DCIM101GOPROMobil berdimensi dan bermesin kecil (akrab disebut kei car) hampir selalu terlihat di setiap ujung jalan-jalan Jepang. Mulai pusat kota Tokyo hingga kawasan suburban Hakkodate, utara pulau Hokkaido.

Dari lantai basement gedung perkatoran dan apartemen kecil di pusat kota, hingga rumah-rumah mungil di kawasan suburban. Cara paling gampang mengenalinya adalah platnya yang berwarna kuning, bukan putih seperti mobil biasa.

Kei car diminati karena menawarkan kepraktisan, hemat bahan bakar, harga lebih terjangkau karena mendapat subsidi dari pemerintah,” ujar Kristian Agus Ariyanto, warga Indonesia yang sudah 10 tahun tinggal di Jepang.

Disebut “kei” atau “ringan”, mulanya mobil ini diciptakan sebagai moda transportasi murah. Model-modelnya cenderung seragam, bodi yang mengotak, desain “imut”, serta mesin yang tidak lebih dari 660 liter. Dua pertiga pengemudi minicars, menurut laporan Mini Vehicle Association Jepang, adalah kaum wanita. Sementara sepertiga lainnya adalah mereka yang berusia lebih dari 60 tahun.

Honda S660 (tengah).
Honda S660 (tengah).

Menggambarkan minicars mungkin sama dengan pasar low MPV di Indonesia. Di Jepang, lebih dari 39 persen mobil baru yang terjual dalam 10 bulan pertama 2013 adalah minicars (data IHS Automotive). Dan hal itu tidak akan berubah dalam waktu dekat.

Permintaan terhadap kategori minicars di Jepang tahun ini melonjak drastis dan diprediksi tetap tinggi pada 2014 bahkan ketika insentif yang akan diberikan oleh pemerintah Jepang dikabarkan bakal dipangkas mulai akhir tahun ini.

Kategori minicars memiliki mesin lebih kecil dari 0.66 liter dan mendapatkan pajak lebih rendah. Pemilik minicars hanya membayar pajak 7.200 yen (Rp7,2 juta) per tahun, sementara pajak mobil biasa adalah 29.500 yen (Rp29,5 juta) hingga Rp111.000 yen (Rp111 juta) untuk mobil dengan mesin besar.

Popularitas minicars juga terasa di Tokyo Motor Show 2013. Karena hampir sepertiga dari mobil baru yang dikenalkan di pameran tersebut adalah kategori minicar.

Sejumlah vendor berupaya untuk memamerkan varian terbaru kei car mereka sendiri. Dan persaingan di segmen ini semakin padat.

Pada 2014 ini misalnya, hampir separuh penjualan Honda Motor Co. berasal dari segmen minicars. Dan di TMS 2013, Honda memamerkan S660 Concept, kategori mini sportcarpertama yang mereka rilis sejak 1996. Mobil itu memiliki dua tempat duduk dan berbentuk convertible.

Walau kecil, mobil ini diklaim memberikan sensasi mobil sport. Target marketnya: mereka yang menginginkan kei car dengan performa lebih. Artinya dengan mesin kecil pun masih bisa berasyik-asyikkan membejek gas.

Selain itu, S660 juga dimaksudkan untuk mendobrak batasan dari kei car itu sendiri. Bahwa mobil kecil (batas panjangnya tidak lebih dari 340 cm) tidak selalu bertampak imut dan desain monoton yang mengotak (boxy), yang hanya digunakan oleh kaum wanita dan mereka yang telah berumur.

Tapi juga bisa dibuat ”garang”. Mulai dari desain ala roadstar, kokpit berbahan kulit, setir dari serat karbon, dan penampilan racing. “Anak muda di Jepang sangat menyukai mobil dengan tampilan racing atau sporty. Kalau tidak, mereka lebih memilih tidak memiliki mobil sekalian,” papar Kristian.

CEO dan Presiden Honda Takanobu Ito mengatakan bahwa S660 menggambarkan semangat kebebasan dari engineer-engineer muda Honda.

S660 ini akan jadi satu dari total enam minicars yang rencananya akan dirilis oleh Honda pada 2015 untuk menantang Toyota Motor Corp, Daihatsu Motor Co, serta Suzuki Motor Corp. Ketiganya mengakomodir total 40 persen pejualan minicars di Jepang.

Sebelum S660 dikenalkan, Honda sudah memiliki andalan untuk kelas mini sportscar dengan kap terbuka. Namanya Beat, yang dipasarkan pada 1991 hingga 1996 di Jepang. Roadster itu dibanderol USD14.000 atau (Rp136 jutaan) dan total penjualan selama dipasaran adalah 33,682 unit.

Pada 2011, Honda juga mengenalkan kategori minicars N-series, yang market share di kategorinya tumbuh 18,4 persen pada 2012 dibandingkan pertama dirilis. N-Box, misalnya, menjadi model yang sangat populer di Jepang.

Di Twin Ring Montegi, Senin (18/11), saya juga menyempatkan menjajal  langsung Honda N-Box, dan menemukan alasan mengapa mobil ini begitu populer.

Walau ukurannya kecil dan bentuknya cenderung boxy, N-Box memiliki semua yang dibutuhkan oleh konsumen. Mulai mesin bertenaga, handling yang lincah, kabin lebar, hemat bahan bakar, harga terjangkau, bahkan paddle shift.

Karena tingginya penjualan mini cars Honda tahun ini membuat pabrikan tersebut melebihi Daihatsu yang market share-nya jatuh dari 36 persen pada 2011 menjadi 33 persen pada 2012.

“Dulu, orang yang mengendarai minicars sering diejek. Tapi sekarang mereka yang mengendarai sedan bahkan mencari minicars,” ungkap Tomoki Uchida, Presiden Direktur PT HPM.

Lalu, mungkinkan minicars ini akan diboyong ke pasar Indonesia? Jonfis Fandy, Direktur Marketing dan Purnajual mengatakan bahwa minicars masih terlalu “unik” bagi pasar Indonesia. “Masih sulit untuk memasarkan minicars di Indonesia. Karena ukurannya yang terlalu kecil dan bentuknya yang unik. Memiliki minicar mungkin tidak dianggap memiliki mobil,” paparnya.

DCIM102GOPRO