The Internet of things (IoT) adalah istilah yang menggambarkan bagaimana berbagai perangkat di sekitar kita selain bisa terhubung ke internet, juga dapat berkomunikasi dengan tablet, PC, dan smartphone.
Adalah Kevin Ashton yang pertama mencetus istilah IoT pada 1999. Ashton, si pencetus standar global untuk RFID itu sudah lama membayangkan bahwa internet dapat terhubung ke dunia fisik melalui berbagai sensor yang dibenamkan di perangkat tertentu, mengumpulkan data, untuk lantas mengirimkannya ke database atau log server.
Di CES 2014, IoT yang juga disebut komunikasi Machine to Machine (M2M) itu sudah bisa dilihat dan dirasakan langsung.
Raket tenis keluaran Babolat, misalnya, sudah dibenamkan beragam sensor. Sensor tersebut merekam setiap ayunan pemain dan mengirim datanya secara nirkabel lewat Bluetooth ke aplikasi smartphone. Setelah itu, petenis bisa langsung melihat data mengenai ayunannya di sebuah website.
”Sensor ini akan berdampak besar pada petenis,” ungkap Thomas Otton, direktur komunikasi perusahaan raket Prancis Babolat. “Mereka bisa melihat informasi dan data yang membuat kemajuan mereka lebih cepat. Sebuah revolusi,” katanya. Raket tennis Play Pure Drive keluaran Bobolat seharga USD399 yang segera dirlis ke pasar dalam waktu dekat ini adalah salah satu bentuk dari IoT.
Pada 2050, diperkirakan ada lebih dari 50 miliar perangkat IoT yang ada di dunia (satu orang memiliki 5 perangkat). ”IoT akan merubah dunia dengan ledakan perangkat dengan sensor dan bisa terkoneksi ke internet,” ungkap Scott McGregor, presiden dan CEO perusahaan semikonduktor Broadcom.
Tahun inipun IoT menjadi tema utama CES 2014 yang berakhir pekan lalu, menegaskan bahwa industri sudah siap untuk memulai tren ini. Mobil yang dapat terkoneksi ke internet, wacana tentang smart home (rumah cerdas), dan wearable computer di CES 2014 adalah bukti nyata tren yang mengarah ke IoT.
Konektivitas IoT ini sebenarnya sudah banyak digunakan di industri. Misalnya penggunaan sensor untuk melacak stok barang, paket, atau mesin. Namun, karena hadirnya sensor yang lebih kecil dan murah, koneksi internet lebih cepat, serta meledaknya smartphone dan tablet membuat sebuah obyek lebih mudah terhubung ke internet.
IoT bisa berasal dari bidang apa saja. Mulai peternakan, pertanian, peralatan olah raga, jam tangan, bola lampu, mesin cuci, pengukur suhu udara, hingga kulkas. “Saya rasa trennya akan diawali di smart home. Pada 10 tahun kedepan kita akan berujar, ‘wow sulit dipercaya ada masa ketika semua tidak terkoneksi’,” prediksi Kelly Davis-Felner dari Wi-Fi Alliance.
Berbagai perangkat yang terkoneksi tersebut tidak butuh layar dan kibor untuk beroperasi. Tidak perlu pula dicolok ke komputer desktop untuk mengunduh datanya. Sebab, smartphone dan tablet akan menjadi hub atau pusat untuk mengontrol berbagai perangkat tersebut.
Contoh paling gampang bisa kita lihat di gelang Fitbit, yang mencetat aktivitas fisik penggunanya. Semua informasi yang telah direkam lantas dikirim ke aplikasi smartphone untuk disimpan dan diproses.
Konektivitas di perangkat consumer electronics sangatlah penting. Perangkat yang terkoneksi ini diharapkan membuat konsumen lebih sehat, lebih bahagia, dan lebih aman. Rumah pintar akan menggunakan energi lebih rendah. Mobil yang terkoneksi diharapkan dapat mencegah kecelakaan dan irit bahan bakar. Wearable computers difungsikan untuk membuat manusia lebih sehat.
”Di CES Anda telah melihat berbagai perusahaan non-teknologi yang ikut berpameran. Mereka ini ingin masuk ke dalam tren IoT,” ujar Tim Bajarin dari Creative Strategies yang menyebut nama Pizza Hut.
Dalam presentasinya di CES, CEO Qualcomm Paul Jacobs mengatakan bahwa sebuah sensor baru yang tengah dikembangkan mampu memprediksi serangan jantung dua minggu sebelum terjadi. ”Ini bukan angan-angan, tapi sudah terjadi. Aplikasi IoT hanya dibatasi oleh imajanasi manusia,” paparnya.
Senin (13/1) silam Google mengakuisisi Nest Labs, perusahaan yang menciptakan smart thermostat dan smart smoke detector. Nilainya tidak tanggung-tanggung, mencapai USD3,2 miliar.
Akuisisi tersebut menegaskan langkah Google untuk masuk ke home electronics, dan tentu saja akan mempercepat IoT ke konsumen. Nest Learning Thermostat yang dirilis pada 2011 adalah perangkat yang mampu mengontrol pemakaian energi seperti listrik dan peralatan rumah tangga lainnya melalui smartphone.
Big Data dan Keamanan
Dampak besar IoT akan terasa pada besarnya data yang dihasilkan pada perangkat tersebut. Bayangkan betapa besarnya informasi personal yang disimpan dan di analisa oleh miliaran perangkat. Itulah yang disebut dengan big data, yang menimbulkan masalah baru: keamanan.
Implementasi keamanan untuk IoT terbilang mahal karena harus melalui tiga lapis: fisik, jaringan, dan data. Fisik artinya sebuah perangkat seyogyanya memiliki keamanan seperti kunci, seandainya dicuri atau hilang. Adapun keamanan jaringan dapat dilakukan melalui virtual private network (VPN) atau bentuk enkripsi lainnya.
Dan yang paling rentan adalah keamanan dari data itu sendiri. Ketika tersimpan secara lokal di dalam perangkat (data at rest), dan ketika data tersebut dikirim ke perangkat lain (data on the move) harus tetap di enkripsi supaya terhindar dari peretas atau hacker.
Terakhir, IoT akan sangat bersinggungan dengan cloud computing atau cloud storage. Tentu saja Anda bisa menyimpan semua data itu di home storage di rumah. Tapi, bayangkan jika Anda memiliki restoran dengan berbagai cabang di kota yang berbeda-beda sementara data Anda harus terus menerus streaming. Disinilah keunggulan dari cloud computing. Karena itu, para analis menilai bahwa IoT dan cloud computing adalah perpaduan yang sempurna.
Nah, berikut ini adalah beberapa bentuk IoT yang bisa dilihat di CES 2014:
Okidokey menunjukkan bagaimana Internet of Everythings di aplikasikan di pintu rumah. Sistem smart-lock tersebut memungkinkan kita membuka tutup pintu lewat koneksi Bluetooth 4.0 atau RFID lewat iPhone ataupun Android. Cukup unduh aplikasi Okidokeys terlebih dahulu. Pengaman pintu tersebut juga dapat dipasang menggunakan baut yang ada di pintu.
Dacor adalah vendor kompor gas yang sangat modern. Di CES 2014, mereka memamerkan kompor gas Discovery iQ 48” Dual-Fuel Range yang telah dilengkapi layar Android 4.0 berukuran 7 inci. Tablet tersebut akan mengontrol semua fungsi yang ada pada kompor melalui sentuhan, misalnya mengecilkan api. Kompor tersebut juga dapat dikendalikan dari jarak jauh.
Model Kai Madden memperlihatkan fitur konektivitas yang ada kulkas pinter keluaran Samsung di CES 2014. Kulkas pintar ini merupakan bagian dari layanan Smart Home Samsung. ”Kami ingin mewujudkan connected home ke konsumen,” ujar Samsung media solutions center president Wonpyo Hong.
Aktris/komedian Sarah Silverman berbicara tentang Internet of Everythings sebelum mengenalkan Cisco Systems Inc. Chairman dan CEO John Chambers untuk membawakan keynote-nya di CES 2014. Internet of Things menjadi tema besar CES 2014, dimana semakin banyak perangkat sehari-hari yang dapat akan terkoneksi ke internet maupun smartphone.
Di CES 2014, alat untuk memonitor kesehatan dan kebugaran menjadi salah satu highlight utama, seiring semakin ringkasnya ukuran dan terjangkaunya harga sensor. Tampak seorang pengunjung mengecek tekanan darah-nya secara nirkabel di booth iHealth.
Seorang perempuan sedang berolahraga mengenakan Sensoria Fitness bra keluaran Heapsylon yang telah dilengkapi sensor. Internet of Everything memungkinkan sensor dibenamkan di kaus kaki, gelang, di dada, telinga, dan berbagai anggot tubuh lainnya. Ini seiring semakin populernya wearable device yang terhubung di smartphone.
Boneka anjing ini menggunakan PawsCam yang dirancang untuk hewat peliharaan. Kamera tersebut tahan air, memiliki resolusi 2 MP, dan dipasang di leher anjing. Alogaritma khusus dirancang untuk memotret secara otomatis jika terjadi sesuatu yang dianggap menarik untuk lantas diunggah langsung di cloud. Alhasil pemilik bisa mengetahui apa saja yang dilakukan anjing mereka ketika tidak berada di rumah.
Seorang wanita memukul bola menggunakan raket tenis keluaran Sony yang telah dibenamkan teknologi Bluetooth. Raket tersebut memberikan informasi statistik secara langsung di layar sebelah kanan. Masih dalam tahap prototip, raket tenis itu dapat merekam kecepatan ayunan, gaya ayunan, serta kecepatan bola, dan mengirim hasilnya ke smartphone.
Sistem HomeChat adalah teknologi baru LG yang memungkinkan pengguna “chatting” dengan perangkat rumah tangga seperti kulkas. Kulkas LG dapat mengirim SMS ke pengguna tentang makanan yang mendekati kadaluarsa atau membalas pertanyaan “berapa jumlah minuman ringan yang tersisa?”.
Produk baru SmartOne, Sensible Baby, adalah wearable device yang dikenakan di bayi, misalnya di saku dada. Fungsinya untuk mengirimkan notifikasi tentang suhu udara, posisi, atau nafas bayi kepada orang tua. Harganya dibanderol USD149 dan tersedia online mulai kuartal kedua 2014.