
Akhirnya smartphone superpremium Vertu Ti sampai juga ke tanah air. Tidak sekadar mencoba, tapi saya juga berkesempatan menguji langsung kekuatan layar ponsel seharga Rp119 juta itu dengan ”menggores”-nya ke ujung meja yang tajam.
Sales Manager Vertu untuk kawasan Asia Tenggara Thomas Blanloeil hanya tersenyum. Wajahnya datar. Tak sedikitpun tersirat rasa takut bahwa layar ponsel seharga city car Mitsubishi Mirage itu bakal rusak. Justru ekspresi kebingungan ada di wajah saya. Walau digores sekeras apapun layar Vertu Ti tetap mulus.
”Hanya berlian yang dapat menggores layar ponsel ini. Karena terbuat dari batu safir berkualitas terbaik,” ujar Thomas dengan bahasa Inggris yang kental aksen Prancis.
Saya kembali menimang Vertu Ti sambil memandangnya lekat. Kesan pertama yang terlintas adalah ini: berat. Dengan penampang layar 3,7 inci, berat Vertu Ti mencapai 200 gram. Bahkan lebih berat dibanding Galaxy Note 2 yang ukuran layarnya mencapai 5,5 inci.
Tentu saja, bobot itu berasal dari banyaknya material premium yang ditanam di bodi ponsel dengan empat varian itu (Titanium Black Leather, Titanium Pure Black, Titanium Black Alligator, dan Black PVD Titanium Red Gold Mixed Metals).
Sasis Vertu Ti, misalnya, terbuat dari titanium, logam ringan namun begitu kokohnya hingga hanya dimanfaatkan untuk membuat roket, pesawat luar angkasa, atau keperluan militer. ”Ti” sendiri merupakan simbol kimia titanium.
Kulit lembut di bagian belakang bodi ponsel adalah kulit yang sama dengan jok mobil James Bond: Aston Martin. Sedangkan keypad-nya yang empuk dan mewah itu terbuat dari keramik yang pengolahannya dirahasiakan.
Semua elemen premium itu memang harus dibayar mahal. Harga termurah Vertu Ti mencapai Rp119 juta. Sedangkan model termahal (red gold) tembus Rp258 juta atau setara satu unit Toyota Kijang Innova.
Dengan harga yang sangat mahal itu, ternyata sudah ada 12 unit Vertu Ti yang dipesan oleh konsumen di Indonesia. Siapa mereka? ”Sayang sekali, kami tidak bisa memberikan informasi itu,” ungkap Thomas. Ia hanya menyebut pembeli Vertu Ti di Indonesia sebagian besar laki-laki berusia antara 30 tahun-45 tahun. ”Mungkin karena ponsel ini sangat manly,” tambahnya.
Yang pasti, Indonesia adalah salah satu pasar potensial bagi Vertu. Jika ditotal, sejak beroperasi pada September 2011, pelanggan mereka sudah mencapai 400 orang. Produk terlaris mereka adalah Vertu Constellation, ponsel berlayar sentuh dengan banderol Rp60 jutaan.
”Konsumen Indonesia luar biasa. Meski pengguna BlackBerry sangat tinggi, tapi permintaan terhadap ponsel berlayar sentuh, terutama Android, juga melesat,” ujar Thomas lagi.
Vertu memang masuk Indonesia sejak 2003 dan sempat membuka beberapa gerai. Namun, setelah berpisah dengan Nokia, Vertu hanya memiliki satu gerai di Jakarta. Vertu Concierge, nama gerai itu, berada di lantai dasar Plasa Senayan, Jakarta.
Tombol Rahasia
Sentuhan personal itu diawali dengan “signature” dari pembuatnya yang diukir handmade di kover belakang. Signature itu menegaskan eksklusifivitas. Sebab, Vert mengklaim bahwa semua ponsel mereka dibuat “handmade” di Hampshire, Inggris.
Secara spesifikasi, prosesor 1,7 GHz dual core Qualcomm Snapdragon S4, kamera belakang 8 MP, kamera depan 1,3 MP, dan kapasitas penyimpanan internal 64GB milik Vertu Ti mungkin tidak akan membuat penggemar gadget tercengang.
Kendati demikian, Vertu Ti memiliki beberapa pembeda dibanding hanset Android yang ada di pasaran saat ini. Sistem operasi Android 4.0 (Ice Cream Sandwich), misalnya, dirancang khusus dengan user interface yang mewah dan elegan.
Ketika Anda melakukan panggilan telpon, sistem noice cancelling akan meminimalisir suara dari luar. Suaranya empuk, karena speakernya dibuat langsung oleh Bang & Olufsen, pabrikan speaker premium.
Namun, keistimewaan Vertu Ti menurut saya adalah tombol rahasia yang terletak di samping kiri. Ketika tombol yang terbuat dari batu rubi itu disentuh, munculah tiga menu ini: Life, Concierge, dan Certainty.
Life berisi layanan prioritas bagi pemilik Vertu, misalnya ketersediaan kursi untuk menonton perhelatan Piala Oscar atau acara seperti London Fashion Week. Menu City Breaf akan mengidentifikasi lokasi Anda secara otomatis ketika sedang bepergian, lantas memberikan informasi. Misalnya apakah Anda harus menggunakan dasi untuk meeting atau tidak.
Fitur kedua, Concierge, adalah andalan setiap smartphone Vertu. Tekan tombolnya, maka “personal asisten 24 jam Vertu” akan berupaya mendapatkan semua keinginan Anda.
”Konsumen bisa memesan tiket pesawat, sampai membeli kado Valentine untuk istri atau kekasih,” ujar Sales Manager Vertu untuk kawasan Asia Tenggara Thomas Blanloeil. Terakhir, fitur Certainty akan memberikan informasi terkait keamanan di suatu negara. Misalnya ketika Anda butuh bepergian ke Afrika.
”Fitur ini akan membantu karena kondisi setiap negara bisa berubah dengan cepat,” papar Thomas lagi.
Jadi, dengan segudang fitur yang dimiliki Vertu Ti, apakah smartphone tersebut layak dibanderol seharga sebuah mobil?