Tidak ada salahnya untuk selalu membekali diri dengan teknologi yang cukup. Sebab, dalam keadaan terdesak, teknologi bisa menjadi penyelamat hidup.
Ratman S tidak menyangka jika aktivitasnya bersepeda pekan lalu hampir berujung petaka. Bersama beberapa rekannya, pria yang hobi bersepeda itu sempat tersesat di kawasan Pangheotan, Desa Ganjarsari, Purwakarta, Jawa Barat.
Kawasan Pangheotan-Waduk Cirata memang menjadi salah satu trek favorit pehobi MTB. Trek tersebut memiliki pemandangan yang indah, dengan rute kombinasi kebun teh, kawasan hutan lindung, serta perbukitan.
Pagi itu Ratman dan 17 orang pesepeda sudah tiba di Pangheotan. Start dimulai di kawasan Pangheotan, menuju Waduk Cirata dengan rute sejauh 46 kilometer. Pada pukul 2 siang, mereka memasuki kawasan kebun karet. Tepat pukul 3 sore, timnya yang terdiri dari 6 orang yakin tersesat.
”Sudah tidak ada jalan yang bisa dilakui sepeda lagi, melainkan berujung ke hutan,” ujarnya. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke arah semula. ”Pukul 4 sore kami menelusuri aliran sungai buangan dari Waduk Cirata. Kondisi saat itu sedang hujan,” ujarnya.
Akhirnya mereka memutuskan untuk berteduh, dengan membuat “gubuk” dari ranting dan pohon pisang liar dan membuat api unggun. Untunglah, saat itu pihaknya mendapatkan sinyal seluler. Akhirnya mereka mengirim koordinat lokasi mereka ke rombongan lain yang sudah terlebih dulu mencapai finish. Dari situ, akhirnya team leader memutuskan melakukan evakuasi dengan bantuan warga setempat.
”Pukul 10 malam kami bertemu dengan team leader dan pukul 12 malam sampai ke titik finish,” katanya. Dari pengalaman tersebut, Ratman mengungkap bahwa teknologi vital fungsi dalam hal keamanan diri.
Melalui GPS juga kita menentukan titik koordinat start dan finish. Dari situ lantas diukur berapa lama waktu perjalanan dan jarak tempuh. “Yang penting adalah manajemen waktu. Berapa kali bisa berhenti untuk istirahat makan atau minum. Karena di gunung 1 jam gowes rata-rata hanya bisa menempuh sekitar 10 km,” ujarnya.
Gadget untuk Mountain Biking
GPS
Peran GPS sangat vital tidak hanya untuk menunjukkan lokasi, tapi juga memperkirakan jarak dan durasi perjalanan, serta kapan waktu untuk beristirahat. Selain GPS di smartphone, ada baiknya membekali diri dengan perangkat seperti Garmin Edge 810 yang memang di desain untuk bersepeda.
Kompas
Walau ada GPS, keberadaan alat navigasi seperti kompas tetap diperlukan sebagai cadangan. Kompas memberikan rujukan arah mata angin tertentu dengan akurat.
GoPro
GoPro memungkinkan kita memvideokan kegiatan bersepeda dengan sudut pandang berbeda. Sebab, kamera ini tidak hanya tangguh, tapi juga bisa dipasang di berbagai posisi. Mulai di helm, di dada, juga di depan atau belakang sepeda.
Odo Meter
Seberapa cepat dan jauh Anda mengayuh? Hal itu bisa diketahui melalui berbagai perangkat odo meter.
Perlengkapan Keamanan
Bersepeda, khususnya di daerah berbukit dan menurun tentu saja sangat berisiko. Karena itu ada baiknya untuk membekali diri dengan berbagai pelindung tubuh. Mulai tangan hingga kaki.
Helm
Kepala adalah bagian vital yang harus dilindungi saat bersepeda. Ada berbagai jenis helm yang bisa dipilih, dengan berbagai merek. Mulai Metz, 661, hingga Fox.
Hydro Bag
Dehidrasi adalah hal yang paling tidak diinginkan saat melakukan aktivitas MTB. Karena itu, tersedia berbagai tipe hydro bag yang dapat menampun air dengan berbagai ukuran. Jadi, sambil bersepeda, kita masih bisa menjaga asupan air tubuh.
Sepatu
Sepatu penting artinya untuk kenyamanan. Ada berbagai sepatu khusus MTB yang dijual di pasar. Mulai dari Fox hingga SDI.
Portable Charger
Jika Anda membawa banyak gear, maka tidak ada salahnya membawa portable charger untuk mentenagai kamera ataupun perangkat ponsel. Jangan sampai momen indah hilang lantaran Anda kehabisan baterai di tengah jalan.