Salah satu bagian menarik dari Tokyo Motor Show adalah bagaimana pameran tersebut tidak melulu menampilkan mobil keluaran terbaru yang segera dipasarkan ataupun mobil konsep. Namun, ada juga secuil gambaran masa depan tentang alat transportasi personal beserta teknologi terkini yang mengiringinya.
Tahun ini, gambaran tersebut diperlihatkan melalui sebuah area khusus yang disebut smart mobility city, terletak di rooftop exhibit area. Apa yang dimaksud dengan smart mobility city? Pada dasanrya, mobilitas adala bagian dari keidupan setiap manusia. Tapi, dengan mobilitas “pintar”, di masa depan proses tersebut diharapkan dapat mengatasi berbagai tantangan seperti mengurangi dampak lingkungan, kemacetan, kecelakaan, dan lainnya.
Di area ini tidak hanya pabrikan automotif, banyak sekali perusahaan yang ikut serta. Mulai ahi Glass Co, NTT Docomo Inc, Toshiba Corp, juga Honda Motor Co, Mazda Motor Corp, Mitsubishi Motors Corp, Nissan Motor Co, dan Toyota Motor Corp.
Nah, yang paling menarik lagi adalah bagaimana para jurnalis diberi kesempatan untuk ikut merasakan langsung gambaran masa depan itu. Di tengah-tengah ruang pameran, terdapat berbagai model moda transportasi masa depan. Ada Honda Unicub-B, Toyota Winglet, Nissan New Mobility Concept.
Salah satu perangkat paling menarik adalah Unicub-B buatan Honda. Unicub-B ini disebut personal mobility karena hanya dapat mengakut satu orang penumpang saja. Perangkat Uni-Cub pertama dikenalkan pada Mei 2012 dengan terobosan baru: memakai teknologi kontrol penyeimbang dan sistem kemudi roda omni-directional (,,,,,,). Honda menyebutnya sebagai Omni Traction Drive System. Teknologi itu diadopsi dari robot humanoid Honda yang populer dengan nama ASIMO.
Unicub-B sendiri adalah versi penyempurna, dibuat lebih kecil dan ringan. Dibandingkan model sebelumnya, posisi duduknya juga lebih rendah agar semua orang bisa menggunakan. Begitu pula dengan materialnya yang dibuat semakin empuk untuk memperkecil risiko jika terjadi tabrakan dengan pejalan kaki.
Di lokasi test drive Tokyo Motor Show, Unicub-B yang memiliki dimensi panjang 510 mm, lebar 315 mm, tinggi 620 mm, dan berat 25 kg itu dapat dicoba langsung. Pengguna dapat maju, mundur, atau berjalan diagonal hanya dengan memindahkan berat tubuh ke arah yang ingin dituju. Jika ingin maju kedepan, arahkan badan kedepan, dan seterusnya.
Bagi mereka yang sudah pernah mencoba Segway (disewakan di beberapa tempat rekreasi di Jakarta), rasanya tidak akan kesulitan untuk mengendari Unicub-B. Karena sistem kerjanya hampir sama. Bedanya, Unicub-B selain lebih lincah (kecepatan maksimalnya 6 km/jam), juga di desain khusus untuk kawasan indoor seperti perkantoran atau pusat perbelanjaan.
Sejak tahun lalu pun Honda sudah melalukan pengujian terhadap Unicub-B, mencari tahu siapa saja orang-orang yang bisa memaksimalkan penggunaan perangkat tersebut. Yang pasti, para staf Miraikan (Museum Nasional Iptek dan Inovasi Jepang) sudah menggunakannya sebagai alat transportasi antar gedung.
Selain Unicub-B, kendaraan lain yang tak kalah menonjol adalah Honda MC-β. MC-β adalah kendaraan commuter micro jarak pendek.
Sejak awal bulan ini MC-β sudah menjalani serangkaian ujicoba, antara lain di Kumamoto Prefecture, Saitama City, serta Miyakojima City. Hasil dari uji coba tersebut akan digunakan untuk memperbaiki fitur-fitur MC-β jika diperlukan.
Misalnya, apakah sudah sesuai dengan fungsinya sebagai kendaraan mini? Sejauh mana kendaraan ini membantu penggunanya? Dan seberapa besar pengaruh kendaraan tersebut terhadap perencanaan kota serta mengatasi permasalahan lalu lintas.
Di Tokyo Motor Show 2013, jurnalis serta pengunjung bisa langsung mencoba kendaraan tersebut.
Karena ukurannya mini, kabin MC-β hanya di desain untuk bisa menampung dua orang dewasa. Tapi, tetap bsia duduk dengan nyaman. Bodinya disebut “micro” karena 90mm lebih pendek dibandingkan standar kei car Jepang. Radius putarnya pun sangat pendek, yakni hanya 3,3 meter, memudahkannya bermanuver di tempat sempit.
Walau bodinya terlihat ramping, tapi Honda mengklaim bahwa performa kendali kendaraan yang menggunakan baterai Lithium-ion itu tidak berbeda dengan mobil listrik Honda lainnya, termasuk untuk digunakan di berbagai kondisi jalan. Bodinya berbasis pipa, seperti sepeda motor. Tapi, hal tersebut membuat MC-β menjadi lebih ringan dan kokoh atau rigid.
Yang pasti, apa yang dilakukan Smart Mobility City ini adalah mencari cara gara bagaimana agar berbagai industri ini bisa melebur jadi satu, dan sama-sama bekerja sama untuk membuka pasar baru yang belum pernah ada sebelumnya. Misalnya bagaimana industri automotif bisa semakin melebur di bidang teknologi, energi, komunikasi, dan masih banyak lagi.
“Industri dan pasar baru bisa diciptakan melalui pertukaran terknologi dari perusahaan dari bidang yang berbeda-beda,” beber Toyokazu Ishida dari JAMA. “Orang harus sadar bahwa teknologi, sistem kemanan, dan kenyamanan mobil masih bisa terus diekplorasi,” tambahnya.
Selain test drive dan berbagai demonstrasi, dihelat juga macam-macam seminar dan simposium terkait teknologi mobil masa depan. Bahkan, pada akhir November mendatang diundang pula anak-anak untuk datang mengenal langsung cara kerja dan pentingnya kendaraan listrik bagi masa depan.