
Mungkin perasaan terbaik yang saya dapat setelah menggeber pedal gas New Honda CR-Z adalah ini: keyakinan konsumsi bahan bakar mobil ini tetap ekonomis, juga peace of mind bahwa saya masih berkontribusi terhadap lingkungan.
Honda New CR-Z adalah mobil sport. Tapi, tidak memiliki kelemahan yang dimiliki sports car pada umumnya. Yakni suara mesin yang terlalu berisik, handling yang terlalu ”liar”, atau kesulitan berjalan ”pelan” karena putaran mesin (RPM) kelewat tinggi.
Honda New CR-Z adalah mobil sport. Tapi ground clearance-nya tidak serendah sports car pada umumnya. Sehingga para sports car enthusiasts tidak harus menggunakan mobilnya seminggu sekali (saat weekend) di rute perjalanan yang juga terbatas (tidak banyak polisi tidur).
Honda New CR-Z adalah mobil sport. Tapi mesinnya menggunakan teknologi hybrid yang tak hanya ramah lingkungan, namun juga membuat konsumsi bahan bakarnya sangat ekonomis.
Tiga kesimpulan itu saya dapat ketika melakoni Honda CR-Z Exclusive Test Drive di Jakarta-Bandung akhir pekan lalu.
Sejak muncul kali pertama (World Premiere) di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2012 silam, mobil yang telah dipasarkan di 56 negara di seluruh dunia itu memang mengulik rasa penasaran.
Rasa penasaran itu akhirnya terbayar setelah saya duduk di bangku kemudi dan menggeber mobil yang telah mencatat penjualan 67.000 unit di seluruh dunia itu di jalan tol Cipularang.
Sensasi mobil sport langsung terasa begitu tubuh direbahkan di bangku pengemudi. Posisi duduknya rendah, seperti mobil balap. Dimensi kendaraan pendek dan lebar, serta memiliki pusat gravitasi rendah.
Kaca depannya melengkung, dengan pilar A seolah ditarik ke belakang. Dari depan moncongnya tajam seperti pesawat concord. Dari dalam kabin, visibilitas pengemudi sangat baik. Bangku baris kedua memang sempit, tapi bagasi mobil dua pintu ini cukup luas untuk membawa dua buah tas golf yang besar-besar itu.
Sensasi mobil sport tidak hanya hadir lewat posisi mengemudi dan desain, melainkan juga performa dan teknologi. Ada tiga mode pengendaraan yang bisa dipilih sesuai kebutuhan.
”Normal” untuk kondisi sehari-hari, moda “Sport” untuk sensasi berkendara responsif dan akselerasi tinggi, serta ECON Mode yang mengoptimalkan efisiensi bahan bakar (dibantu Eco Assist).
Ketika mobil berhenti di traffic light, teknologi auto idle stop mengambil alih. Mesin otomatis mati, namun AC dan sistem elektrik lainnya menyala dari tenaga baterai. Mesin menyala kembali ketika pedal rem dilepas. Sophisticated!
Yang tak lupa adalah tombol rahasia Plus Sport System di kemudi. Ketika ditekan, konon tombol ini akan memaksimalkan kinerja mesin dan motor listrik Integrated Motor Assist (IMA) untuk menambah daya dan performa.
Di tol Cipularang, moda Sport langsung saya aktifkan. Selanjutnya, full throttle! Sambil asyik menaikturunkan Paddle Shift Gear. Mobil pun meraung, namun tidak sampai kehabisan nafas. Terasa sekali torsi maksimalnya muncul di RPM rendah.
Dan sesuai saran pembalap dari tim Honda Racing Alvin Bahar, tombol Plus Sport saya tekan ketika menyusul mobil di depan. Hasilnya, mobil kembali meraung, memberikan tambahan tenaga. Klaim akselerasi bak mobil bermesin V6 3.000 cc terbukti. Padahal, New CR-Z hanya menggendong mesin mesin SOHC i-VTEC 1,5 liter dan baterai 144 volt.
Namun, mungkin perasaan terbaik yang saya dapat adalah ini: bisa membejek gas sesuka dan sesering mungkin, tanpa khawatir cepat-cepat kembali menyapa SPBU.
Memang ada sentilan soal tenaga CR-Z yang terbilang kecil dibandingkan sports car pada umumnya: hanya 120 dk. Tapi, tenaga itu sudah sangat tepat di jalanan Indonesia. ”Jangankan mencapai 300 km/jam, bisa tembus 200 km/jam saja sudah sangat sulit karena hampir tidak ada jalanan kosong di Jakarta,” tutur Alvin Bahar.
Dan yang lebih penting adalah ini: kendati saya mengendarai mobil sport, saya tetap merasakan semangat kontribusi terhadap lingkungan. Sebuah peace of mind yang sulit di dapatkan sebuah di mobil sport yang umumnya dilabeli tidak “ramah lingkungan”.
Nilai Jual Sports Car
Marketing & Aftersales Service Director PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy menilai, teknologi hybrid adalah peralihan (transisi) dari fossil fuel ke bentuk lain seperti listrik, Compressed Natural Gas (CNG), hingga tenaga matahari.
Di negara tetangga seperti Thailand, Singapura, bahkan Malaysia, mobil hybrid sudah semakin populer dan ramai peminat. Meski demikian, respon terhadap mobil hybrid di Indonesia sendiri tergolong rendah.
Konsumen tidak menganggap hybrid, yang identik juga dengan mobil ”orang tua” itu, sebagai sesuatu yang seksi. Sebaliknya, label sports car ternyata punya dampak besar bagi New CR-Z. Setelah dikenalkan di IIMS 2012 disusul road show di beberapa kota di Indonesia, CR-Z yang dibanderol Rp485 juta (manual 6 percepatan) dan Rp499 juta transmisi CTV (otomatis) itu sudah dipesan hingga 185 unit. Padahal, selama setahun pihak HPM hanya mendapat kuota 200 unit.
CR-Z tidak hanya jadi mobil hybrid yang paling banyak terjual di Indonesia, tapi juga paling cepat!
”Kita minta lagi ke pusat untuk bisa mendapat kuota tambahan. Mulai April, kita dapat kuota lagi 10-15 unit per bulan,” ujar Jonfis, yang mengaku tidak menyangka permintaan terhadap CR-Z lebih dari perkiraan.
Jika dicermati, CR-Z punya paket lengkap. Sebuah sports car dengan harga yang terjangkau, dibekali teknologi hybrid yang irit konsumsi BBM, fun to drive, dan sangat nyaman digunakan sehari-hari.
Ketika merancang mobil ini, pihak Honda menggunakan kata kunci Hybrid Café Racers. Café Racers adalah subkultur asal Inggris yang mendunia, dimana para penggemar mobil sport biasa berkumpul di sebuah kafe dan saling membanggakan kendaraan mereka.
Mobil-mobil istimewa yang dibawa kafe itu disebut dengan ”Café Racers”. Tentu saja, saya akan dengan mudahnya membanggakan CR-Z saat berkumpul dengan teman-teman saya di sebuah cafe.