Asha501_3Nokia Indonesia mulai memasarkan Nokia Asha 501 di Indonesia. Asha adalah lini model feature phone Nokia yang masih sangat relevan di emerging market seperti Indonesia dan India.

Dibandingkan model Asha lainnya, 501 terbilang unik. Ketika tren ponsel saat ini ingin ”membesar”, dimensi 501 justru mengerucut dengan ukuran 99.2x58x12.1mm dan berat 98 gram. Sekilas, bentuknya malah terlihat seperti versi entry level Nokia Lumia. Terlihat mengotak, mungil, dan playful lewat warna-warna pastel seperti merah cerah, hijau cerah, cyan, kuning, putih dan hitam.

Casingnya sendiri terlihat kokoh, dengan layar kapasitif 3.0 inci QVGA TFT. Hanya ada 1 tombol “back” dibagian tengah. Hadir dengan), Asha dilengkapi Nokia Xpress Browser yang diklaim lebih irit berinternet, juga paket data Asha dari operator. Ponsel seharga Rp1 jutaan dibekali memori flash 128 MB, memori card 4 GB (dapat diperluas hingga 32 GB), waktu bicara 17 jam, dan Dual SIM.

Ketika penjualan Lumia masih sangat kecil jika dibandingkan dengan model smartphone lain seperti lini produk Samsung Galaxy dan iPhone, jajaran Nokia Asha justru memberikan kontribusi yang sangat besar bagi Nokia.

Pada kuartal kedua 2013 silam, Nokia mengapalkan 4,3 juta unit Nokia Asha ke seluruh dunia (turun dari 5 unit kuartal sebelumnya). CEO Microsoft Steve Ballmer menyebut Asha sebagai sebagai jembatan ke model Lumia, serta perangkat untuk menyentuh mereka yang belum terkoneksi ke internet lewat harganya yang lebih terjangkau.

Kendati demikian, di Indonesia Asha terus mendapat tantangan dari vendor lokal seperti IMO, Mito Mobile, hingga Cross yang mampu menjual smartphone dengan OS Google Android dengan harga mencapai Rp500 ribu-Rp700 ribuan.

”Performa penjualan Asha terus menurun,” ungkap Sameer Singh, analis dari BitChemy Ventures India. ”Dengan meningkatnya kompetisi dari vendor smartphone low end, saya tidak yakin sampai kapan Asha bisa bertahan,” tambahnya.

Singh memperkirakan pasar Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika mengakomodir 2/3 dari total volume penjualan produk Nokia Asha di kuartal kedua dengan ASP (average selling price) antara Rp320 ribu hingga Rp390 ribuan. ”Ini akan jadi tantanganbagi Microsoft. Pasar di segmen ini sangat sensitive terhadap harga, sedangkan margin-nya usdah mendekati wilayah negatif,” katanya.

Asha501-3Kendati market basic phone menurun, namun, saat ini volumenya masih sangat besar. ”Di pasar seperti India dan Indonesia, lebih dari 70 persen volume penjualan ponsel berasal dari feature phone,” papar Anshul Gupta, principal research analyst dari Gartner. “Masih signifikan,” katanya.

Gupta menilai, untuk relevan di pasar Microsoft harus tetap menjaga merek Asha, sambil mempersempit rentang harga antara produk smartphone dan feature phone mereka, serta smartphone murah yang membanjiri pasar.

Microsoft sendiri menegaskan bahwa prioritas mereka memang memasarkan smartphone dengan harga terjangkau. Di segmen top end mereka memiliki Lumia 1020 dengan kamera 41 MP, sedangkan model low end-nya ada Lumia 610 dan 620 yang menyasar pembeli smartphone pertama.

”Fokus kami adalah untuk menekan harga smartphone,” ujar Terry Myerson, VP OS Windows Phone kepada Reuters.