Mark ZuckerbergDengan ”Home”, Facebook ingin lebih penting dari aplikasi apapun yang ada pada sebuah smartphone. Inilah fitur yang diharapkan jadi sentral dari semua aktivitas dan kehidupan penggunanya. 

Ternyata spekulasi soal Facebook yang akan meluncurkan ponselnya sendiri itu tidak terbukti. Sebaliknya, mereka justru menunjukkan sebuah peranti lunak yang memiliki dampak lebih dashyat: menjadikan Facebook sebagai pusat dari semua aktivitas pengguna di sebuah smartphone. Software itu diberi nama Home.

”Kami sengaja tidak ingin membuat smartphone ataupun sistem operasi,” ujar Chief Executive Facebook Mark Zuckerberg di kantor pusat Facebook, di Menlo Park campus, California, kemarin. ”Yang terus kami pikirkan adalah bagaimana menghadirkan eksperiens terbaik kepada pengguna di smartphone mereka,” tambahnya.

Ternyata solusi yang mereka dapat adalah ini: sebuah software yang terintegrasi pada sistem operasi (Android), namun memiliki fungsi jauh lebih canggih dibanding aplikasi biasa.

Penamaan ”Home” sendiri terkait strukturnya yang memang menggantikan fungsi ”lock screen” ataupun ”home screen”. Ketika ”Home” telah terinstal di sebuah smartphone, maka Facebook akan terintegrasi sedemikian rupa hingga membuat semua aktivitas pengguna bermula dari jejaring sosial terbesar di dunia tersebut.

Layar utama/home screen di ponsel pengguna, misalnya, akan berubah menjadi konten seperti foto ataupun status dari teman-teman Facebook mereka. Fitur ini disebut dengan Cover Feed.

Tidak hanya tampilannya yang begitu mulus dan cantik, navigasi Cover Feed ini terlihat sangat mudah. Memberikan ”like” atau komentar pada status dan foto dapat dilakukan seketika di layar utama itu.

Dengan Cover Feed, Zuckerberg mengklaim bahwa pengguna tidak akan lagi kehilangan momen terbaru ketika ada teman yang sedang sakit, berulah tahun, atau baru saja mengunggah foto terbaru.

”Anda tidak perlu lagi masuk ke aplikasi atau menunggu notifikasi tertentu, karena semuanya langsung muncul di layar utama,” katanya sambil menyebut bahwa konten akan di agregasi secara otomatis saat ponsel dalam keadaan sleep atau standby.

Inilah yang membuat Home, menurut Zuckerberg, mengedepankan orang atau people dibanding aplikasi dan task. ”Selama 30 tahun terakhir komputer di desain untuk menggunakan aplikasi dan task,” ujarnya.

Meski sekarang pun hal itu masih relevan, namun ada kalanya seseorang hanya ingin mengetahui apa yang sedang terjadi di lingkungan sosial mereka tanpa diribetkan dengan aplikasi dan task. ”Dengan Home, aktivitas berjejaring sosial kini tinggal satu sapuan di layar utama ponsel Anda,” katanya.

Tapi, bagaimana jika pengguna ingin mengakses aplikasi-aplikasi lain yang biasa mereka gunakan? Ternyata masih juga terjangkau dengan ”satu sapuan tangan”. Cukup sapukan jari keatas, maka berbagai aplikasi yang biasa Anda gunakan muncul dan siap di akses.

Fitur lain yang tidak kalah hebat dari Home ini adalah messaging. Fitur ini mengombinasikan SMS dan Facebook Chat dalam satu muara. Aplikasinya muncul dalam bentuk gambar profil yang interaktif, seolah membuat pengguna untuk lebih aktif chatting dengan teman-temannya.

Facebook ”Home” hanya tersedia di OS Android mulai 12 April mendatang. Namun, tidak untuk semua tipe smartphone. Hanya beberapa saja, dan rata-rata keluaran terbaru. Misalnya HTC One X, HTC One X+, Samsung Galaxy S III, Samsung Galaxy Note II, juga akan tersedia untuk HTC One dan Samsung GALAXY S4. Beberapa model yang akan diluncurkan juga sudah dibenamkan dengan fitur ”Home” ini.

Kompetisi dengan Google

Chief Executive Facebook Mark Zuckerberg begitu percaya diri bahwa fitur Home ini akan menarik minat banyak pengguna karena dua hal. Pertama, karena statistik yang menyebut bahwa pengguna menghabiskan waktunya tiga kali lebih besar di Facebook dibanding aplikasi lainnya.

”Sebagai sebuah platform, lebih dari separuh aplikasi berbayar terlaris di Appstore juga terkoneksi ke Facebook,” ujarnya.

Alasan kedua, karena Home telah dirancang sedemikian rupa hingga disebutnya menghadirkan pengalaman terbaik yang belum pernah ada pada OS Android.

Charles Golvin dari Forrester Research memaklumi hal tersebut. ”Bagi sebagian orang, posisi Facebook sudah teramat penting. Facebook telah menjadi bagian dari hidup mereka,” katanya. Meski, tentu saja tidak sedikit pula orang yang enggan menjadikan Home atau Facebook sebagai sentral dari kehidupan mereka.

Meski demikian, analis lain justru lebih menyoroti persaingan antara Facebook dan Google. Integrasi Home pada OS Android buatan Google itu sudah sedemikian dalam, bahkan membuat layanan Google seperti email, chatting, maupun jejaring sosial (Google+) secara tidak langsung ”tersingkirkan”.

Mengomentari hal itu, Zuckerberg optimistis bahwa Google tidak akan melakukan perubahan di OS Android yang bakal melukai Facebook.

Google sendiri memang memberikan pernyataan netral, menyebut bahwa Home menunjukkan keterbukaan dan fleksibilitas dari OS Android. “Android telah digunakan di ratusan tipe handset. Keterbukaan dan fleksibilitas itulah yang membuat Android sangat populer,” tulis mereka.

Sejak beberapa tahun terakhir Facebook memang kesulitan dalam memonetisasi aplikasi mereka di perangkat bergerak seperti tablet dan smartphone.

Padahal, 70 persen pengguna Facebook memanfaatkan smartphone dan tablet. Dan sekitar 157 juta dari 1 miliar pengguna Facebook hanya memanfaatkan ponsel atau tablet untuk mengakses Facebook.

Karena itu, Home, adalah cara Facebook untuk mendapatkan pendapatan iklan pada perangkat bergerak. Iklan akan muncul di fitur Cover Feed. Zuckerberg juga mengatakan bahwa pihaknya akan lebih berfokus pada perangkat mobile di masa mendatang.