3014756-poster-ubuntu1Canonical adalah perusahaan yang membuat sistem operasi berbasis kernel Linux, Ubuntu, yang pada 2015 mendatang diperkirakan bakal memiliki 200 juta pengguna. Sejak tahun lalu, perusahaan yang memiliki 600 karyawan di 30 negara itu terus menggodok versi mobile dari Ubuntu yang dapat digunakan di perangkat seperti smartphone, PC, maupun televisi.

Dirancang untuk memaksimalkan fitur sentuh, sistem operasi itu diklaim memiliki semua keunggulan Ubuntu (versi PC). Canonical mengatakan, pihaknya sengaja menempuh jalan crowdfunding untuk memproduksi smartphone pertama yang menggunakan OS Ubuntu Mobile karena memang tidak berupaya menjadi perusahaan hardware.

Sebaliknya, mereka sendiri menolak adanya investasi dari pihak luar. Namun, perusahaan tersebut ingin memproduksi setidaknya 40.000 unit perangkat smartphone untuk setidaknya “memamerkan” bagaimana aplikasi Ubuntu Mobile bisa bekerja.

Maka, Canonical menggelar kampanye penggalangan dana di situs crowdfunding Indiegogo. Jumlah yang diminta adalah terbesar di Indiegogo: mencapai USD32 juta (Rp320 miliar).

Perusahaan yang dibentuk pada 2004 dan memiliki kantor pusat di London, Boston, Kanada, Shanghai, dan Taipei itu mengaku ingin membuat smartphone terbaik yang ada di pasar saat ini. Smartphone yang mampu mengalahkan iPhone milik Apple atau Samsung Galaxy S4.

Prosesor ponsel yang disebut Ubuntu Edge itu diklaim lebih cepat dari smartphone tercepat saat ini. Layar smartphone tersebut juga diklaim akan menggunakan berbahan safir yang benar-benar anti gores.

Ketika dihubungkan ke sebuah monitor dan keyboard, smartphone itu bertindak tak ubahnya CPU sebuah PC. Pengguna dapat melakukan fungsi komputasi lewat system on chip (SoC) yang ada di smartphone. Inilah smartphone yang secara harfiah berfungsi pula sebagai PC.

”Konvergensi seperti inilah yang dibutuhkan di masa depan,” beber Victor Palau, Vice President Canonical.

Meski terlihat sangat menjanjikan, namun kampanye Canonical itu meleset dari target. Hanya USD12,8 juta (Rp128 miliar) dana yang terkumpul, atau kurang sekitar USD19 juta (Rp190 miliar) lagi.

Walau kampanye itu gagal, bukan berarti langkah Canonical untuk mewujudkan Ubuntu Mobile ke pasar juga berakhir. Mereka mengaku berencana untuk bekerja sama dengan vendor manufaktur hardware. Paling tidak smartphone Ubuntu bisa sampai ke publik pada awal 2014 mendatang.

Kekhawatiran

Ubuntu-For-Android-PC-Smartphone-Hybrid.Premis yang ditawarkan Ubuntu Mobile mungkin terlihat menarik. Namun, ada beberapa hal yang menjadi pertanyaan para analis. Pertama, Ubuntu hanya menyebut ponselnya sebagai superphone, tapi tidak menjelaskan detil soal prosesor, kapasitas RAM, memori, berat, daya tahan baterai, kamera, atau ukuran layar.

Padahal, kalau pun berhasil proses pendanaan menggunakan sistem crowdfunding di Indiegogo itu berhasil, smartphone tersebut baru akan diluncurkan pada 2014 mendatang. Saat itu, sudah jelas para vendor memiliki produk smartphone yang lebih baru dan lebih baik dibandingkan saat ini.

Kedua, publik saat ini dianggap belum siap dengan konvergensi antara smartphone-PC. Orang belum butuh sebuah smartphone yang berfungsi sebagai PC setelah “dicolok” ke kibor, monitor, dan mouse.

Ketiga dan yang paling penting adalah upaya Ubuntu Mobile dalam membentuk ekosistem. Perusahaan sebesar Microsoft saja harus bekerja sangat keras dalam meyakinkan developer membuat aplikasi di sistem operasi mereka. Karena itu, sulit untuk menerima ada satu ekosistem lagi yang mendapat dukungan penuh dari developer.

Pada intinya, Ubuntu Mobile memang memiliki premis menjanjikan. Tapi, premis itu dinilai belum sesuai dengan tren yang ada pada konsumen saat ini. danang arradian

Tentang Ubuntu Mobile

Ubuntu Mobile dirancang untuk permukaan sentuh. Sehingga tidak cuma dapat digunakan di smartphone, tapi juga tablet, monitor berlayar sentuh, TV dan perangkat lainnya. Berikut adalah beberapa fakta tentang Ubuntu Mobile :

  • OS tunggal yang bekerja di ponsel, PC, dan TV
  • Bekerja untuk smartphone entry level, dan diklaim menawarkan kinerja cepat dan tampilan yang mewah.
  • Ubuntu Mobile dirancang khusus untuk aplikasi berbasis HTML5 ataupun berbasis web. Ada ikon sendiri dan punya akses ke sistem dalam OS. Sehingga pengguna tidak akan bisa membedakan mana aplikasi native dan mana aplikasi yang ditulis di HTML5.
  • Welcome screen atau home screen-nya dapat dipersonalisasi, misalnya memperlihatkan penggilan, SMS, Twitter, dan lainnya.
  • Dirancang untuk fokus ke konten, bukan kontrol.
  • Kontrolnya sangat kaya, bisa disapu dari kiri ke kanan, atas bawah, kanan ke kiri, dan bawa ke atas.