Akhirnya BlackBerry Z10 resmi menyapa pasar Indonesia pada 15 Maret 2013 mendatang. Banderol harganya cukup tinggi: Rp7 juta. Bagaimana smartphone terbaru itu bisa relevan ditengah dominasi handset Android dan iOS?
Sembilan diantara sepuluh pengguna BlackBerry di Indonesia menggunakan handset tersebut untuk ”bersosial”. Di model terbaru Z10 yang mengusung sistem operasi BlackBerry 10, fitur sosial itu ditambah, diperbaiki, serta dimaksimalkan.
Layanan BlackBerry Messenger (BBM), misalnya, kini sudah mendukung fungsi video calling (melalui jaringan Wi-fi). Pengguna BBM juga lebih mudah berbagi foto ataupun dokumen lain seperti Word.
Dari sisi user interface, tampilan BBM makin atraktif dan fungsional. Karena kini telah tersinkronisasi langsung dengan kalender, kontak, serta akun sosial media seperti LinkedIn, Twitter, dan Facebook.
Notifikasi, fitur yang mungkin paling difavoritkan oleh pengguna smartphone Indonesia, disatukan di BlackBerry Hub. Baik email, balasan Twitter, update status Facebook, hingga pesan BBM muncul di satu muara.
Pengguna bahkan bisa “mengintip” notifikasi yang masuk tanpa harus meninggalkan aktivitas (yang mungkin penting) yang sedang dilakukan saat itu.
”Kami menyebutnya hyper efficient,” ujar Managing Director BlackBerry untuk Asia Selatan Hastings Singh.
Melalui fitur yang disebut BlackBerry Flow, home button pada Z10 dipangkas. Aktivitas berganti aplikasi atau beralih menu sepenuhnya dilakukan lewat sapuan jari.
Mungkin awalnya fitur ini sedikit membingungkan. Namun jika sudah terbiasa, aktivitas multitasking dapat dilakukan lebih cepat. Begitu cepatnya, hingga Singh menyebut bahwa BlackBerry 10 memang ditujukan bagi mereka yang butuh mengambil keputusan secara cepat dan langsung action.
OS BlackBerry 10 butuh 2 tahun untuk dikembangkan. Dirancang berdasarkan keinginan pengguna BlackBerry dari berbagai negara, termasuk konsumen Indonesia sebagai negara dengan pasar BlackBerry terbesar di Asia.
Ketika resmi sampai ke tangan konsumen, OS berbasis platform QNX itu menuai banyak pujian lantaran memiliki banyak fitur yang sama sekali baru. Sebut saja BlackBerry Balance yang memisahkan akun pribadi dan pekerjaan, keyboard yang dapat mempelajari dan memprediksi kata dalam bahasa Indonesia, serta kamera dengan ”mesin waktu”.
”Inilah true mobile computing. Sebuah smartphone yang diimpikan oleh pengguna, dimana mereka tak perlu ’menyesuaikan diri’ terhadap keterbatasan fitur yang ditawarkan oleh sebuah handset,” ungkap Singh.
Segmen Premium
Dengan banderol Rp7 juta, Z10 jelas menyasar segmen premium. Sebuah segmen yang diperebutkan oleh handset-handset terbaik dikelasnya. Handset yang jadi simbol kemewahan, gengsi, atau performa. Sebut saja Samsung Galaxy SIII, HTC One X+, serta iPhone 5 keluaran Apple.
Pertanyaannya kemudian adalah ini: mampukah BlackBerry Z10 membuat konsumen di segmen yang tergolong niche itu bergeser?
Linda Fatimah termasuk pengguna BlackBerry yang memilih berkata tidak. ”Bagi saya fungsi BlackBerry hanya sebatas BBM dan email. Berbeda dengan iPhone 5 atau Galaxy SIII yang lebih luas dan beragam kegunaannya,” ungkapnya.
Meski demikian, tidak sedikit pula yang menyatakan antusiasmenya. ”Dengan harga yang cukup tinggi, secara otomatis BlackBerry Z10 menjadi simbol gengsi. Tidak ada alasan untuk tidak membeli Z10,” ujar Arga Bima, public relations salah satu perusahaan mobil di Indonesia.
Melihat market share BlackBerry yang masih sangat besar di Indonesia, bisa jadi prospek BlackBerry Z10 memang masih sangat bagus. Seperti yang diungkap Direktur Komunikasi Pemasaran Grup Erajaya Djatmiko Wardoyo.
Koko—sapaan akrab Djatmiko—menilai, kans setiap brand di pasar smartphone premium tetap terbuka terlebar. ”Hal ini terkait brand loyalty yang dibangun oleh masing-masing platform,” paparnya.
Diakui Koko, kehadiran Z10 tidak serta merta mendongkrak volume market share BlackBerry di Indonesia. Namun, ada faktor lain selain volume yang harus dicermati. Faktor itu adalah value. ”Secara volume mungkin Z10 tidak akan sebesar model yang lebih terjangkau, namun secara value akan signifikan,” ujarnya.
Pada 2012 silam, misalnya, volume smartphone di pasar ponsel Indonesia hanya 28%. Kendati demikian nilainya mancapai 60% dari total pasar. Sebagai catatan, total penjualan seluruh ponsel (smartphone dan feature phone) di Indonesia selama 2012 sekitar 52 juta unit.
Guna membuat Z10 lebih terjangkau, pihak BlackBerry sudah bekerja sama dengan berbagai bank, operator, ataupun perusahaan kartu kredit untuk memberikan skema cicilan yang tidak memberatkan.
Selama pre-order hingga 14 Maret 2013 mendatang, toko online seperti Multiply memberikan potongan Rp250.000 untuk pembelian Z10. Pelanggan pascabayar XL Axiata bahkan bisa medapatkan Z10 dengan cicilan Rp600 ribuan per bulan tanpa uang muka. XL mengklaim telah menyiapkan 15.000 unit BlackBerry Z10 untuk pasar Indonesia.
Setelah Z10, rencananya BlackBerry akan merilis Q10 yang memiliki keypad QWERTY dan harga lebih terjangkau. Tahun ini, total mereka akan merilis 6 model handset dengan OS BlackBerry 10.
Penyempurnaan Ekosistem
BlackBerry 10 tidak hanya mengalami perubahan total pada hardware, namun juga seluruh ekosistem pendukungnya. Termasuk sektor aplikasi yang jadi ruh sebuah smartphone.
Saat ini ada 70 ribu aplikasi yang dapat diunduh di BlackBerry 10 App World. Menariknya, sekitar 4000an aplikasi diantaranya berasal dari Indonesia. Di submit-nya pun baru dalam 6 bulan terakhir.
Inilah salah satu keberhasilan BlackBerry dalam meyakinkan pengembang aplikasi (developer) di Indonesia. ”Secara teknis, platform BlackBerry 10 relatif mudah. Secara pasar, OS tersebut tetap relevan di Insonesia karena pasarnya sangat besar,” ujar Vincent Putera, co-founder PT Inspira Solusi Indonesia.
Soccer Ticker adalah aplikasi yang dikembangkan PT Inspira Solusi Indonesia dan berhasil memenangkan kompetisi tingkat Asia BlackBerry JamHack Asia 2012.
Keseriusan BlackBerry dalam mendukung 1.500an developer Indonesia tidak hanya dilakukan melalui investasi senilai USD5 juta selama 5 tahun dalam bentuk BlackBerry Innovation Center di ITB.
Belum lama ini mereka juga membangun BlackBerry Tech Center di Bali. BlackBerry Tech Center sendiri hanya ada di Slough (Inggris), Sillicon Valley (Amerika), Vancouver (Kanada), dan India.
”Indonesia kini menjadi benchmark terhadap pengetesan aplikasi BlackBerry 10,” ujar Teemu Sorvisto, Teemu Sorvisto, Director of Alliance and Business Development BlackBerry Asia Pacific.
BlackBerry Z10
Harga: Rp7 juta
Fitur: Layar sentuh 4,2 inci beresolusi 1280 x 768, Prosesor dual core 1,5 GHz, RAM 2 GB, kapasitas simpan 16 GB (tambahan microSD eksternal), kamera 8 MB, Baterai 1800mAH, slot micro HDMI.
Pesaing:
Samsung Galaxy SIII
Harga Rp6 juta
HTC One X+
Harga Rp6,5 juta
Apple iPhone 5
Harga Rp8 juta-Rp10 juta
Menurut Canalys, market share BlackBerry di Indonesia turun ke 42% pada 2012 dari 67% pada 2011. Sedangkan dari jumlah unit smartphone yang terjual, Samsung mencatat peningkatan dari 23% menjadi 48%.
BlackBerry 10 memiliki 70.000 aplikasi. Sekitar 4.000 diantaranya berasal dari Indonesia. Sedangkan komunitas developer BlackBerry di Indonesia mencapai lebih dari 1.500 orang.
Jumlah Pelanggan BlackBerry Global
2009, 25 juta
2010, 41 juta
2011, 70 juta
Maret 2012, 77 juta
Desember 2012, 79 juta