
Dalam beberapa tahun terakhir sentuhan teknologi semakin akrab ditemukan di sebuah mobil. Mobil akan menjadi platform penting dalam pengembangan teknologi komunikasi.
Hal itu diungkapkan oleh Co Chief Executive General Motors Dan Akerson. Menurutnya, pengembangan teknologi di kabin mobil menjadi keutamaan bagi pabrikan automotif untuk menarik pembeli berusia lebih muda dan sangat akrab dengan teknologi (tech-savvy).
In car technology, lanjut Akerson, bisa menjadi sumber penghasilan baru bagi pabrikan automotif. Salah satunya dengan menjual iklan di dalam mobil.
Pada pertengahan 2014 nanti, pabrikan mobil terbesar di Amerika itu bekerja sama dengan operator AT&T Inc. untuk memasarkan mobil yang telah dibekali jaringan 4G LTE. Jaringan tersebut memungkinkan pengguna untuk bisa berselancar internet jauh lebih cepat dibanding 3G.
Akerson, yang mantan eksekutif top perusahaan telekomunikasi seperti MCI, Nextel dan XO Communications itu melihat ada perubahan besar dalam gaya hidup konsumen di AS. Mereka menghabiskan setidaknya 2,5 jam sehari di smartphone dan tablet, lebih lama dibandingkan waktu rata-rata berada di kendaraan (baik mengemudi atau menjadi penumpang) dalam sepekan.
Tak hanya itu, survei J.D Power menyebut bahwa dua pertiga pembeli mobil di Amerika memiliki smartphone dan 80 persen diantaranya menganggap konektivitas sebagai sangat mempengaruhi pertimbangan dalam memberi mobi.
Mobil masa depan, kata Akerson, harus bisa terhubung ke konsumen. Tidak hanya soal navigasi atau menelpon secara hands free, tapi juga memberikan fungsi-fungsi yang lebih maju. Misalnya perintah suara, mampu menghubungi nomor darurat, memberikan informasi ke pemilik soal kondisi mobil, menjadwalkan ke bengkel, dan masih banyak lagi. ”Bayangkan jika mobil Anda bisa menelpon Starbucks dan memesankan kopi favorit Anda 1 km sebelum Anda sampai di gerai. Ketika Anda sampai, tinggal mengambil pesanan saja,” katanya.
Ford Motor Co. saat ini juga sedang berencana untuk mengakuisi perusahan peranti lunak bernama Livio senilai USD10 juta (Rp100 miliar). Tujuannya, agar mobil Ford memiliki perangkat yang lebih baik untuk menghubungkan ponsel penumpang ke mobil.
”Livio memiliki solusi agar konsumen bisa menghubungkan konten yang ada di smartphone mereka ke mobil dengan mudah,” ujar chief technical officer Ford Paul Mascarenas. Menurut Paul, akuisisi ini memungkinkan Ford untuk menjadi yang terdepan dalam komunikasi antara smartphone-ke-kendaraan.
Sebelumnya, Chief Executive Officer Ford Alan Mulally sudah menegaskan bahwa in-car technology telah menjadi pilar bagi Ford, yang kini sudah membenamkan teknologi perintah suara Sync dan kontrol sentuh MyFord. Menurut penelitian dari GSMA dan SBD, sistem yang mengintegrasikan mobil dengan ponsel akan digunakan di 21 juta kendaraan pada 2018 mendatang.