JAPAN-COMPANY-NIKON-DF
Seorang model memperlihatkan Nikon Df, kamera digital bersensor Full Frame terbaru yang mengusung desain retro, antara lain lewat material bertekstur kulit dan logam warna perak. Kamera “jadul” ini mengusung banderol harga Rp30 jutaan.

Sensor pada kamera berfungsi untuk menangkap cahaya dari sebuah obyek. Bayangkan sensor sebagai ember. Sedangkan cahaya adalah air. Semakin besar ukuran ember, otomatis air yang dapat ditampung pun lebih banyak. Dengan bidang yang lebih luas untuk menangkap cahaya, logikanya obyek dapat direkam secara lebih mendetail dan tajam.

Meski demikian, penyortiran seberapa bersih dan banyaknya air yang bisa dituangkan di ember itu, masih tergantung pada ornamen lain, seperti lensa kamera. Artinya apa? Anda bisa memiliki ember yang berukuran besar, namun jika airnya tidak disortir dengan baik, hasilnya pun akan kurang baik.

Cahaya yang ditangkap oleh sensor kamera kemudian akan diteruskan ke prosesor di dalam kamera yang berfungsi mengolah informasi mentah itu menjadi sebuah gambar duplikat dari obyek. Mudahnya, bayangkan sensor pada kamera sebagai mata manusia, sedangkan prosesor kamera adalah otak.

Sekeping sensor kamera tersusun dari jutaan dioda peka cahaya. Dioda-dioda itu disebut piksel. Banyaknya jumlah piksel dalam sekeping sensor kamera disebut dengan resolusi kamera.

GERMANY-PHOTOGRAPHY-FAIR-PHOTOKINANah, ini yang sering membuat konsumen terkecoh. Besarnya resolusi tidak berhubungan langsung dengan baiknya kualitas gambar. Resolusi kamera yang besar membuat gambar yang dihasilkan memiliki kerapatan titik-titik piksel tinggi sehingga ketika di-zoom atau dicetak tidak akan pecah. Sekali lagi, kualitas sebuah gambar tidak otomatis dihasilkan oleh megapiksel kamera yang berukuran besar.

Mengapa? karena vendor dapat dengan mudah meningkatkan jumlah piksel dalam sekeping sensor yang memiliki ukuran fisik sama. Caranya, antara lain dengan membuat miniatur piksel yang lebih kecil. Sayangnya, piksel yang dibuat kecil-kecil ini membuat sensitifitas-nya terhadap cahayanya berkurang. Apa dampaknya? Dalam kondisi pencahayaan rendah, foto akan muncul dengan bintik-bintik yang acap disebut dengan ”noise”.

Karena itu, sebuah kamera DSLR dengan 12 MP tetap akan lebih baik daripada kamera saku beresolusi 20 MP. Sebab, ukuran sensor kedua kamera tersebut jauh berbeda. Begitupun kualitas lensa yang digunakan.

Kamera DSLR umumnya menggunakan sensor besar dan piksel yang besar-besar pula supaya memiliki sensitifitas terhadap cahaya yang lebih baik. Sebuah kamera bersensor Full Frame dengan resolusi 36 MP umumnya memiliki ukuran piksel yang sama dengan kamera bersensor APS-C beresolusi 16 MP.

Semakin besar sensor, secara otomatis ukuran bodi kamera juga menjadi lebih besar. Lalu, butuh lensa yang besar pula untuk dapat memaksimalkannya. Dan yang pasti semakin besar sensor, semakin mahal pula harganya.
Ini yang menjelaskan kenapa perusahaan smartphone lebih memilih sensor yang berukuran kecil. Mereka ingin menjaga agar bobot ponsel tetap ringan dan ukurannya tetap tipis.

Nah, berikut adalah perbandingan ukuran antara besarnya sensor antara kamera pada smartphone, kamera saku, kamera mirrorless, hingga DSLR. Sekali lagi, ingat dengan analogi ember. Besarnya ”wadah”, bukan jadi satu-satunya penentu kualitas gambar. Namun, masih ditentukan oleh klausul lain yang tak kalah penting seperti kualitas lensa.

FOTO B

Beginilah yang akan terjadi jika sensor Full Frame, APS-C, MFT, 1-inci 2/3-inci, 1/2.3- inci, serta 1/3.2- inci menangkap obyek yang sama, dengan memakai lensa yang sama pula.

Perbandingan Ukuran Sensor Kamera

Kamera Smartphone

Kamera KompakUntuk menjaga bodi smartphone tetap tipis dan ringan, para vendor menggunakan sensor gambar 1/3.2 inci (ukuran aslinya adalah 4.54 x 3.42 mm). Sensor ini praktis, tapi kurang baik di pencahayaan rendah. Apalagi jika dipaksakan untuk merekam gambar beresolusi hingga 12 MP.

Smartphone HTC One menggunakan sensor sedikit lebih besar, 1/3 inci (4.8 x 3.6 mm), dan berfokus pada kualitas piksel (bukan besarnya) serta bukaan diafragma lebih besar agar cahaya masuk bisa lebih banyak.

Nokia mengambil langkah maju lewat Nokia 808 yang dibekali sensor 1/1.2 inci (10.67 x 8 mm), diperbaiki lagi lewat Nokia Lumia 1020 yang menggunakan sensor 1/1.5-inci (8.80 x 6.60 mm). Adapun Sony, melalui model Z1, tidak mau kalah dengan menghadirkan sensor 1/2.3 inci (6.17 x 4.55 mm) yang umumnya digunakan di kamera diigtal saku seperti Sony W300.

Kamera Kompak Standar

Sensor pada kamera kompak low end bisa berukuran sangat kecil, yakni mulai 1/2.7 inci (5.37 x 4.04 mm). Itu sebabnya, kualitas kamera smartphone premium sudah jauh lebih baik dari kamera digital kompak low end. Karena kamera tersebut tidak memiliki sensor yang cukup besar untuk menghasilkan gambar berkualitas.

Kamera kompak seperti Canon IXUS 255 HS seharga Rp2,5 jutaan dan Samsung Galaxy Camera sama-sama memakai sensor 1/2.3 inci (6.17 x 4.55 mm). Untuk model seperti Panasonic DMC-LX7 (Rp4,5 jutaan), Nikon Coolpix P7000 (Rp4,2 jutaan), dan Canon PowerShot S110 (Rp3,3 jutaan) menggunakan sensor lebih besar, 1/1.7 inci (7.6 x 5.7 mm).

Kamera Kompak Menengah

Kamera DSLR Tingginya permintaan membuat harga sensor terus menurun. Karena itu, vendor memberikan pilihan kamera saku yang sensornya lebih besar. Segmen ini sering disebut dengan Prosumer. Di segmen Prosumer ini muncul tipe seperti Fujifilm X20 seharga Rp5,8 jutaan yang menggunakan sensor 2/3 inci (8.8 x 6.6 mm).

Sedangkan Sony RX100 (Rp6,8 jutaan) dengan bodi kecil dan lensa yang ukurannya cukup bongsor itu menggunakan sensor 1 inci (12.8 x 9.6 mm). Adapun Canon G1 X (Rp5,7 jutaan) yang jadi favorit para penyelam untuk digunakan memfoto underwater memakai sensor 1.5 inci (18.7 x 14 mm).

Kamera Kompak Premium

 Kamera PRosumerSetelah kategori prosumer, masih ada kategori ultra high-end compact. Secara form-factor memang termasuk dalam kategori kompak. Tapi, harganya bahkan lebih mahal dari DSLR maupun Mirrorless. Ada Nikon CoolPix A yang dibanderol Rp10,7 jutaan, Fuji X100S dengan harga Rp12 jutaan, dan Leica X2 yang harganya tembus Rp22 juta. Ketiga model kamera ini menggunakan APS-C sensor (23.7 x 15.6 mm).

Tapi, rekornya ada pada Sony RX1 dengan harga Rp26 juta yang sudah menggunakan sensor Full Frame (36 x 24 mm). Hal ini menegaskan bahwa vendor dapat memasukkan sensor milik DSLR kelas atas ke dalam ukuran bodi yang tergolong kecil. Meski, untuk kualitas gambar, selain ditentukan oleh sensor juga lensa yang jadi sumber masuknya cahaya.

Kamera Mirrorless

Pasar kamera mirrorless memiliki banyak sekali ukuran sensor yang berbeda-beda. Pentax Q seharga Rp4,3 juta, misalnya, menggunakan sensor 1/2.3 inci (6.17 x 4.55 mm). Sementara untuk seri Nikon 1 yang dibanderol mulai Rp6 jutaan memakai sensor berukuran 1 inci (12.8 x 9.6 mm).

Sensor Micro Four Thirds 4/3-inch (17.3 x 13 mm) sendiri digunakan oleh model kamera seperti Panasonic Lumix GF5 (Rp5,4 juta) dan Olympus seri PEN (Rp6 juta-Rp7 jutaan). Untuk Canon EOS M, Sony NEX, serta lini produk mirroless keluaran Fujifilm menggunakan sensor APS-C (23.5 x 15.6mm) yang juga dipakai di DSLR, baik yang kelas standar maupun medium.

Tentu saja, ada juga kamera mirrorless yang sudah menggendong sensor Full Frame seperti keluaran DSLR kelas premium. Harganya pun luar biasa mahal. Sebut saja Leica Me 220 dan Leica M-Monochrom yang di Indonesia masing-masing dibanderol Rp65 juta dan Rp98 juta.

DSLR

FOTO DKetika Anda memutuskan membeli DSLR atau kamera profesional lainnya, jelas Anda akan mendapatkan sensor yang berukuran besar. Sebagian besar DSLR, baik dari Canon, Nikon, Pentax, atau Sony, menggunakan sensor standar APS-C.

Ukuran sensor APS-C ini memang berbeda-beda. Canon menggunakan standar 22.2 x 14.8 mm. Sedangkan vendor lain memakai standar 23.5-23.7 x 15.6 mm.

Dulu, DSLR yang memakai sensor Full Frame (36 x 24 mm) memang hanya ditujukan untuk fotografer profesional karena harganya sangat mahal. Tapi kini DSLR dengan Full Frame harganya semakin terjangkau, ukurannya juga semakin kompak. Targetnya pun sudah menyentuh konsumen umum. Sebut saja Nikon D600 atau Canon EOS 6D yang masing-masing dibanderol mulai Rp20 jutaan keatas.

Kamera Smartphone