Mengapa saya butuh in-ear headphone wireless? Ada tiga alasannya. Pertama karena saya tidak mau ribet menggulung kabel setiap usai memakai earphone. Kedua Saya juga tidak mau terlihat norak dan kampungan memakai headphone (Beats) yang besar itu saat berada di kereta (karena itu saya pilih in-ear yang nyaman ditelinga). Dan ketiga saya memang sangat tergantung pada earphone karena menghabiskan banyak sekali waktu dalam sehari untuk mendengarkan musik.
Maka mulai lah saya mencari produk produk wireless headphone yang cocok. Bujet saya memang agak gede. Yakni antara Rp1 juta-Rp1,5 jutaan. Saya tahu, kalau soal in-ear headset, prinsip ”Ono Rego Ono Rupo” berlaku. Yes, semakin mahal, kualitas suara yang akan Anda dapat akan semakin baik. Kecuali memang kuping Anda tidak terlatih atau memang nggak pernah disekolahin. Maksudnya, yang penting bunyi udah enak. Hahaha.
Produk pertama yang akan saya pilih adalah Jabra Rox yang harganya Rp1,1 jutaan. Tapi, setelah membaca banyak sekali review, akhirnya pilihan justru jatuh ke Sony SBH80 yang agak mahal: Rp1,3 jutaan.
Ada dua alasannya. Pertama karena Sony. Saya pengguna Xperia Z1, yang koneksi Bluetoothnya bisa begitu seamless dengan head unit Sony di mobil saya. Maka, saya ekspektasikan soal koneksi ini akan seamless juga dengan Sony SBH80. Kedua, soal kualitas suara, dari review yang banyak saya baca di Ebay dan Amazon, Sony SBH80 lebih unggul.
Setelah membeli, ternyata memang saya tidak salah pilih. Suara SBH80 sangat nyaman dikuping, baik untuk mendengar lagu atau menonton film di Z1 saya. Bass-nya tebal, trebelnya tidak meyakitkan, dan mid-range nya sangat baik. Dengan earbuds yang cocok, saya bisa menyelipkannya earphone ke kuping agak dalam sehingga cukup mengisolasi suara dari luar. Ketika duduk di belakang ojek pun saya masih bisa mendengarkan musik nyaman walau dengan volume sedang. Ini poin yang plus.
Kedua soal desain. Karena nirkabel, ekspektasi saya adalah perangkat ini bisa nyaman berada di leher dalam waktu lama. Ternyata, SBH80 bisa memenuhi hal itu. Walau terlihat “besar”, tapi perangkat ini sangat ringan. Tidak terasa digunakan, seperti kalung.
Hebatnya, ketika saya gunakan untuk berlari, SBH80 tetap berada di bagian belakang leher saya tanpa memantul sedikitpun (termasuk saat saya loncat-loncat). Saya bisa berlari dengan nyaman sambil mendengarkan musik.
SBH80 juga anti cipratan air, sehingga saya tidak perlu khawatir berlari sambil mendengarkan musik sambil hujan-hujanan seperti film India.
Nah, perangkat ini juga saya suka karena dapat digunakan untuk menelpon. Tapi, kelemahannya jika di tempat brisik, mikropon kurang bisa menangkap suara Anda dengan jelas. Dan karena kedua telinga Anda terpasang earphone, Anda tidak akan tahu seberapa keras suara asli Anda. Bayangkan di dalam kereta yang penuh Anda menerima telpon, agak bingung bicaranya karena mic-nya ngga keliatan. Alias bicaranya nggak bisa bisik-bisik. Jadi fitur yang katanya “HD Voice” itu kayaknya Cuma berlaku di kondisi sepi. Hahaha.
Hal lain yang saya suka adalah tombolnya yang lengkap. Disebelah kiri ada tombol untuk forward atau backward lagu dan stop, sedangkan di kana nada tombol untuk menaikturunkan volume serta play (menjawab telepon). Jadi, ponsel Anda benar-benar tidak perlu keluar dari kantong atau tas. Saya suka sekali fungsi ini.
Kelemahan yang saya temukan ada pada kualitas kabelnya. Jelas, pemakaiannya harus agak hati-hati. Karena jika salah pakai atau “kecantol” sesuatu, kabel SBH80 bisa dengan mudahnya putus, yang tentu akan membuat Anda menangis tersedu-sedu.
Kedua, soal daya tahannya baterainya yang 7 jam. Ini bukan minus. Tapi memang konsekuensi memancarkan lagu lewat Bluetooth dari ponsel ke in-ear headphone. Setiap hari Anda harus nge-charge, sama seperti ponsel. Oh ya, sudah barang tentu ponsel Anda juga akan jadi boros ya.
Oke, overall jika Anda adalah runner, orang yang sangat suka musik, dan aktif berkegiatan (tidak seharian duduk di depan meja kantor), sangat tinggi konsumsi kontennya, tapi tidak ingin ribet dengan kabel, maka in-hear headphone adalah perangkat yang harus Anda beli. Dan rekomendasi saya adalah Sony SBH80 ini. Pilihan lainnya, silahkan cek Jawbone Rox.
DISCLAIMER: Review ini adalah pendapat pribadi penulis sebagai blogger, tidak mewakili opininya sebagai seorang jurnalis di media.
misi gan ane jatuh hati nih sama headset ini 😀 apakah headset ini sangat direkomendasikan kualitas bassnya jika overall dari poin 1 – 10 agan beri berapa ttg bassnya? trims.
SukaSuka
Saya malah kapok pakai sony sbh 80. Beberapa kali jatuh. Jadi tiap hari malah deg deg an terus sambil reflek megangin hp. Hari pertama naik motor jatuh dan terlindas motor dibelakangnya. Padahal cicilan 6 bulan di Wellcome belum ada dua hari tak pakai. Karena emosi akhirnya beli satu lagi besoknya.
SukaSuka
Pas meeting karena saya kalungkan beberapa kali terjatuh dan ditemukan teman. Paling aman ya earphone nya ditempelin telinga, tapi masak meeting atau ketemu bos earphone nya nempel ditelinga.
SukaSuka