Canon IXUS 255 HS menegaskan kamera saku digital saat ini masih relevan.
Canon IXUS 255 HS menegaskan kamera saku digital saat ini masih relevan.
Kamera smartphone memang sudah sangat hebat. Namun, tetap ada beberapa fitur di kamera saku digital yang tidak dimiliki oleh kamera smartphone.

Mereka yang memiliki smartphone medium-premium mungkin sudah tidak merasa butuh akan kehadiran kamera saku digital. Kamera di smartphone mereka sudah memiliki kualitas sama (bahkan lebih) dibanding kamera saku digital yang ada di pasar. Belum lagi kemudahan untuk mengedit dan men-share hasil foto langsung dari layar ponsel.

Tapi, kamera saku digital yang harganya semakin terjangkau masih memiliki segmen pasarnya sendiri (dan masih sangat besar). Selain itu, kamera saku digital juga terus berevolusi, berupaya mengikuti perkembangan gaya hidup penggunanya dengan menambahkan berbagai fitur baru.

Salah satunya seperti Canon IXUS 255 HS, yang hadir bukan sebagai pesaing langsung smartphone. Namun, malah menjadi pelengkap ponsel pintar. Kok bisa? Karena melalui aplikasi Canon Camera Window di Google Play (dan Apple App Store), smartphone bisa terhubung ke kamera tersebut melalui koneksi nirkabel (Wi-fi).

Saya, misalnya, dapat menggunakan GPS di smartphone Samsung Galaxy S4 untuk mendapat fitur GPS photo tagging atau geotagging di Canon IXUS 255 HS. Dengan fitur ini, foto yang saya ambil memiliki informasi lokasi sehingga dikemudian hari saya bisa tahu dimana sebuah foto diambil.

Aplikasi tersebut juga membungkinkan saya untuk mem-backup foto ke website atau komputer, mengunggahnya di sosial media seperti Facebook, Twitter, YouTube, serta mencetak langsung dengan printer yang telah dilengkapi Wi-fi.

Bukan itu saja yang membuat IXUS 255 HS tetap relevan di pasar. Fitur-fitur yang dimiliki kamera tersebut ternyata cukup baik. Dilihat dari bodi, model ini memang mengusung desain IXUS seperti yang sudah-sudah. Kompak dan ringan (beratnya hanya 144 gram), memiliki tombol-tombol yang mudah dinavigasikan, serta layar LCD berukuran 3 inci. Harus diakui, desainnya cenderung membosankan dan monoton, serta minim kesan mewah.

Namun, setelah beberapa lama mengulik kamera ini, ternyata IXUS 255 HS memiliki beberapa fitur yang cukup ampuh. Pertama ada dari label HS, yang berarti kamera itu menggunakan sistem High Sensitivity milik Canon. Singkatnya, teknologi itu mengombinasikan sensor dan prosesor untuk menghasilkan gambar di pencahayaan rendah (umumnya diambil dengan ISO tinggi) tampil lebih baik.

Canon IXUS 255 HS juga menggunakan prosesor DIGIC 5, atau setingkat dibawah DIGIC 5+ yang biasa digunakan di top end model DSLR milik Canon. Klaim Canon, DIGIC 5 lebih cepat 6 kali lipat dari DIGIC 4. Juga, lebih efisien dalam memutar video full HD, lebih capet memotret gambar beresolusi tinggi (per detiknya), juga minim noise.

Tapi yang saya paling suka adalah ini: ECO mode. Sistem ini akan menghemat baterai dengan cara mengurangi kecerahan pada layar, mampu menghemat energi kamera sampai 30%. Yang pasti ketika traveling hati saya akan tenang karena Canon IXUS 255 HS akan tetap hidup ketika nanti smartphone atau perangkat lainnya sudah kehabisan baterai. Artinya, tidak ada momen penting saat liburan yang terlewatkan.

Fitur lain yang menarik—meski tidak banyak saya manfaatkan—adalah moda Hybrid Auto. Secara otomatis, kamera akanmerekam video full HD selama 4 detik sebelum memotret. Dengan mode ini pengguna dapat memilih momen mana yang paling tepat.

Dengan harga Rp2,5 jutaan, Canon IXUS 255 HS cukup menarik untuk menunjang kegiatan fotografi. Sebagai backup dari kamera smartphone ketika bepergian, juga menunjang kegiatan fotografi dari smartphone milik penggunanya.

IXUS-255HS_Default_E2E3E4_tcm14-1018282

IXUS-255HS_Angle5_E2E3E4_tcm14-1018315