A BlackBerry device is shown in front of products displayed in a glass cabinet at the Research in Motion offices in WaterlooDinding pembatas antara kebutuhan dan keinginan memang tipis. Termasuk soal smartphone. Apakah Anda benar-benar butuh smartphone baru, atau hanya ingin?

Berbagai survei yang dilakukan oleh lembaga riset telah membuktikan bahwa smartphone adalah perangkat terpenting dalam kehidupan warga urban saat ini.

Melalui perangkat bergerak seperti smartphone kehidupan mereka berotasi: melakukan chatting, berjejaring sosial, mencari informasi, mengakses hiburan, bahkan bekerja.

Semakin beragam dan majunya fitur komputasi yang dimiliki oleh sebuah smartphone membuat dampak perangkat tersebut terhadap penggunanya semakin besar.

Maka, amatlah wajar jika pengguna selalu ingin tergoda untuk memiliki perangkat smartphone dengan model paling baru. Terutama di momen Lebaran seperti saat ini ketika daya beli dan konsumsi masyarakat bisa meningkat 2-3 kali lipat. Godaan untuk mengganti ponsel lama dengan model terbaru pun menjadi sangat tinggi.

Nah, berikut adalah hal-hal yang bisa dicermati ketika Anda memutuskan untuk mengganti ponsel lama dengan baru.

Bujet

Putuskan dulu segmen mana yang akan Anda tuju. Apakah smartphone premium (Rp4 juta-Rp7,5 juta), smartphone medium (Rp4 jutaan-Rp2 jutaan), smartphone low end (dibawah Rp2 jutaan), atau malah feature phone yang hanya dibanderol beberapa ratus ribu.

]ika Anda hanya butuh fungsi-fungsi dasar dan tidak terlalu pusing soal gaya, smartphone medium yang ada saat ini sudah memberikan semua yang Anda butuhkan. Jika anggaran terbatas, ada cukup banyak model low end yang memiliki fitur menarik. Bahkan prosesor quad core.

]Sebelumnya, Anda juga harus memikirkan nasib ponsel lama terlebih dulu. Apakah dijual lagi? Diberikan kepada orang lain? Atau malah melengkapi ponsel baru?

Desain

Percaya atau tidak, survei Nielsen Indonesia membuktikan bahwa hampir 70 persen orang Indonesia memutuskan membeli smartphone berdasarkan rekomendasi dari teman atau orang terdekat dibanding melihat iklan.

Bisa jadi calon pembeli ingin mendapatkan rekomendasi langsung dari orang yang mereka percaya terhadap sebuah produk smartphone (terlepas dari merek-nya). Karena itu, Anda bisa mulai bertanya kepada teman atau rekan-rekan kerja Anda tentang plus dan minus yang mereka rasakan terkait produk dan sistem operasi tertentu, mencoba langsung fitur seperti menu, aplikasi, atau kamera smartphone yang Anda incar, baru kemudian memberi kesimpulan.

Satu fakta lagi yang menarik, menurut lembaga riset IDC Indonesia, desain adalah salah satu faktor terbesar bagi seseorang untuk memilih sebuah smartphone. Jadi, pastikan bahwa Anda benar-benar suka dulu dengan sebuah desain dan bentuk smartphone itu. Baru berpikir fitur lainnya. Silahkan mampir ke mal seperti Senayan City dan hampir setiap vendor memiliki model Live Demo yang bisa Anda coba langsung.

Sistem Operasi

Mungkin ini pertanyaan yang tidak akan habis untuk di diskusikan: pilih Android atau iOS? Jawabannya, masing-masing memiliki plus dan minus. Jika Anda sudah terbiasa dengan ekosistem Apple (MacBook atau iPod), maka ada baiknya untuk membeli iPhone. iPhone memiliki dukungan ekosistem aplikasi yang sangat kaya dan lengkap dibandingkan OS lainnya.

Sebaliknya, Android memberi kebebasan memilih ponsel dengan ukuran layar, spesifikasi, serta bujet yang sesuai keinginan. Dukungan aplikasinya pun tak kalah banyak dibanding iOS.

Bagaimana dengan Windows Phone 8? Meski baru, OS ini bisa dicoba jika Anda suka dengan hal-hal baru. Mungkin butuh waktu untuk terbiasa. Tidak semua aplikasi populer juga tersedia (seperti Instagram dan Path). Tapi, OS tersebut sangat stabli dan menawarkan banyak benefit seperti ketersediaan aplikasi Office.

Pilih BlackBerry 10 jika Anda termasuk fans berat BlackBerry. Meski, di OS terbaru itu fungsi dan antarmuka BlackBerry akan sama sekali berbeda. Yang artinya  mengharuskan Anda untuk menyesuaikan diri lagi. Sebaliknya, jangan beli BlackBerry karena BBM semata. Sebab, fitur itu akan tersedia untuk iOS dan Android dalam waktu dekat.

Ukuran Layar

Ukuran layar adalah pertimbangan penting saat Anda memilih smartphone. Karena ukuran tidak hanya menentukan harga, tapi juga fungsi. Ukuran layar 4 inci-4,7 inci lebih nyaman digenggam, namun tetap lega dinavigasikan. Pilih 5 inci-5,5 inci jika Anda termasuk haus konten dan sangat intens berinteraksi dengan berbagai aplikasi, game, video, foto, di smartphone Anda.

Jika Anda sudah akrab dengan tablet tapi hanya ingin memiliki satu perangkat saja, tidak ada salahnya untuk mencoba smartphone berlayar jumbo seperti Sony Xperia Z Ultra (Rp7,5 juta) atau duo Galaxy Mega 5.8 (Rp4,5 juta) dan Galaxy Mega 6.3 (Rp5,5 juta). Pastikan dulu Anda mencoba langsung perangkat tersebut untuk mencocokkan dengan kegiatan keseharian Anda.

Sony Xperia Z Ultra, misalnya, mampu menjadikan pensil atau pulpen sebagai stylus. Tahan pula terhadap air atau debu. Tapi, apakah Anda benar-benar butuh fitur itu? Disisi lain, Galaxy Mega memiliki harga lebih terjangkau, meski resolusi layarnya jauh lebih kecil. Maka, Andalah yang harus menyimpulkan, fitur mana yang harus ada dan boleh tidak ada?

Seken Atau Baru?

Jangan terpengaruh dengan harga murah. Di satu sisi, bundling dengan operator walau terkadang sedikit lebih mahal namun Anda mendapat benefit dengan dukungan paket data serta jaminan garansi. Ingat, sama seperti mobil, orang Indonesia membeli smartphone salah satunya untuk dijual lagi. Jadi, pastikan Anda membeli dari gerai resmi seperti Erafone atau langsung di gerai milik operator.

Toko-toko online seperti Rakuten, Blibli, ataupun Lazada acap memberikan program diskon yang bisa Anda manfaatkan. Atau, jika tidak memiliki uang cash, Anda bisa selalu memanfaatkan fasilitas cicilan kartu kredit yang sangat mudah dan bahkan bunga 0%.

Tapi, jika Anda berani mengambil risiko membeli barang bekas, pastikan untuk melakukan survei harga terlebih dulu. Di forum jual beli seperti Kaskus, jangan takut untuk menawar atau bertanya detil soal kuitansi pembelian dan jaminan (sisa waktu) garansi. Ini untuk menghindarkan Anda terjebak di barang refurbish. Ini terjadi di sebagian model BlackBerry dan iPhone yang harganya sangat murah.

Jika beruntung, Anda bisa menemukan ”harta karun”, yakni smartphone dengan kualitas laiknya baru namun dengan harga yang berbeda lumayan jauh dari harga barunya. Nah, model seperti inilah yang jadi target utama Anda.

Merek

Menentukan merek smartphone itu seperti mengendarai mobil dari titik A sampai B. Anda pasti sampai. Tapi, pengalaman di perjalanannya beda-beda tipis. Misalnya soal antarmuka. Meski sama-sama Android, Sony memiliki antarmuka yang disebut Xperia UI dengan ikon-ikon terang dan menonjol. Samsung, memiliki TouchWiz yang lebih kalem tapi sederhana. Sedangkan HTC menggunakan HTC Sense dengan ikon-ikon yang lebih dewasa dan modern.

Semua menawarkan fungsi yang sama. Tergantung dari selera kita mana yang lebih disuka. Hal ini berlaku pula untuk spesifikasi. Antara smartphone A dan B umumnya memiliki fungsi hampir sama walau angka benchmark mengatakan berbeda. Anda tidak akan merasakannya saat menggunakannya sehari-hari.

Yang pasti, salah satu keunggulan dari merek global atau branded adalah quality control, ketersediaan jaringan servis center, serta jaminan after sales yang baik. Terus terang saya beberapa kali punya pengalaman buruk dengan produk ponsel non-branded. Sehingga, dengan harga misalnya Rp1,2 juta, saya akan memilih smartphone merek global berspesifikasi low end dibandingkan model non global yang menawarkan spesifikasi “medium”.

Operator

Berganti ke smartphone berarti Anda harus menyediakan tambahan bujet untuk berlangganan paket data. Mengapa? Karena smartphone haus data. Jejaring sosial, chatting, aplikasi, streaming video, dan internet yang Anda akses di smartphone butuh data.

Karena itu, setelah membeli smartphone, pastikan Anda mengukur pula cara konsumsi data Anda sebesar apa. Ini akan menentukan besaran paket data yang Anda miliki. Misalnya jika di kantor atau dirumah ada koneksi Wifi, maka Anda cukup berlangganan paket data 500 MB-1 GB saja. Begitupun sebaliknya. danang arradian