Rasanya setiap pengembang aplikasi mobile ingin mencapai sukses yang di dapat oleh ”Candy Crush Saga” dan ”Clash of the Clans”.
Industri mobile games dunia saat ini sedang heboh-hebohnya. Tentu saja sangat amat sulit untuk bisa bersaing ditengah ratusan ribu game dan aplikasi yang ada di Google Play ataupun Apple App Store. Tapi, begitu sebuah game mencapai tahap yang disebut ”viral”, sukses yang di dapat perusahaan penciptanya bisa sangat luar biasa.
Bahkan, perusahaan yang mungkin skalanya masih terbilang kecil dan baru beberapa tahun berdiri bisa begitu suksesnya hingga percaya diri untuk menawarkan saham mereka ke publik (menggelar initial public offering/IPO). Banyaknya perusahaan game/aplikasi mobile yang sukses mencapai IPO menggambarkan betapa seksinya industri game mobile saat ini dimata para investor.
Supercell adalah perusahaan game mobile asal Finlandia. Produk mereka mampu mencapai tahap viral adalah “Clash of Clans” dan “Hay Day”. Belum lama ini mereka menjual 51% kepemilikan perusahaan mereka ke GungHo, kreator “Puzzles and Dragons”, dan raksasa internet asal Jepang SoftBank. Nilainya tidak tanggung-tanggung, mencapai USD1,5 miliar.
Dengan suntikan dana segar ini, Supercell berharap dapat membawa produk game mereka ke kalangan lebih luas.”Cita-cita kami adalah ingin menjadi perusahaan game global,” ujar chief executive Ilkka Paananen.
Ilkka berharap perusahaannya bisa mengikuti jejak Nintendo, dimana game-gamenya tidak hanya diakui secara global, tapi juga melegenda diantara para gamer. ”Kami berharap 30 tahun dari sekarang orang masih mengingat game-game yang pernah kami buat dan bagaimana game itu bisa berdampak pada kehidupan mereka,” tambahnya.
Menariknya, Supercell adalah perusahaan yang baru dibentuk pada 2010 dengan sekitar 100 orang karyawan. Kini, lewat suntikan dana dari rekanan dari Jepang itu, mereka berharap bisa meraup pengguna game di Asia.
”Kami berupaya berinvestasi dari perusahaan-perusahaan paling menarik dan inovatif di seluruh dunia,” ujar Masayoshi Son, pendiri SoftBank. Sebelumnya, SoftBank juga barus saja mengambil alih mayoritas saham di operator ketiga terbesar di Amerika, Sprint.
Perusahaan lainnya, Kabam asal San Francisco, populer lewat game seperti “Kingdoms of Camelot” dan “Dragons of Atlantis”. Saat ini mereka sedang mengincar IPO.
Kabam meyakinkan investor bahwa perusahaan mereka sangat menguntungkan, karena daya tarik game mereka sendiri. Aplikasi ”Kingdoms of Camelot”, yang sudah berusia lebih dari 4 tahun, ternyata tetap populer di kalangan penggunanya.
Saat ini mereka tengah memonitor respon pasar dan perkembangan King, pengembang Candy Crush Saga yang telah terlebih dulu melakukan IPO.
King.com Ltd, perusahaan asal Inggris, mungkin baru dikenal melalui game Candy Crush. Tapi, sebenarnya perusahaan ini sudah memiliki lebih dari 150 game dalam 14 bahasa di platform mobile, Facebook, maupun website. Setiap harinya, game mereka dimainkan 1 miliar kali. Bahkan perusahaan tersebut sudah dibentuk sejak 2003, namun mulai membukukan keuntungan sejak 2005.
Investor melihat King sebagai studi kasus. Sebabnya, pernah ada perusahaan bernama Zynga yang pernah begitu suksesnya hingga melakukan IPO (mampu mengumpulkan dana sebesar USD1 miliar), dan tiba-tiba saja langsung hancur karena orang tidak lagi tertarik untuk bermain game di Facebook. Zynga adalah perusahaan yang sempat begitu sukses lewat game seperti FarmVille, CityVille, Mafia Wars and Texas HoldEm Poker
Berbeda Zynga, King telah terbukti mampu terus menghasilkan game-game yang menarik bagi konsumen.
Chukong Technologies, Inc adalah perusahaan asal China yang baru saja mendapatkan suntikan dana sebesar USD50 juta untuk membantu mensosialisasikan game mereka dan memastikan platform distribusi. Di China, bisnis model mereka juga termasuk melokalisasi aplikasi buatan Disney dan Gameloft. Chukong dikabarkan siap IPO tahun depan.
Perusahaan asal China lainnya, Sungy Mobile, baru saja mendaftarkan diri di New York Stock Exchange. Mereka adalah perusahaan yang membuat aplikasi GO Launcher di Android. Juga produk-produk aplikasi ”Go” lainnya seperti jam, kalender, serta task manager.
Kelihatannya memang sederhana, tapi GO Launcher adalah satu dari 10 aplikasi di Google Play yang jumlah unduhannya sudah lebih dari 100 juta.