Telkomsel Bangun Industri Kreatif Digital Tanah Air-1Dalam beberapa tahun terakhir industri kreatif digital di Indonesia memang sangat aktif dan bahkan disorot hingga ke luar negeri. Startup di bidang teknologi bertubuhan, melahirkan banyak sekali developer-developer berbakat yang aplikasinya telah diunduh ratusan bahkan ribuan kali di Google Play, Apple App Store, hingga Windows Marketplace.

Kendati demikian, dengan jumlah aplikasi di Google Play yang mencapai hampir sejuta, tentu pengguna mudah sekali tersesat dan sulit mendapat akses ke aplikasi buatan lokal.

Disinilah Telkomsel merasa harus ikut turun tangan lewat program yang disebut dengan Digital Creative Indonesia (DCI). ”Kami ingin membangun ekosistem Device, Network, & Application (DNA) yang berkesinambungan,” jelas Direktur Planning & Transformation Telkomsel Edward Ying. ”Harapannya adalah agar industri digital kreatif Indonesia lebih dinamis dan lebih banyak lagi inovasi yang lahir,” tambah Edward.

Tapi, kontribusi apa yang bisa dilakukan oleh Telkomsel? Seberapa besar pula dampaknya?

Langkah awal yang mereka lakukan adalah menggamit para developer lewat program Telkomsel Applications Developer (Teman Dev). Sejumlah developer lokal yang dianggap potensial dipilih, diajak bekerja sama untuk mempromosikan aplikasi mereka melalui jalur distribusi, media channel, serta infrastruktur yang dimiliki oleh Telkomsel. Targetnya adalah 125 juta pelanggan Telkomsel!

Total ada 68 developer yang dipilih (disesuaikan dengan HUT Indonesia), terbagi dalam 8 kategori. Mulai dari e-commerce, game, edutainment, entertainment, information, lifestyler, social media, serta utilities.
Beragam aplikasi itu dapat diunduh di platform seperti Android, BlackBerry, Symbian, serta Web Portal. Caranya, dengan menghubungi *500*68# dan mengakses http://www.telkomsel.com/temandev.

”Bagi developer, sistem distribusi dari Telkomsel sangat menguntungkan karena memperluas target market kami. Tidak hanya sebatas mereka yang mengakses toko aplikasi yang telah disediakan oleh masing-masing platform,” tegas Denny Basri, salah satu developer yang ikut serta.

Menurut Vice President Digital Lifestyle Telkomsel Marina Kacaribu, aplikasi-aplikasi yang telah dikurasi tersebut memang memiliki beberapa kriteria.

Salah satunya sudah ”established” atau memiliki basic user tertentu dan tentu saja tersedia di pasar. ”Beberapa aplikasi bahkan sudah mencapai 100 ribu download. Yang kami lihat adalah potensinya, untuk kami push lewat jalur distribusi Telkomsel. Seandainya aplikasi mereka sudah diunduh 10 ribu kali, dalam 3-6 bulan kedepan diharapkan bisa mencapai dua atau tiga kali lipatnya,” jelas Marina.

Menurut Marina, Telkomsel sendiri akan melakukan promosi melalui targeted SMS atau bahkan cross selling lewat Opera Mini, termasuk juga pemasaran below the line.

Selain memperbaiki distribusi channel, Telkomsel sebagai bagian dari Telkom Group sendiri sebenarnya sudah melakukan beberapa hal untuk mendukung pertumbuhan startup lokal. Antara lain memberi kesempatan kepada para developer lokal untuk menjadi anggota Bandung Digital Valley dan Jogja Digital Valley yang dimiliki Telkom, dimana mereka akan mendapatkan co-working space, penggunaan ruang pertemuan, memanfaatkan device testing yang disediakan.