Vine, aplikasi video sharing berdurasi maksimal 6 detik yang cepat populer.
Vine, aplikasi video sharing berdurasi maksimal 6 detik yang cepat populer.

Bisa jadi camcorder adalah kategori consumer electronics yang akan semakin tergerus di masa mendatang. Sebab, bagaimana sebuah video direkam, di-edit, serta diunggah ke internet saat ini telah mencapai level baru.

Setiap orang memiliki ”studio” sendiri di dalam saku celana mereka. ”Studio” itu memungkinkan mereka menyut sebuah video, mengeditnya, dan mengunggahnya ke jejaring sosial setiap saat, setiap waktu. ”Studio” itu bernama smartphone.

Sejak dulu memang pengguna sudah bisa menyut video berkualitas tinggi lewat smartphone mereka. Tapi, baru belakangan ini ”ketemu” format yang memungkinkan mereka mengedit video itu secara mudah, serta mengunggahnya dengan cara yang tidak kalah mudah.

Tidak harus repot memindah file video yang berukuran besar itu dari smartphone ke komputer, mengeditnya menggunakan iMovie di Apple atau Windows Movie Maker, mengkonvert ke resolusi tertentu, baru kemudian mengunggahnya ke internet.

Video di aplikasi seperti Vine dan Instagram video sangat pendek. Berdurasi kurang maksimal 15 detik (Instagram) dan 6 detik (Vine). Dengan resolusi 640 x 640 dan 480 x 480 yang ringan, video yang telah di-edit itu dapat diunggah ke internet semudah mengunggah sebuah gambar.

Dan ternyata hasilnya ternyata luar biasa. Video dalam durasi detik itu menciptakan keasykkan tersendiri. Karena mudah dinikmati dan mudah diproduksi, siapapun bisa melakukannya. Apalagi, hanya butuh waktu beberapa menit dari prose mensyut video, mengedit, hingga mengunggahnya.

Vine, aplikasi untuk mensyuting dan berbagi video kepunyaan Twitter itu mencapai 40 juta pengguna hanya dalam waktu 6 bulan sejak dirilis. Sebuah prestasi yang luar biasa. Sedangkan Instagram yang baru saja diakuisisi oleh Facebook itu memiliki 150 juta pengguna aktif per bulannya.

Tren video ini tidak akan berhenti dalam waktu dekat atau “angin-anginan”. Sebab, menurut prediksi dari firma riset Neomobile, pada 2017 mendatang trafik data yang ada di internet berasal dari video.

Mudah mensyut, mudah mengedit, dan mudah mengunggah
Mudah mensyut, mudah mengedit, dan mudah mengunggah

Karena itu, tidak heran jika kemudian mulai bermunculan aplikasi-aplikasi yang membuat orang semakin kreatif untuk memproduksi video berdurasi pendek. Sebut saja Cameo dan JumpCam.

Baru saja diluncurkan, Cameo sudah disebut TechCrunch sebagai aplikasi editing video terbaik di perangkat mobile.
Menurut co-founder Matthew Rosenberg, Cameo memungkinkan pengguna lebih kreatif untuk merekam dan mengedit video secara mobile. Aplikasi tersebut memungkinkan pengguna merekam video berdurasi 6 detik, menjahitnya jadi satu, menambahkan soundtrack, bahkan special effect.

Cameo juga dapat merender hasil editan video itu dalam format maksimal 720p, resolusi yang lebih dari cukup untuk mengunggahnya ke YouTube ataupun Vimeo. Seluruh proses syuting sampai mengunggah video berdurasi 90 detik misalnya, bisa hanya butuh waktu 15 menit. Bandingkan dengan menggunakan software seperti iMovie atau Windows Movie Maker yang bisa memakan waktu berjam-jam.

Fitur yang kurang lebih sama juga dimiliki oleh aplikasi bernama JumpCamp. Aplikasi ini sudah diluncurkan tahun lalu oleh CEO David Stewart setelah meninggalkan posisi mapan di Yammer, jejaring sosial asal San Francisco.
David yang juga pernah mendevelop teknologi mobile di YouTube itu mendapat ide meluncurkan JumpCam ketika datang di pernikahan teman dekatnya.

Saat itu, ia ingin membuat kenang-kenangan berupa video testimoni singkat dari tamu-tamu dari kedua mempelai melalui smartphone miliknya. Setelah itu, hasilnya ia gabung-gabungkan sendiri melalui Final Cut Pro dan mengunggahnya ke dropbox. “Ternyata saya menghabiskan seluruh akhir pekan untuk melakukannya,” papar David.

Maka, dengan layanan JumpCam, pengguna bisa berkolaborasi untuk membuat video dengan orang lain. Durasi maksimal 1 buah klip adalah 10 detik, dan orang yang berpartisipasi untuk membaut sebuah video tidak terbatas.

Bagaimana aplikasi seperti JumpCam ini bisa menggugah kreativitas, dirasakan oleh Stephen Dypiangco, co-founder dari studio National Film Society yang berbasis di Los Angeles. Dypiangco merekam sebuah film pendek berjudul “Pass the Egg”. Selanjutnya, klip tersebut diteruskan oleh orang lain dari sejumlah negara, berlanjut menjadi sebuah video yang sangat unik. ”Begitu Anda membuka sebuah kolaborasi, kreativitas terbuka lebar dan tidak dapat diprediksi,” katanya.

Meski terlihat menjanjikan, video-sharing adalah industri yang cukup rawan. Karena banyak startup besar yang gulung tikar lantaran gagal mendapatkan traksi. Salah satunya Color, startup asal Palo Alto, yang pertama memunculkan layanan mereka setelah mendapatan pendanaan sebesar USD41 juta pada 2011.

Color menawarkan fungsi video-sharing secara real-time di Facebook. Tapi, karena gagal menarik perhatian user, Color ditutup pada Desember 2011. Perusahaan lain, Viddy, asal California yang telah mendapat pendanaan sebesar USD35 juta juga mengalami problem yang sama.

Tapi ide untuk memfasilitasi pengguna smartphone menciptakan, mengedit, dan mengunggah video pendek itu terus mendapat respon positif bagi pengguna maupun investor.

Socialcam, video-sharing yang memiliki channel-channel yang diisi langsung oleh selebritis, memiliki jutaan follower. Tahun lalu, perusahaan tersebut mendapat pendanaan hingga USD60 juta oleh Autodesk.

Menurut Matthew Rosenberg, tujuan utamanya di masa mendatang adalah bagaimana suatu saat ini video akan menggantikan komunikasi orang dengan pesan teks seperti chatting atau SMS. ”Kehidupan orang akan menjadi sebuah film yang bisa dilihat seketika (real time),” katanya.

Vine 2

Ragam Aplikasi Video Pendek:

Berikut ini adalah beberapa aplikasi editing dan sharing video yang sedang populer. Platform baru ini mendefinisikan ulang bagaimana sebuah video bisa dinikmati.
Cameo (New York) — http://www.cameo.tv
JumpCam (San Francisco) — http://www.jumpcam.com
Klip (Palo Alto) — http://www.klip.com
Socialcam (San Francisco) — http://www.socialcam.com
Viddy (Los Angeles) — http://www.viddy.com
Instagram (San Francisco)
http://www.instagram.com
Vine (New York)
http://www.Vine.com