
Inilah smartphone Android termahal di dunia: Vertu Ti. Benderolnya hampir Rp100 juta, sebagian besar pembelinya kaum pria, dan target market terbesarnya berasal dari Asia. Apa istimewanya? Mengapa harganya bisa begitu mahal?
”Seandainya Anda bisa membeli jam tangan mewah seharga Rp100 juta, mengapa tidak membeli ponsel dengan harga yang sama?”. Begitulah salah satu tagline Vertu, sebuah ponsel yang lebih identik sebagai ikon kemewahan dibanding fungsi berkomunikasi.
Vertu memang bukan brand telepon seluler biasa. Vertu sebagai sebuah ponsel, diibaratkan Mont Blanc sebagai bolpen, Bentley sebagai sebuah mobil, dan Rolex sebagai jam tangan.
Dan seperti halnya sebuah arloji, yang dijual Vertu adalah craftmanship. Sebuah ponsel yang butuh berbulan-bulan untuk dirakit “handmade” oleh orang-orang yang sangat profesional.
Harganya yang mahal lantaran casing yang berasal dari titanium, bahan yang digunakan untuk membuat pesawat luar angkasa. Layarnya terbuat dari batu safir, setingkat dibawah berlian yang hampir tidak bisa tergores.
Ada pula tombol “concierge” dimana pemilik Vertu bisa meminta orang untuk mendapatkan apa saja yang ia inginkan. Mulai dari tiket konser, sepatu tertentu, hingga barang-barang lainnya. Sementara prinsip one-on-one marketing membuat setiap konsumen ditangani khusus oleh seorang staf pemasaran Vertu.
Vertu berbasis di Hampshire, Inggris, dengan 1.000 orang karyawan. Karena gadget sendiri memang menjadi “boys toys”, pihak Vertu menyebut bahwa sebagian pelanggan mereka adalah kaum pria. Mereka adalah puncak piramida konsumen. Mulai dari miliuner, pengusaha, pejabat, bahkan politisi yang peduli terhadap penampilan dan selalu ingin tampil beda.
Selebritis Hollywood seperti Uma Thurman, Clive Owen Kevin Spacey, dan penyanyi Seal termasuk pengguna Vertu. Sejak beberapa tahun lalu Vertu aktif berekspansi secara global. Termasuk ke Indonesia. Vertu pun masuk ke Indonesia sejak 2003 silam, membuka gerai di mal mewah di Plasa Senayan. Perancang busana Harry Darsono, misalnya, merupakan pengguna Vertu.
Lebih Canggih

Memang sedikit ironis ketika ponsel superpremium dengan harga puluhan hingga ratusan juta seperti Vertu ternyata memiliki teknologi yang terbilang ”usang”. Vertu Vertu Constellation F Ayxta yang berharga puluhan juta rupiah, misalnya, masih menggunakan sistem operasi Symbian.
Kepala bagian desain Vertu, Hutch Hutchison, memang menyebut bahwa Vertu tidak tertarik menjadi perintis teknologi. “Vertu tidak akan pernah memimpin pendobrakan teknologi,” kata dia. “Vertu adalah teknologi yang relevan dan karya seni, bukan sesuatu yang bisa dibuang begitu saja,” ia menambahkan.
Kendati demikian, melalui Vertu Ti perusahaan tersebut berubah. Vertu Ti kini menggunakan sistem operasi Android. Dilego mulai Rp92 jutaan.
Ponsel tersebut memiliki layar kristal safir berukuran 3,7 inci, kamera 8 MP yang dapat mereka video 1080p, casing titanium grade 5 (terbaik), serta prosesor dual-core 1.7 GHz. Android yang digunakan sendiri masih Jellybean versi 4.0 yang dirilis pada 2011 silam, bukan yang terbaru 4.2. Namun, mereka mengklaim memiliki user-interface sendiri. Seperti Samsung dengan TouchWiz atau HTC dengan HTC Sense. ”Jika bermain dalam industri ponsel, Anda harus tergabung dalam sebuah ekosistem,” ujar Perry Oosting. Alasan bergabung dengan Android simpel, karena OS tersebut digunakan oleh 60 persen pengguna smartphone di dunia.
Oosting mengatakan bahwa dibandingkan dengan merek-merek premium yang sudah mapan, Vertu memang terbilang sangat baru. ”Kami telah menciptakan segmentasi baru di pasar,” ujarnya. Dan dengan harganya yang sangat tinggi itu pasar Vertu relatif kebal krisis. Buktinya, penjualan mereka terus tumbuh sejak 2002.
Vertu pernah menjadi bagian dari Nokia, sebelum akhirnya dijual kepada private equity EQT VI pada 12 Oktober 2012 silam. Kini yang mereka sasar adalah Asia. Eropa, dengan kota-kota seperti London, Paris, dan Milan, justru target kedua. Yang ketiga kawasan Eropa Timur dan Timur Tengah. ”Dari sisi demografi, target market utama mereka justru kaum pria,” ujarnya.
Analis retail Rahul Shalma dari Neev Capital mengatakan bahwa penjualan barang-barang mewah di dunia dalam tiga tahun terakhir terus tumbuh mendekati angka 15 persen. Pertumbuhan terbesar justru berasal dari emerging market seperti Asia.
”Di China dan Timur Tengah, merek seperti Vertu diminati karena munculnya banyak orang kaya baru. Konsumsi terhadap barang-barang mewah meningkat tajam,” ujarnya.
“Vertu senantiasa mencari kesempatan untuk mengembangkan keberadaannya di Indonesia dan di wilayah Asia Pasifik, untuk menanggapi permintaan pasar yang selalu meningkat,” ucap Giles Rees, Regional Director Asia Pacific.
Tentang Vertu

– Vertu adalah perusahaan manufaktur dan retail ponsel superpremium.
– Sejak Oktober 2012 Vertu dijual oleh Nokia kepada private equity EQT VI yang kabarnya senilai USD200 juta.
– Pada awal 2013, total ada 326.000 unit Vertu telah terjual di 500 outlet di seluruh dunia.
– Walau sangat mewah, Vertu tidak berniat menjadi perintis teknologi. Karena itu teknologi yang dibenamkan cenderung “usang”.
– Vertu populer di pasar seperti Rusia, Asia, dan Timur Tengah.
– Saat ini Vertu hanya memiliki satu gerai di Indonesia, yakni di Level 1, Plaza Senayan, Jakarta. Lokasi lainnya seperti Galeria Grand Hyatt, Plaza Indonesia, Grand Indonesia, dan eX Entertainment X’enter telah tutup. Termasuk juga di Sheraton Hotel dan Tunjungan Plaza Surabaya.
Keluarga Vertu
Sebelum Vertu Ti, produk Vertu sebelumnya menggunakan sistem operasi Symbian. Line-up Vertu sendiri cukup beragam. Mulai dari Ascent, Constellation Classic, Ayxta, hingga “smartphone” Constellation Quest, dan Constellation Touch.
Vertu Ti
Model terbaru dan tercanggih dari Vertu. Memiliki layar 3,7 inci WVGA, prosesor dual core 1,7 Snapdragon, kamera 8 MP, memori internal 64 GB, Android 4.0 (Ice Cream Sandwich), berati 181 gram, dan pilihan menu bahasa Indonesia. Harganya Rp92 jutaan.
Vertu Ascent
Di desain ringan dan kokoh, terbuat dari alumunium dan titanum.
Constellation Classics
Vertu Constellation F Ayxta
Constellation Quest
Vertu pertama dengan kibor QWERTY dari batu safir.
Constellation T