Bisa jadi kecermatan dalam menyingkapi keinginan dan kebutuhan pasar lokal adalah kunci sukses Cross Mobilephone, vendor lokal yang mengklaim pengiriman (shipment) ponsel mereka sudah setingkat dibawah Nokia pada kuartal keempat 2012 silam.
Dibandingkan vendor global, perusahaan ponsel lokal terbilang jauh lebih cepat dalam merespon keinginan konsumen Indonesia. Mereka lah yang cepat menghadirkan ponsel dengan kartu SIM ganda, merilis model yang harganya sangat terjangkau, hingga memberi fitur spesifik untuk pasar indonesia: TV analog.
Kecepatan dalam merespon kebutuhan pasar lokal ini amat penting, mengingkat karakter dinamis konsumen Indonesia.
Itu juga, rupanya menjadi strategi sukses Cross Mobilephone. Mereka selalu berupaya menjadi yang pertama dalam menghadirkan smartphone yang harganya lebih murah dari kompetitor, namun fiturnya tetap bersaing.
Lihat saja lima varian baru yang mereka kenalkan pada Selasa (19/3) silam. Setiap model mengincar segmen berbeda-beda. Namun, yang termahal pun dibanderol dibawah Rp1,5 juta.
Direktur Marketing Cross Mobilephone Janto Djojo mengatakan, strategi Cross selama jelas: berkomitmen menyediakan produk terjangkau, namun memiliki fitur yang tidak kalah dibanding kompetitor. ”Itu mungkin kelebihan kami yang tidak dimiliki oleh para pesaing,” ujar Janto.
Harga murah tentu saja membuat margin mengecil. Meski demikian, pasar yang sangat besar dapat dijaring. Pendekatan kuantitas ini bakkan digunakan pula oleh vendor ponsel global mengingat market size penjualan ponsel di Indonesia sendiri terus tumbuh.
Pada 2012 misalnya, lembaga survei International Data Center (IDC) memperkirakan bahwa pasar ponsel Indonesia mengalami peningkatan sebesar 15%, dengan total pengapalan mencapai 55 juta unit.
Dari Feature Phone ke Phablet
Tiga produk terbaru Cross, A27, A28, dan A29, adalah smartphone yang menggunakan berotak Android. Ini menegaskan keseriusan mereka untuk bermain di segmen smartphone mengingat sebagian besar jualan mereka masih model feature phone.
A27, misalnya, menyasar segmen phablet dengan ukuran layar yang mencapai 5,88 inci WVGA (480 x 800). Ketika harga phablet berlayar 5 inci pada umumnya lebih dari Rp2 jutaan, Cross A27 hanya dibanderol Rp1,4 juta.
Menurut Direktur Marketing Cross Mobilephone Janto Djojo, ada beberapa fitur baru yang dibenamkan di Cross A27 ini. Misalnya sensor gerakan, sensor gravitasi 3G, hingga sensor proksimiti. ”Pengguna dapat menggeser tampilan layar tanpa harus menyentuh,” beber Janto.
Cross A27 menggunakan prosesor dual core 1GHz, OS Android Ice Cream Sandwich (ICS) 4.0, kamera 8 MP, memori internal 4 GB, RAM 512 MB, dual SIM Card, koneksi HSDPA, serta fitur TV.
”Phablet sangat populer bagi pasar lokal karena layarnya yang besar. Sehingga nyaman untuk memutar video, bermain game, browsing, atau lainnya. Berbagai lembaga survei memprediksi segmen ini akan terus tumbuh,” ujar Janto.
Ia sendiri optimistis A27 akan diminati oleh konsumen. “Kami yakin produk itu akan menjadi primadona pasar,” ia menambahkan.
Selain A27, ada pula Cross A26. Ukurannya lebih kecil, dengan layar 5.0 inci
WVGA (480 x 800). Prosesornya menggunakan dual core 1 GHz, RAM 512 MB, Android 4.0 ICS, kamera 8 MP, koneksi HSDPA, serta fasilitas dual sim card. Model ini dibanderol Rp1,3 jutaan.
Model lain, Cross A28, memiliki layar 4 inci LCD WVGA (480×800), OS Android Ice Cream Sandwich (ICS), prosesor dual core 1 Ghz Qualcomm Snapdragon, RAM 512 MB, memori internal 4 GB, Wi-Fi tethtering, serta HSDPA. Harganya Rp900 ribu.
Kedua model terakhir, Cross CG2 dan A5 menyasar segmen feature phone dengan banderol masing-masing Rp400 ribuan dan Rp250 ribuan. Cross CG2 yang berlayar 2,4 inci QVGA LCD (240 x 320) itu memiliki fitur unik dual sim hybrid. Artinya, ponsel dapat berjalan di GSM + CDMA atau GSM+GSM. ”Sehingga pengguna dapat memilih paket sim card sesuai kebutuhan. ”Adapun Cross C5 dengan fitur GSM+GSIM mengunggulkan desain warna-warni. Targetnya untuk generasi muda,” ujar Janto.