Model menunjukkan varian Lenovo K900 yang telah dilengkapi dengan prosesor Intel Atom terbaru.
Model menunjukkan varian Lenovo K900 yang telah dilengkapi dengan prosesor Intel Atom terbaru.

Intel Indonesia tidak hanya semakin menegaskan kepemimpinan mereka di pasar PC lewat kehadiran mikroprosesor generasi keempat Haswell yang lebih tangguh. Tapi juga siap bertarung di lini yang sebelumnya mereka dianggap lemah: smartphone dan tablet.

Selama lebih dari dua dekade Intel mendominasi pasar PC mikroprosesor. Sekitar 70% dari pendapatan mereka masih berasal dari pasar PC, yang dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhannya terus melambat. Karena itu, Intel tidak tinggal diam. Mereka terus memperlebar jenis produk. Selain mempertajam cengkraman di pasar laptop, juga mempertajam posisi mereka di perangkat bergerak seperti smartphone dan tablet.

Faktanya, masa depan komputasi memang erat hubungannya dengan kata mobilitas. Pasar Desktop PC secara global dianggap sudah jenuh (saturasi), seiring semakin masifnya peralihan konsumen ke komputer jinjing atau laptop.

Saat ini Intel mengakomodir 80% pasar prosesor notebook secara global (di Indonesia konon angkanya lebih besar lagi). Dan mereka terus berupaya untuk mempertahankan posisi itu melalui Haswell, prosesor Intel Core generasi keempat yang dimaksimalkan untuk mobilitas.

Prosesor yang berfitur ”2-in-1” itu diklaim memberi performa lebih besar dan kinerja grafis tinggi, namun konsumsi dayanya 50% lebih efisien dibanding generasi sebelumnya. Sebuah kombinasi sempurna untuk memikat hati konsumen yang cara berkomputasinya saat ini semakin majemuk.

Haswell sendiri sudah dikenalkan di Indonesia sejak awal Juli 2013 silam. Hingga saat ini belasan vendor PC sudah menggunakan Haswell dalam model terbaru mereka. ”Dan jumlahnya akan semakin banyak,” ujar Marketing Director Intel Indonesia Hermawan Sutanto.

Paling mudah melihat seberapa besar perbedaan antara Haswell dibanding prosesor Intel Core generasi sebelumnya bisa dilihat dari Apple MacBook Air terbaru. Perangkat “ultrabook” tersebut mampu bertahan hingga 12 jam atau dua kali lipat dibanding model sebelumnya. Artinya, laptop itu masih bisa bertahan beberapa jam setelah digunakan untuk bekerja di kantor seharian penuh.

Menurut Hermawan, model-model laptop terbaru yang sudah dibekali Windows 8 dan layar sentuh, serta mengusung prosesor Intel Core Generasi ke-4 diharapkan bisa menyaingi popularitas tablet. Terutama dalam hal produktivitas. ”Daya tahan laptop yang sudah mencapai belasan jam sudah tidak kalah dengan tablet,” paparnya.

Tapi, bagaimana langkah intel sendiri di pasar smartphone dan tablet? Jawabannya adalah semakin agresif. Buktinya, sejak awal tahun ini sudah semakin banyak ponsel pintar maupun tablet yang jeroannya sudah menggunakan prosesor Intel Atom generasi terbaru.

Sebut saja tablet Samsung Galaxy Tab 3 10.1, smartphone Acer Liquid C1, juga Lenovo K900. ”Kami juga berharap bisa masuk ke merek-merek lokal seperti Zyrex dan Axioo. Tidak menutup kemungkinan nantinya semua brand akan menggunakan Intel Atom,” ujar Hermawan.

Lenovo K900 adalah smartphone yang mencuri perhatian secara global karena menggunakan brand ambassador bintang basket NBA Kobe Bryant. Ponsel berdesain unibody, bodi 6.9mm, dan layar 5,5 inci IPS tersebut menggunakan mesin Intel Atom Z2580, serta chip dual core 2.0 GHz dengan fitur Intel Hyper Threading.

”Alhasil smartphone lebih responsif untuk melakukan tugas seperti web-browsing, multi-tasking dan berpindah-pindah aplikasi,” beber Director MIDH Lenovo Indonesia, Agus Sugiharto.

Sementara di Samsung Galaxy Tab 3, prosesor yang digunakan adalah Intel Atom Clover Trail+ (Z2560). Platform ini diklaim menyediakan performa komputasi 2x lebih baik dan kemampuan grafis 3x lebih baik, namun daya tahan baterainya kompetitif. Penjualan Galaxy Tab 3 10.1 ini di-bundling dengan PT Telkom Indonesia. ”Setiap pembelian unit di distributor resmi Intel akan dilengkapi kartu prabayar Speedy Instan,” papar Hermawan.

Kampanye yang agresif memang jadi bagian dari strategi Intel. Sejak awal tahun ini Intel telah menggagas kampanye First Time Buyer (FTB Campaign) yang menghadirkan kisah unik dari beberapa orang yang memiliki hidup lebih baik karena memanfaatkan teknologi komputer secara produktif.

Nyayu Nur Komaria, menggunakan komputer dan internet untuk melestarikan songket asli Palembang.
Nyayu Nur Komaria, menggunakan komputer dan internet untuk melestarikan songket asli Palembang.
Pengrajit songket Palembang Nyayu Nur Komaria, misalnya, menggunakan blog untuk memberikan informasi terkait songket. ”Ternyata hal ini menjadi added value bagi bisnis songket milik keluarga yang memang saya pasarkan melalui internet,” paparnya.

Dengan informasi tambahan seputar songket, lanjut Nyayu Nur Komaria, pembeli benar-benar mengerti cara pemilihan songket yang baik. ”Sehingga, bukan hanya membeli, tapi pembeli kami juga ikut menjadi bagian dari pelestarian songket sebagai budaya asli Palembang,” paparnya.