberi kejutan. Tampilan smartwatch ini sangat elegan dan cantik. Dibekali prosesor Snapdragon 400 1.2GHz, RAM 512 MB, memori internal 4 GB, berat 50 gram, serta layar sentuh AMOLED 1.63 inci (320×320). Smartwatch dengan banderol Rp3 jutaan ini langsung jadi sorotan karena fitur dan spesifikasinya yang sangat kaya dan bahkan mengungguli vendor lainnya.
Sony Smartwatch 3
Walau jadi salah satu pionir di smartwach, tapi Smartwatch 3 belum dirilis resmi di IFA 2014. SmartWatch 3 sudah berbasis Android Wear, tapi bentuk layarnya masih persegi. Yakni LCD berukuran 1,6 inci dengan resolusi 320×320 piksel. Jujur, desainnya kurang atraktif dibandingkan kompetitornya. Fitur lain Sony Smartwatch 3 adalah memori internal 4 GB, tombol shutter, GPS dan voice control, dan banderol harga Rp2,7 jutaan.
Withings Activité
Tampilannya analog. Tapi, jam ini sangat canggih. Salah satunya memiliki sensor kebugaran untuk mengukur langkah kaki, dan disinkronisasi lewat aplikasi Withings Health Mate (khusus iOS). Baterainya diklaim dapat bertahan hingga setahun. Jam tersebut juga memilik mekanisme yang dapat terhubung ke ponsel. Harga Withings Activité adalah USD500, cocok bagi mereka yang bergaya old fashioned.
Samsung Gear S
Samsung adalah salah satu pelopor smartwatch lewat Galaxy Gear. Di IFA 2014, mereka kembali mengenalkan Samsung Galaxy Gear S yang memiliki layar melengkung. Smartwatch tersebut tidak menggunakan Android Wear, namun sistem operasi Tizen. Didalamnya juga tersedia slot simcard sehingga dapat digunakan sebagai peranti tunggal (tidak tergantung dengan smartphone).