TV masa depan tidak berlayar datar. Melainkan melengkung untuk memberikan sensasi menonton yang saat ini dinilai ”paling sempurna”. TV masa depan juga dipastikan akan mengusung resolusi ultra high-definition (UHD) yang 4x lebih besar dibanding full HD.
Hal itu terungkap dalam perhelatan Samsung Forum 2014 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Kamis (20/2) silam. Tepatnya, ketika Samsung menunjukkan produk terbaru Curved UHD TV U9000 berlayar 78 inci. Perusahaan asal Korea Selatan itu percaya bahwa kombinasi layar lengkung dan resolusi UHD akan mampu merubah industri televisi di masa depan.
Di pameran Consumer Electronics Show (CES) 2014, Samsung sudah mengenalkan TV lengkung UHD pertama mereka yang berukuran 105 inci. Tapi, TV yang menawarkan rasio layaknya layar bioskop (21:9) itu masih bersifat “pamer teknologi”, belum ada nomer serinya dan belum akan dipasarkan dalam waktu dekat.
Samsung juga memboyong TV UHD 110 inci (model S9110) yang sangat masif. TV berukuran seperti tempat tidur king size (2.6 meter x 1.8 meter) memang bisa dibeli. Tapi, harga TV dengan resolusi 3840×2160 piksel itu sama dengan mobil sport. Yakni USD150.000 atau Rp1,6 miliar. Lagi-lagi, TV UHD 110 inci itu juga sebagai pendobrak kemungkinan seberapa besar TV UHD bisa dibangun.
Nah, sebaliknya, U9000 akan jadi andalan Samsung tahun ini di pasar UHD dan TV lengkung yang baru akan mulai memanas.
U9000 memiliki resolusi 3840×2160 piksel atau 4x lebih besar dibandingkan TV Full HD biasa. Resolusi UHD itu benar-benar terasa dalam jarak dekat, ketika detil gambar jauh lebih tajam dan warna lebih keluar. Konten 1080p memang bagus. Tapi, UHD terasa bedanya.
Nah, fitur lengkung yang dimiliki U9000 juga diklaim berbeda. Inilah TV yang paling melengkung. TV tersebut memiliki aberasi kurva (curvature) sebesar 4,2 meter, diklaim memberikan daya pandang (field of view) lebih lebar dan sensasi efek panoramik. Jika TV U9000 di jejerkan berdampingan maka akan membentuk sebuah lingkaran sempurna.
Dan beda antara TV UHD berlayar datar dan lengkung lagi-lagi terasa. Tampilan konten lebih jernih, sementara rasio kontras juga meningkat. Karena itu, membuat TV layarnya melengkung diharapkan bisa memberi kesan mendalam, seolah-olah 3 dimensi, tanpa perlu mengenakan kacamata.
Kesimpulan saya setelah membanding-bandingkan keduanya adalah ini: TV layar lengkung dan layar datar akan memiliki penggemar masing-masing. Akan banyak sekali orang yang tetap setia pada TV layar datar.
Tapi, sebagai kategori baru, TV layar lengkung tidak akan gagal seperti halnya TV 3D. TV layar lengkung akan terus mendapatkan traksi yang sangat baik seiring harganya yang semakin terjangkau. Bersama dengan UHD, TV berlayar lengkung akan menjadi kategori yang memanas tahun ini.
Presiden dan CEO Samsung Asia, Moon Soo Kim, Kamis (20/2), mengatakan bahwa TV berlayar lengkung akan menjadi tren industri di masa depan. Pada akhir 2017, permintaan TV UHD diprediksi mencapai 60 juta unit. “Pasar TV UHD akan meroket, membentuk industri TV secara keseluruhan,” ujarnya.
Walau konten UHD sendiri masih sangat terbatas, tapi para vendor berharap agar UHD akan menjadi standar baru industri. Ada dua cara yang dilakukan. Pertama, memastikan agar tren-nya tidak kehilangan momentum. Antara lain dengan memompa konten UHD dari berbagai pihak.
Dalam hal ini, Samsung telah menandatangani kerja sama dengan studio Hollywood seperti Fox dan Paramount untuk memberikan dukungan konten UHD. Upaya menyediakan konten juga dilakukan oleh pihak yang berkepentingan memasarkan TV UHD seperti LG dan Sony.
Adapun untuk memuaskan konsumen yang membeli TV UHD sekarang, ada pilihan untuk upscaling dari konten Full HD. “Hasilnya tentu tidak sebaik dengan konten UHD aslinya. Tapi, ini bisa jadi salah satu solusi,” papar Direktur Perangkat Elektronik Konsumen PT Samsung Electronics Indonesia Bernard Ang. Samsung membenamkan ekosistem TV UHD dengan UHD Evolution Kit dan UHD Video Pack.
duh kalo tv nya segede gitu rumahnya harus segede apa ya haha
SukaSuka