118717-md-11955-NotePRO_10_LifestyleBerapa bujet yang Anda siapkan untuk memiliki sebuah tablet bersisten operasi Android? Harga rata-rata tablet di Indonesia adalah Rp3,5 jutaan. Tapi, ada juga tablet Android premium yang banderolnya mencapai Rp7 juta-Rp8 jutaan.

Nah, yang dilakukan PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN) sedikit berbeda. Vendor asal Korea Selatan tersebut meluncurkan tablet Android dengan harga tergolong tinggi: Rp11 juta. Inilah tablet Android termahal di Indonesia. Namanya, Galaxy NotePro. Hadir dengan ukuran layar terbesar dikelasnya: 12.2 inci. Tapi, apa keistimewaannya?

Kata “Pro” dibelakang NotePro bisa berarti progresif dan produktif. Progresif dapat diterjemahkan dalam beberapa hal. Salah satunya layar 12.2 inci beresolusi layar Super Clear LCD (2560×1600 piksel) yang terbesar dikelas tablet.

Performa NotePro juga sangat mumpuni. Prosesornya menggunakan Exynos 5 Octa, yakni 1.9 GHz quadcore + 1.3 GHz quadcore. Spek lainnya pun tergolong premium. Ada kamera utama 8 MP, RAM 3 GB, memori internal 32 GB (up to 64 GB), baterai 9.500 mAh yang hampir 2 kali lebih besar dari MacBook Air, juga dukungan S-Pen yang sangat populer di tablet Samsung.

Adapun embel-embel produktif, menurut Produk Marketing Tablet PT SEIN Indonesia Diana Djohor, terlihat dari banyaknya fitur baru yang disematkan di NotePro. Apa saja? Pertama ada Quadview untuk menampilkan 4 aplikasi sekaligus di layar sehingga bisa lebih baik bermultitasking.

Samsung-Galaxy-Note-Pro-DSC05107-640x359Lalu, ada fitur e-meeting, dimana beberapa pengguna NotePro dapat berkolaborasi untuk melihat dan mengedit dokumen seperti Word atau PowerPoint tanpa harus mengakses ke sebuah server. Fitur Remote PC juga memudahkan pengguna menarik file (maksimal 300 MB) yang ada di PC di rumah. Syaratnya, PC itu harus dalam keadaan on. Hancom Office adalah aplikasi pemroses kata yang juga sudah disediakan di NotePro agar pengguna tidak lagi bingung untuk bekerja.

Nah, fitur produktifitas yang paling menarik justru ada pada Cisco WebEx Meeting. Aplikasi tersebut memungkinkan pengguna melakukan meeting virtual hingga 8 orang sekaligus. “Dengan WebEx sesama pengguna NotePro bisa meeting dimana saja selama ada jaringan internet,” ujar . Caranya sangat mudah. Cukup membuka aplikasi tersebut dan menghubungi nomor tertentu dari hosting meeting, dan langsung terhubung.

Tapi, apakah semua fitur tersebut cukup untuk membuat pengguna membeli tablet seharga Rp11 juta? Padahal, dengan harga yang sama ada pilihan seperti MacBook Air 11 inci ataupun sejumlah laptop bersistem operasi Windows 8 yang juga bisa digunakan sebagai tablet (hybrid).

Menurut Febri Rusli, Produk Marketing Premium Tablet dan Smartphone PT SEIN, NotePro tidak mencoba untuk bersaing dengan tablet seperti Windows 8 yang secara natural difungsikan untuk kerja.

“Pembeli NotePro adalah mereka yang mengutamakan gengsi dan mobilitas. Juga, pengguna Android yang tidak hanya terbiasa menggunakan tabletnya untuk hiburan, namun juga produktifitas. NotePro adalah perangkat yang menjembatani hiburan dan pekerjaan,” papar Febri.

Nilai Pasar Tablet 2013 Capai Rp5 Triliun

Walau persaingan tablet di Indonesia semakin sengit, namun PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN) memastikan bahwa mereka masih menjadi pemimpin. Bukan secara kuantitas (jumlah), namun value (nilai).

“Kami selalu jadi leader di value, menguasai 50% nilai dari total pasar tablet,” ungkap Febri Rusli, Product Marketing Manager Mobile PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN). “Secara keseluruhan, nilai pasar tablet di Indonesia tumbuh 10% per tahun,” tambahnya.

Pada 2012, nilai pasar tablet mencapai Rp3,6 triliun, sedangkan tahun lalu meningkat menjadi Rp5 triliun.

Strategi PT SEIN adalah berusaha membanjiri pasar dengan berbagai model tablet–dengan beragam ukuran–untuk berbagai segmen pasar. “Harga tablet kami mulai Rp3,5 jutaan hingga yang terbaru Galaxy NotePro 12.2 inci seharga Rp11 juta,” ujar Febri.

Tahun lalu, misalnya, mereka merilis sejumlah tablet yang terbilang sukses dipasar. Ada Samsung Galaxy Tab 3 10.1 hingga Samsung Galaxy Tab 8.8.

Pasar tablet di Indonesia memang dinilai sangat lucrative. Menurut lembaga riset GFK Asia, penjualan tablet di enam negara di Asia Tengggara meningkat dua kali lipat pada 2013 dibandingkan tahun sebelumnya. Keenam negara itu, antara lain Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Indonesia, dan Filipina.

“Selama periode Juni 2012 hingga Mei 2013, penjualan tablet tumbuh hingga 101 persen,” ungkap Gerrard Tan, Direktur Teknologi Digitak GfK Asia.

Selama periode tersebut, Indonesia adalah pasar tablet terbesar di Asia dengan penjualan mencapai 1,3 juta unit atau lebih dari sepertiga volume tablet yang beredar di Asia Tenggara.

Diperkirakan pertumbuhan pasar tablet yang tinggi salah satunya karena semakin terjangkaunya harga tablet yang ditawarkan di pasar. Sebab, harga tablet rata-rata di Asia Tenggara pada 2013 turun hingga 27% dibandingkan tahun sebelumnya.

Pasar tablet di Asia Tenggara yang lucrative menarik banyak pemain lokal maupun internasional untuk berkompetisi. Secara total GfK mencatat ada lebih dari 180 merek tablet di wilayah tersebut.

Di Indonesia, khususnya, ada 60 merek tablet yang bersaing di pasar, menyediakan lebih dari 300 model dengan harga rata-rata Rp3,5 juta rupiah.