SKOREA-LG-TELECOM-TECHNOLOGY-SMARTPHONE-SCIENCESedikit banyak tren form factor masa depan mulai tersingkap. Tren itu, adalah smartphone yang memiliki layar fleksibel. Mulanya mungkin hanya melengkung, tapi selanjutnya bukan tidak mungkin berkembang menjadi layar yang bisa ditekuk dan dilipat seperti yang kita lihat di film-film sains fiksi.

Saat ini, tren itu sudah dimulai. Pertengahan bulan lalu, misalnya, Samsung Electronics Co. melepas Galaxy Round yang memiliki layar lengkung ke pasaran. Ternyata perusahaan asal Korea Selatan lainnya, LG Electronics Inc, juga tidak mau kalah.

Pekan lalu, mereka juga mengenalkan sebuah produk smartphone berlayar lengkung yang disebut LG Flex. Ponsel itu menggunakan layar OLED melengkung dengan ketebalan antara 7,9 mm sampai 8,7 mm. Beratnya hanya 177 gram, dengan penampang layar 6 inci beresolusi 720p. Jeroannya ada RAM 2 GB, prosesor quad-core Snapdragon 800 2.26GHz, kamera 13 MP, serta baterai 3,500 mAh.

Sayangnya, selain premis “lebih mudah digenggam” dibandingkan model berlayar datar, pihak LG ternyata tidak terlalu banyak menawarkan fitur yang berbeda dari kehadiran layar lengkung itu.

Hal ini, menurut para analis, yang membuat tren layar lengkung belum akan menarik perhatian konsumen dalam waktu dekat. Faktor lainnya adalah biaya untuk memproduksi layar lengkung ini masih sangat mahal. Sebab, desain lengkung itu tidak hanya berdampak pada layar, tapi juga baterai, chip board, dan beberapa komponen lain yang harus di desain ulang.

Galaxy Round dibanderol dengan harga Rp11 jutaan, padahal fiturnya tak jauh berbeda dengan Galaxy Note 3 yang juga belum lama dilepas ke pasar. Galaxy Note 3 dibanderol hanya Rp8,8 juta di Indonesia.

Phablet lengkung LG Flex rencananya akan dipasarkan di Korea Selatan melalui bundling dengan tiga operator sekaligus November ini. Galaxy Round sendiri juga hanya dijual terbatas di negara tersebut. Bisa jadi, baik LG maupun Samsung ingin melihat dulu seperti apa respon dari pasar.

Sebagian dari respon itu memang negatif, menyebut bahwa kehadiran layar lengkung hanya berfungsi sebagai “gimmick” marketing semata.

Meski, Presiden DisplayMate Raymond Soneira punya pendapat berbeda soal ini. Menurutnya, teknologi layar lengkung adalah inovasi yang sangat penting di masa depan, terutama dalam teknologi layar di perangkat genggam seperti smartphone.

Menurut Soneira, ada beberapa fungsi layar lengkung yang sangat krusial. Mulai desain lengkung yang terasa lebih alami ketika digenggam, serta kecerahaan layar lengkung yang lebih baik dan mampu mengurangi silau.

Tapi yang terpenting, perangkat seperti Galaxy Round adalah langkah awal dari evolusi di layar smartphone. ”           Kehadiran produk seperti ini akan memiliki efek besar terhadap penggunaan berbagai produk yang memiliki layar di masa depan,” katanya.

Layar cekung yang sedikit melengkung, sebut Soneira, jauh dari sekadar gimmick. ”Lengkungan Galaxy Round sangat tipis, hanya 0,10 inci dari bidang datar. Tapi lengkungan tersebut justru secara signifikan bisa memberikan efek optik, seperti mengurangi ganggungan cahaya ambient,” katanya.