IDC Asia/Pacific Quarterly PC Tracker mencatat bahwa pasar PC di Indonesia pada kuartal pertama 2013 mengalami penurunan 2% dibanding tahun lalu. Benarkah ini jadi penanda keterpurukan pasar PC?
” The Death Of The PC Era” adalah kalimat yang mulai banyak di dengungkan sejak awal 2013 silam.
Waktu hidup personal computer disebut sudah habis berdasarkan indikator yang datangnya bertubi-tubi: berbagai lembaga riset mengungkap bagaimana shipments atau pengapalan PC akan stagnan dalam beberapa tahun kedepan.
Jikapun ada pertumbuhan, tidak akan sebesar tahun-tahun sebelumnya. Hal itu tidak hanya berlaku di pasar Amerika atau Eropa saja. Namun juga di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Buktinya, IDC Asia/Pacific Quarterly PC Tracker mencatat bahwa pasar PC Indonesia pada kuartal pertama 2013 memang mengalami kenaikan sebesar 4%. Namun, dibanding tahun lalu (Year-on-Year) justru turun sabanyak 2% ke angka 1,373,000 unit.
Apa penyebab penurunan pasar ini? Benarkah hal ini semata-mata dikarenakan tingginya penetrasi tablet dan smartphone? dan benarkah di masa depan tablet atau smartphone akan sepenuhnya menggeser PC?
Market Analyst Client Devices Research IDC Indonesia Deddie Sionader mengakui bahwa penurunan pasar PC di Indonesia salah satunya memang disebabkan karena pertumbuhan konsumsi smartphone dan tablet.
Karena ketersediaan mini notebook ataupun netbook di pasar semakin berkurang, sebagian konsumen beralih ke tablet atau smartphone. Banyak toko-toko ritel IT yang menangkap fenomena ini dengan mengalihkan stok jualan mereka ke tablet atau smartphone terjangkau yang lebih cepat dan mudah diserap pasar.
”Di beberapa tempat di Indonesia, tablet dengan harga terjangkau memang mulai menggantikan mini notebook. Namun, para vendor IT sendiri sudah sangat agresif dalam memasarkan berbagai tipe notebook murah untuk menggamit para pembeli laptop pertama (first time buyer) sekaligus mencegah penurunan pasar,” katanya.
Data dari IDC Indonesia Quarterly City-Level PC Tracker juga menunjukkan peningkatan kebutuhan terhadap PC diluar area Jawa dan Bali ternyata tumbuh 8% dibanding tahun lalu. Sebaliknya, kawasan Jawa dan Bali justru turun 6% dibanding 2012.
”Berbagai kawasan di Kalimantan dan Sumatera akan terus tumbuh secara stabil,” ungkap Wilhendra Akmam, Research Manager Channels Research IDC Indonesia. ”Secara keseluruhan, pasar PC di Indonesia mungkin turun. Namun, peningkatan justru terjadi kota-kota kecil,” tambahnya.
Yang jelas, smartphone dan tablet bukanlah satu-satunya penyebab penurunan pasar PC. Penyebab lain yang pengaruhnya tak kalah besar ternyata berasal dari penurunan total belanja komersial pada kuartal pertama 2013. Terutama ketika banyak perusahaan yang lebih memilih menahan pengeluaran untuk membeli PC.
Pembelanjaan tinggi dari sektor publik seperti pemerintah lah yang justru membuat belanja PC tetap tinggi. Meski, sebagian besar pengapalan PC pada 2013 merupakan shipments yang tertunda pada kuartal 4 2012.
”Perlambatan dalam ruang komersial sebagian besar merupakan hasil dari volatilitas nilai tukar rupiah serta kekhawatiran terhadap prospek ekonomi jangka pendek Indonesia,” kata Deddie Sionader.
Tapi, benarkah di masa depan tablet akan sepenuhnya menggeser PC? Sudah banyak artikel yang menyebut bahwa kalimat The Death Of The PC Era hanyalah exaggerating atau berlebihan. Salah satunya diutarakan oleh Ted Schadler, CIO dari Forrester Research.
Schadler mengatakan bahwa penjualan PC memang turun. Tapi, bukan berarti PC akan ditinggalkan dan digantikan begitu saja oleh smartphone dan tablet dalam beberapa tahun kedepan.
Mengapa? Ada beberapa indikator yang diungkap Schadler dalam blognya. Pertama adalah tren penggunaan lebih dari satu perangkat (multiple gadget) dan bagaimana konsumen saat ini menginginkan gadget spesifik untuk melakukan fungsi tertentu.
Survei Forrester menyebut bahwa 53 persen pekerja TI global menggunakan lebih dari tiga perangkat sekaligus dalam bekerja. Dan ternyata, PC masih berada di tingkat paling atas. Ini berhubungan dengan statemen berikutnya, bahwa PC tetap dianggap sebagai perangkat paling tepat untuk bekerja. Membuat presentasi, berselancar internet, membuat laporan panjang, serta mengedit di spreadsheet masih lebih nyaman dilakukan di komputer dibandingkan dengan tablet, phablet, ataupun smartphone.
Pasar PC akan turun, menurut Schadler, karena beberapa hal. Antara lain seperti sikap konsumen yang lebih memilih membeli perangkat yang dapat memenuhi kebutuhan mereka saat itu juga. Perangkat itu adalah smartphone dan tablet, bukan komputer.
Di lain sisi, performa rata-rata komputer saat ini sudah sangat baik, sehingga sebuah PC/notebook sudah dapat menjalankan hampir semua aplikasi yang ada tanpa kendala. Alhasil, usia sebuah notebook/PC pun jadi lebih panjang. Pengguna hanya ingin mengganti komputer mereka jika memang sudah tidak dapat melakukan suatu fungsi tertentu. Dan itu bisa bertahan rata-rata selama 6 tahun (dirumah) atau 4 tahun (di kantor).
Karena itu, alih-alih masuk pada ”era post-PC”, Ted Schadler menyebut bahwa yang terjadi saat ini lebih kepada era ”multi-device” atau era ”right tool for the job”.
Siapa Pemimpin Pasar PC?
Acer masih memimpin pasar PC di Indonesia dengan 23% market share pada kuartal pertama 2013. Kendati demikian, market share vendor PC asal Taiwan tersebut terus tergerus oleh kompetitor seperti ASUS dan Lenovo. Market share keduanya terus membesar seiring kegiatan marketing di daerah dan pemilihan harga yang agresif.
Toshiba sendiri terus berupaya mempertajam kehadiran mereka di sektor retail, sedangkan HP dan Dell menurut IDC Indonesia sedang berfokus untuk memperbaiki saluran distribusi yang mereka miliki.