Sebelum smartphone muncul, warna-warna ponsel ibarat pelangi: sangat beragam. Tapi, ketika smartphone mulai dikenalkan, warna ponsel seolah hanya terbagi dua: hitam dan putih.
Bisa jadi saat itu baik desainer maupun konsumen sama-sama belum terbiasa dengan konsep smartphone. Maka dipilihlah warna-warna konservatif yang cenderung aman. Sebab, warna adalah sesuatu yang langsung dikenali. Konsumen menginginkan warna yang membuat mereka merasa nyaman, entah itu hitam ataupun putih.
iPhone pertama dirilis pada 2007. Setelah lebih dari beberapa tahun berada di pasar, konsumen mulai terbuka untuk mencoba smartphone dengan warna-warna berbeda.
Desainer Samsung Galaxy S4 Jihyun Koh mengakui sangat sulit untuk memberikan warna-warna baru. ”Konsumen sudah sangat terbiasa dengan hitam atau putih. Warna-warna baru yang ditawarkan harus disukai seperti kedua warna itu. Karena kalau tidak, maka tidak ada gunanya menciptakan sesuatu yang baru,” katanya.
Nokia adalah vendor yang sangat berani dalam “mewarnai” produk Lumia dan Asha mereka. Sejak 2012, vendor asal Finlandia itu sudah mulai menghadirkan warna-warna berani seperti merah, cyan, kuning, hingga oranye, hijau limau, dan ungu.
”Bagi Nokia, warna membuat konsumen lebih menonjol,” tutur Joeske Schellen, Head of Color dan Material Technology Design Nokia kepada CNET. ”Warna memberi emosi dan pilihan kepada konsumen. Itulah mengapa kehadiran warna selalu menonjol dalam produk kami,” ia menambahkan.
Dan terbukti, Nokia membuktikan bahwa konsumen sudah sangat terbuka terhadap smartphone dengan warna-warna menyala.
Bahkan, pada September 2013, Apple secara mengejutkan merilis iPhone 5c dengan warna-warna terang. Nokia memang bukan vendor yang pertama kali menggunakan warna berani di smartphone. Tapi, mereka lah yang dianggap memulai tren itu.
Apalagi, warna-warna yang digunakan di iPhone 5c seperti hijau, biru, kuning, pink, dan putih mirip dengan milik Lumia. Akun Twitter Nokia Inggris sempat menyindir Apple dengan menulis “imitasi adalah bentuk pujian tertinggi”.
Sebelum diakuisisi oleh Lenovo, Motorola pernah membuat program agar konsumen dapat memilih warna kover belakang ponselnya sendiri. Namanya Moto X Moto Maker. Caranya sederhana. Konsumen memilih warna kover lewat website Moto X Moto Maker, membayar, dan kemudian ponsel akan dikirim ke rumah mereka. Program tersebut memang tidak benar-benar sukses, tapi menunjukkan bagaimana vendor berupaya untuk melakukan sesuatu yang berbeda.
Daniel Hundt, Creative Director HTC, mengatakan bahwa tim HTC sangat fokus dalam mendesain tampilan One M8 supaya bisa menonjol. ”Sebagian besar waktu saya habiskan untuk bernegosiasi dengan para insinyur,” jelas Hundt. ”Jika saya ingin menambah ini, ada sesuatu yang harus dikurangi. Itulah seninya mendesain produk consumer electronics,” ia menambahkan.
Bos Samsung JK Shin mengungkapkan hal serupa dalam peluncuran Galaxy S5. Dalam mendesain S5, Shin mengaku ingin kembali ke awal. ”Kami usung filosofi back to basic, berfokus untuk memberikan fitur yang memang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen,” katanya. Itu, salah satunya terlihat dari desain yang lebih bersih, serta warna-warna yang tebal.
Desainer Jungah Kang asal Korea menilai bahwa warna sebuah smartphone sangat penting. “Saya rasa saat ini orang peduli terhadap warna sama seperti mereka peduli terhadap fungsi dan spesifikasi,” ujarnya. “Warna adalah kesan pertama orang melihat kita. Karena itu kita harus percaya diri dengan warna smartphone yang kita pilih,” katanya. danang arradian
Menyelami Warna Smartphone
Smartphone masa depan tidak melulu soal adu spesifikasi. Tapi, justru lebih banyak berfokus pada desain dan warna. Apple sudah melakukan hal ini sejak lama dan terbukti sangat sukses.
HTC One M8 menggunakan flip cover “Dot View” yang membuatnya menonjol dan sangat catchy dibanding kompetitor. Flip cover itu juga fungsional. Ponsel tersebut hanya punya tiga warna, yakni emas, perak dan abu-abu. Tapi, tiga warna itu butuh waktu yang sangat lama untuk memilihnya.
Jika Anda ingin membeli LG Nexus 5 seharga Rp5 juta ini, pastikan memilih warna merah-oranye yang menyala ini. Karena begitu sedap dipandang dan sangat stand out.
Sejumlah model motorola mengunakan cover dari kevlar yang membuat sulit untuk digores. BlackBerry Q10 dan Z30 juga mengadopsi motif serat karbon, material yang digunakan di mobil sport. Material ini juga membuat Z30 lebih nyaman digenggam.
Nokia X, model Nokia terbaru yang menggunakan OS Android itu seharga Rp1,3 jutaan itu hadir dengan pilihan warna yang sangat seru. Ada hijau muda, putih, kuning, biru muda, merah, dan hitam. Targetnya tentu saja anak-anak muda.
Motorola Moto G akan segera masuk ke Indonesia pada awal Juni mendatang. Sama seperti Nokia X, Moto G juga memiliki warna-warna yang cerah. Antara lain hitam, biru tua, biru muda, kuning, merah muda, merah, dan putih. Walau, belum tentu semua warna ini akan diboyong ke Indonesia.
iPhone 5s datang dengan tiga warna. Yakni champagne gold, silver, dan space gray. Tapi warna champagne gold lah seolah mempopulerkan tren warna emas pada 2013. Galaxy S5 dan HTC One M8 pun mengusung warna emas. Bahkan, warna andalan Honda Mobilio pun adalah warna emas.
Lewat iPhone 5c, Apple akhirnya keluar dari dua warna andalan hitam dan putih. Dengan warna-warna yang lebih soft, iPhone 5c yang dibanderol lebih murah dibanding iPhone 5s ditujukan untuk anak muda.