Samsung Galaxy Camera memiliki keunggulan smartphone dan kamera saku digital sekaligus.
Samsung Galaxy Camera memiliki keunggulan smartphone dan kamera saku digital sekaligus.

Kualitas kamera pada smartphone yang semakin baik membuat kegiatan fotografi jauh lebih menyenangkan dibanding beberapa tahun terakhir. Dengan smartphone kegiatan memotret jadi lebih mudah, mengeditnya pun gampang, apalagi membaginya.  

Dalam waktu yang teramat sangat singkat sebuah obyek foto dapat dipotret, diedit, dibagikan ke jejaring sosial. Dan seketika itu pula mendapat apresiasi dari orang lain baik dalam bentuk ”like” atau komentar.

Kenyamanan seperti inilah yang tidak bisa ditiru oleh para vendor kamera, meski mereka sudah menghadirkan produk DSLR dengan harga lebih terjangkau ataupun micro four third, kamera dengan lensa yang bisa diganti-ganti dan kualitas setara (bahkan lebih) dibanding DSLR.

Pilihan yang ada di pasar selalu dua ini: smartphone untuk kemudahan memotret dan mengambil gambar tapi dengan ukuran sensor, lensa, dan penyetelan terbatas. Atau DSLR, micro four third, dan kamera saku digital yang memiliki semua fitur itu namun tidak memiliki fitur sharing dengan sekali pencet.

Kedua pilihan itu sebelumnya selalu berjalan sendiri-sendiri. Hingga muncul generasi kamera hibrida seperti Galaxy Camera keluaran Samsung Electronics.

Penggemar gadget yang juga pehobi fotografi mungkin akan bersorak dalam hati dengan kehadiran Galaxy Camera. Sebuah kamera point-and-shoot dengan zoom optik 21x, sensor 16 MP, layar sentuh 4,8 inci, konektivitas 3G/wi-fi, namun dilebur dengan sistem operasi Android 4.1.

Inilah kamera yang memberikan standar baru di pasar. Kamera saku digital yang dulunya disebut point-and-shoot, kini berubah jadi point-and share. Inilah kamera yang akan membawa “mobile” fotografi ke level baru.

Mengapa? Karena tidak hanya keleluasaan untuk membagi foto kapan dan dimana saja, pengguna juga bisa melakukan kustomisasi terhadap pengambilan gambar, mendapatkan kualitas flash lebih baik, juga optical zoom yang sangat berpengaruh terhadap kualitas gambar.

Saya, misalnya, bisa mengambil gambar dengan lebih serius dan bervariasi. Saya bisa mendapatkan bokeh, melakukan zooming dengan leluasa, ataupun melakukan foto makro melalui layar 4,8 incinya.

Ada beberapa mode pemotretan yang bisa dipilih, misalnya Auto, Smart, atau Expert. Di moda Expert, misalnya, saya bisa bermain-main dengan ISO, Exposure dan Aparture. Di mode Smart sudah ada pilihan scene seperti Makro, dan Portrait bila saya butuh mengambil momen yang cepat.

Setelah itu, memanfaatkan layarnya yang besar itu pula saya memilih foto terbaik, lantas mencoba-coba hasil editan berbeda di SnapSeed, Pixlr Express, atau PicSay, menyusunnya lewat PhotoGrid, dan kemudian membaginya ke Instagram, Flickr, Dropbox, Path, Facebook, atau Twitter.

Galaxy Camera memiliki koneksi 3G dan Wi-Fi. Artinya, kamera ini berfungsi layaknya sebuah smartphone meski tidak bisa digunakan untuk melakukan panggilan suara. Saya tetap bisa membuka email, browsing, menonton video, melihat dan membalas SMS, serta menyalin foto-foto saya di Dropbox.com.

Memang yang sedikit canggung adalah ini: ukurannya. Layar 4,8 inci memang menjadi plus ketika digunakan untuk memotret, mengedit gambar, dan menonton video dan berbagai hal lain yang berhubungan dengan fotografi. Sebaliknya, menjadi kurang nyaman ketika saya memanfaatkannya untuk berselancar internet, bermain game, atau bahkan mengetik dalam waktu yang lama.

Ini karena ukuran Galaxy Camera yang bukan hanya besar, tapi juga berat, dan kelihatan rentan. Sudah menjadi naluri bahwa kamera adalah benda elektronik yang harus diperlakukan dengan halus karena rentan benturan.

Ketika menggenggamnya cukup lama ketika melakukan kegiatan non fotografi seperti membaca email atau bermain game terkadang agak khawatir jika tiba-tiba kamera terlepas secara tidak sengaja dari tangan dan terjatuh.

Intinya, Galaxy Camera akan menjadi standar baru dari mobile photography saat ini dengn segala keunggulannya. Namun, ketika nanti Anda membelinya, ingat baik-baik bahwa Anda tidak serta merta bisa memfungsikannya sebagai pengganti fungsi tablet.

Galaxy Camera di desain sebagai sebuah kamera. Handset itu memiliki OS Android yang memungkinkannya dapat melakukan banyak hal. Tapi, sekali lagi, hanya akan maksimal sesuai tujuannya diciptakan: memotret, mengedit, dan membaginya ke jejaring sosial.

Untuk fitur-fitur lain seperti bermain game, membaca majalah digital, membalas email panjang, ada baiknya Anda tetap pada tablet yang Anda miliki saat ini.

Yang terpenting adalah bagaimana nanti vendor lain meneruskan keunggulan yang telah dimulai oleh Samsung ini. Bukan tidak mungkin dalam waktu dekat kita akan melihat kamera Micro Four Third yang mungkin saja sudah dibekali konektivitas 3G untuk menshare foto. danang arradian

Spesifikasi :

Image Sensor :16.3 effective megapixel 1/2.3 inch BSI CMOS

Lensa : F2.8, 23 mm, 21x Optical Zoom Lens IS OIS

Layar : 121.2 mm (4.77 inch), 308 ppi, HD Super Clear Touch DisplayISO : Auto, 100, 200, 400, 800, 1600, 3200

Jaringan : 4G, 3G (HSPA, 21Mbps) : 850 / 900 / 1900 / 2100 MHz

Processor: 1.4 GHz Quad-Core processor

OS: Android 4.1 (Jelly Bean)

Memory : 8 GB + memory slot : micro SDSC, micro SDHC, micro SDXC

Konektivitas: WiFi a/b/g/n, WiFi HT40GPS/GLONASS Bluetooth 4.0

Batterai : 1,650 mAh

Harga: Rp5,5 juta