Apa yang terjadi dengan industri komik dunia tak berbeda dengan industri musik. Yakni terjadi perubahan besar di industri karena adanya digitalisasi. Seperti apa?
Walau tidak sering, beberapa kali saya masih membaca manga (komik Jepang) di internet. Tapi, dalam 3 bulan terakhir ini saya justru kembali aktif membaca komik-komik superhero keluaran DC, Marvel, Dark Horse, serta sejumlah penerbit komik asal Amerika lainnya.
Mengapa? Karena komik-komik tersebut semakin mudah di dapatkan diperangkat bergerak yang saya miliki, seperti smartphone dan tablet. Ada banyak sekali aplikasi yang membuat saya bisa mengunduh komik digital baik yang berbayar maupun gratis, yang keluaran lama hingga baru saja terbit.
Saya bisa membaca seri terbaru Walking Dead, komik Guardians of the Galaxy yang ramai jelang film layar lebarnya, serta membaca ulang Batman: Year One dengan sangat mudah di tablet atau smartphone.
Peralihan dari kertas ke platform komik digital ternyata berjalan sangat baik. Hanya butuh sedikit waktu untuk membiasakan diri membaca konten di layar smartphone yang relatif lebih kecil. Tapi, membaca di tablet justru menawarkan sesnasi berbeda. Tablet seperti iPad mampu menampilkan warna, gambar, dan teks di komik dengan jernih dan tajam.
Belum lagi cara membaca di komik digital yang ternyata sangat berbeda. Setiap panel komik dibaca per bagian, mememberikan sensasi seperti sedang menonton film. Inilah cara baru mengapresiasi komik. Menyenangkan, praktis, dan punya sisi lebih dibandingkan komik kertas/cetak.
Komik digital mungkin tidak bisa menjadi collectible (edisi koleksi), tapi Anda bisa menyimpan sebanyak mungkin komik yang diinginkan lewat aplikasi seperti Dark Horse Comic, DC Comics, Marvel Comics, ComiXology, bahkan Google Play Books yang kini juga menawarkan komik meski judulnya terbatas. Karena Komik Anda tersimpan di server cloud, maka bisa di akses di perangkat mana saja selama menggunakan log in/akun yang sama.
Merubah Industri
Industri komik di Amerika saat ini dinilai telah berubah. Perubahannya berlahan tapi pasti mengikuti jejak industri musik. Komik digital dinilai menjadi jawaban terhadap industri komik dalam beberapa tahun terakhir yang dinilai stagnan.
Contoh suksesnya sudah ada: ComiXology. Inilah iTunes-nya komik digital terbitan Amerika. Sudah tiga tahun berturut-turut ComiXology menjadi aplikasi non-game yang paling menguntungkan di iPad.
Ini menunjukkan dua hal. Pertama, media tablet seperti iPad dengan layar besar dianggap sangat pas untuk membaca komik digital. Kedua, bisnis model ComiXology sukses diadopsi oleh konsumen.
Sejak merilis aplikasi pembaca komik ComiXology untuk desktop dan iOS pada 2009, mereka telah menjual lebih dari 6 miliar halaman komik. Pada 2012, nilai penjualan komik digital di ComiXology mencapai USD70 juta, naik dari hanya USD25 juta di tahun sebelumnya.
Bisa jadi sukses itu diraih karena ComiXology memberikan apa yang memang dibutuhkan oleh pasar. Misalnya saja soal kenyamanan. Pengguna tidak perlu repot datang ke toko buku atau membeli online untuk mendapatkan komik edisi terbaru dari Walking Dead yang sudah mereka tunggu-tunggu, misalnya.
Lalu, tampilan antar-muka digital aplikasi ComiXology juga sangat nyaman. Mudah dinavigasikan, mudah untuk dibeli, dan mudah pula untuk dibaca (tampilan dari panel ke panel). Dan yang tak kalah penting adalah ketersediaan konten. Saat ini ComiXology memiliki koleksi lebih dari 45.000 judul komik yang berasal dari lebih dari 75 penerbit berbeda.
Bahkan penerbit terbesar di Amerika, DC dan Marvel, mau tidak mau memberikan kemewahan dengan merilis jadwal terbit di hari yang sama di komik terbaru mereka di ComiXology.
Lalu, apakah kedepannya komik digital ini akan mampu membuat komik cetak habis? Jawabannya, belum tentu. Karena menurut CEO ComiXology David Steinberger, pertumbuhan terbesar pengguna mereka justru bukan hanya berasal dari penggemar komik yang beralih ke digital.
Tapi, justru penggemar komik baru yang baru menemukan keasyikan membaca komik melalui media digital. Gara-gara mengenal komik digital itu justru banyak konsumen yang mulai membeli komik cetak.
”Dari 20% konsumen ComiXology yang membeli komik pertama online pada kuartal terakhir 2013, sekitar 64% diantaranya juga membeli komik cetak,” ujar Steinberger kepada Wired. Sekitar 51% pengguna ComiXology berasal dari luar Amerika, termasuk diantaranya Indonesia.
INFOGRAFIS:
Aplikasi Pembaca Komik:
Dengan aplikasi, konsumen bisa langsung membeli komik digital, menyimpannya di cloud, dan menikmatinya dengan nyaman di perangkat seperti tablet atau smartphone.
- ComiXology
- DC Comics
- Dark Horse Comics
- Marvel Comics
Pertumbuhan Komik Digital
Laporan ICv2 White Paper menunjukkan bahwa pertumbuhan komik digital pada 2011 dan 2012 mencapai 300%. Walau pada 2013 pertumbuhannya menurun menjadi hanya 25%, tapi hal ini menunjukkan bahwa industri komik digital mulai terbentuk dan terus akan membesar.
Karakter Pembaca Komik
ComiXology menggelar survei terhadap bagaimana kebiasaan konsumen mereka dalam mengonsumsi komik digital. Berikut ini adalah hasilnya.
Dimana membaca komik digital?
Tablet dianggap perangkat paling nyaman untuk membaca komik. Sementara separuh responden membacanya di ponsel atau komputer.
- 80% di tablet
- 44% di komputer
- 36% di ponsel
Ngomik Sebelum Tidur
Lebih dari 2/3 dari responden membaca di tengah malam.
Kebiasaan Belanja
Rata-rata menghabiskan USD100 per tahun.
25% belanja lebih dari USD400 setahun
Komik dan Gaya Hidup
- 30% pembaca komik juga membaca buku setiap hari.
- 36% berolahraga 2-3 kali seminggu
- 25% bermain video game setiap hari
Lebih Suka yang Legal
Aplikasi seperti Perfect Viewer memungkinkan pengguna membaca komik yang diunduh secara ilegal. Tapi, sensasi membacanya tidak sebaik membeli komik secara legal melalui aplikasi. Karena itu, menurut ComiXology, hanya 25 persen dari konsumen mereka yang mengunduh komik secara ilegal pada 2012.