Sony Handycam PJ790VE sudah dilengkapi dengan proyektor 35 lumens.
Sony Handycam PJ790VE sudah dilengkapi dengan proyektor 35 lumens.

Kapan terakhir kalinya Anda merekam video menggunakan camcorder (video camera)? Jika jawabannya adalah ”tidak ingat”, maka Anda tidak sendirian.

Semakin membaiknya kualitas perekam video pada smartphone (Sony Xperia Z dapat merekam video beresolusi HD 1080p/ 1920 x 1080) serta meningkatnya adopsi kamera mirrorless dan DSLR adalah beberapa indikator yang membuat pasar camcorder terus menurun.

Pada 2012 lalu, misalnya, GfK Indonesia memperkirakan penurunan terhadap pasar camcorder ini mencapai 20 persen. Jika diibaratkan pertandingan tinju, ini adalah hook yang sangat telak.

Jika dilihat dari kualitasnya, hasil perekaman video kamera smartphone, mirrorless, atau bahkan DSLR entry level masih terbilang jauh dibandingkan dengan camcorder konvensional.

Namun, siapa juga yang butuh hasil video beresolusi tinggi (HD) jika toh nantinya akan dikonversi ke dalam format yang lebih kompak untuk kebutuhan YouTube ataupun Vimeo.

Benarkah tidak ada? Digital Imaging Product Sales Brand Activation Management Division PT Sony Indonesia Irwan Tongari punya pendapat berbeda. ”Kendati pasar camcorder terluka, tapi bukan berarti permintaannya benar-benar hilang,” ungkapnya di Jakarta, kemarin.

Dituturkan Irwan, ada sebagian konsumen yang membutuhkan hasil rekam video yang sangat baik. Tidak semua konsumen ingin mengunggah videonya ke internet. Tapi banyak juga yang ingin memiliki video berkualitas tinggi untuk dokumentasi dan konsumsi pribadi.

Alasan konsumen butuh hasil rekam video berkualitas HD adalah dampak emosional dari sebuah momen itu yang bisa sangat memorable. Irwan bercerita bahwa ada salah satu pengguna camcorder Sony yang menderita kanker hati, sementara istrinya sedang hamil tua.

Sebelum akhirnya meninggal dunia, ia terlebih dulu membuat video untuk anaknya yang berisi berbagai pesan serta harapan. ”Momen-momen memorable seperti inilah yang membuat video HD memiliki dampak sangat besar,” ujar Irwan. ”Jika Anda merekam video dengan kualitas standar, video itu akan mudah terlupa karena tidak nyaman untuk ditonton,” ia menambahkan.

Inovatif

sony_2013-26Tentu saja, supaya bisa terus bertahan, produk camcorder juga harus terus berinovasi. Harus ada fitur-fitur yang membuat camcorder tetap relevan. Atau, setidaknya memiliki fungsi guna sangat berbeda (bahkan lebih) dengan produk-produk yang sudah ada.

Hal inilah yang coba dibawa oleh camcorder Sony Handycam PJ790VE, yang meraih Best Camera of CES 2013. PJ790VE membawa pembaruan melalui fitur proyektornya yang mampu menampilkan 35 lumens. Meski kualitasnya cukup jauh jika dibandingkan proyektor standar yang bisa mencapai 1.000-2.000 lumens, video yang dipancarkan cukup terang dan memiliki warna natural untuk ruangan kecil. Semakin besar lumens, tentu semakin terang gambar yang diproyeksikan.

Tapi, mengapa butuh kamera video yang memiliki proyektor? Ternyata penggunaannya bisa sangat banyak dan beragam. Bagi keluarga, pengguna bisa memproyeksikan hasil videonya saat sedang kemping ataupun acara keluarga. Bahkan, menjadikannya sebagai proyektor untuk melihat video.

Untuk kebutuhan bisnis, kemampuan proyektor tersebut dapat pula dimanfaatkan saat sedang meeting kecil. ”Cukup disambung ke smartphone, tablet, atau laptop, lantas hasil presentasi langsung ditembakkan ke dinding. Anda tidak perlu membawa-bawa proyektor,” ungkapnya.

Teknologi yang menarik lainnya pada PJ790VE adalah Balanced Optical SteadyShot yang diklaim mampu meningkatkan stabilitas gambar hingga 13 kali lipat. Ini penting karena rata-rata pengguna camcorder selalu bermasalah dengan gambar yang goyang.

PJ790VE menggunakan sensor Exmor R CMOS, lensa Carl Zeiss Vario-Sonnar 26 mm wide angle, hasil rekam Full HD 25p/50p (AVCHD/MP4), kompatibilitas Wi-fi, mikropon eksternal berkualitas tinggi, elektronik viewfinder, HDMI input (untuk proyektor), speaker stereo, teknologi Optical Steady Shot, memori internal 96 GB, serta proyektor 35 lumens. Banderol harganya cukup tinggi, Rp20 jutaan. Pembaruan teknologi dan inovasi seperti ini memang sangatlah penting agar pangsa pasar camcorder tetap bertahan.