Sedikit banyak tren perkembangan game konsol di masa depan mulai terbaca. Para vendor game saat ini tengah mengejar kualitas game hiper-realistis atau mendekati kenyataan. Ketika pengalaman memainkan sebuah game tidak lagi berbeda dengan melihat film.
Quantic Dream adalah pengembang game asal Prancis yang memiliki spesialisasi di teknologi ”motion capture”. Seperti namanya, ”motion capture” atau ”mo-cap” adalah proses pengambilan informasi gerakan dan lokasi subyek (bisa manusia atau binatang) dari waktu ke waktu. Tujuannya untuk mendapat data gerak dari titik-titik tertentu subyek, sehingga parameter gerakan seperti kecepatan, sudut, jarak, atau poisisi dapat dihitung. Ketika “mocap” itu digunakan oleh seorang aktor, maka cara berjalan, ekspresi muka, serta berbagai gerakan aktor tersebut dapat direkam.
Itulah mengapa ”mo-cap” disebut mampu membawa “realita” ke dalam sebuah obyek. Film Avatararahan James Cameron adalah salah satu film yang sangat intens penggunaan teknologi “mo-cap”-nya. Nah, Quantic Dream ini salah satu perusahaan terdepan dalam mengembangkan teknologi “mo-cap” di dalam industri game. Pada 2010 mereka merilis game noir-thrillerbertajuk Heavy Rain yang sangat sukses karena dinilai mampu menghembuskan unsur ”realita” yang tinggi.

Ceritanya dalam, sementara karakterkarakternya dibuat sangat manusiawi. Teknologi ” mo-cap” yang dilakukan dengan memasang penanda pada bagian tubuh tertentu seorang aktor (kaki, tangan, atau wajah) itu sebenarnya sudah ada sejak 1995. Tapi dalam beberapa tahun terakhir ini pengembangannya luar biasa. Teknologi tersebut kini dapat merekam sekaligus gerakan tubuh, gerakan wajah, dan suara.
Sebelumnya, masing-masing harus direkam terpisah, kemudian digabung dan diintrepretasikan di tahap akhir produksi.Teknologi yang disebut sebagai ”performance capture” itu sudah digunakan oleh Quantic Dream di game terbaru mereka, ”Beyond: Two Souls”. Karena gerakan, dialog, serta suarasuara lainnya bisa direkam sekaligus, maka seorang aktor lebih bebas berakting dengan lawannya untuk membentuk sebuah adegan. ”Teknologi ini memungkinkan kami menangkap sebuah adegan secara utuh,” ujar founder Quantic Dream David Cage.
Ketika menggunakan aktor kelas Oscar, lanjut Cage, maka adegan yang direkam pun akan “berkualitas Oscar”. Dan bukan itu saja. Sensasi yang di dapat di sebuah video game bisa lebih mendalam dibandingkan film karena pemain tidak hanya pasif mengikuti cerita, tapi juga aktif mengendalikan dan menentukan nasib si karakter berikutnya.
Ikatan Emosional
Tren video game di masa depan memang tidak melulu kualitas grafis yang memanjakan mata. Kedalaman cerita dan unsur “realita” juga tidak kalah penting. Menurut Founder Quantic Dream David Cage, game yang realistis mampu memberi ikatan emosional tinggi kepada para gamer. ”Mereka (gamer) akan semakin terhubung dengan karakter yang sedang mereka mainkan. Bahkan mengidentifikasi diri mereka melalui karakter itu.
Yang kami harapkan adalah pemain bisa benar-benar merasakan apa yang dialami oleh sebuah karakter di game,” paparnya. Teknologi “realisme” baru ini tidak dibatasi pada hubungan antara karakter di sebuah game dan pemain. Namun juga berbagai genre game lainnya. Misalnya game balap untuk mendapati parameter gerak mobil yang lebih akurat atau game olah raga seperti sepak bola dimana gerakan pemain benar-benar mirip dengan apa yang sedang dilihat di TV.
Inilah yang disebut dengan generasi terbaru game konsol. Game konsol selalu memiliki segmen sendiri karena kedalaman cerita. Dengan teknologi baru ini, game konsol akan semakin memisahkan segmen dengan game mobile lewat kualitas grafis yang semakin realistis. Para analis memprediksi bahwa tren ini akan dibawa lewat konsol baru, PlayStation 4 dan Xbox One.
Bahkan saat ini pun peningkatan grafis secara signifikan sudah terjadi. Game-game yang ada sudah memiliki unsur “film”, membuat cerita semakin dalam, dan narasi yang memperkuat cerita.






Ini review Beyond oleh PewDewPie