
Kategori phablet—hibrida telepon dan tablet—di Indonesia diprediksi semakin memanas pada kuartal pertama 2013 ini lewat kehadiran HTC Butterfly. Perangkat berlayar 5 inci yang mencatat sukses di negara seperti Jepang dan Taiwan itu kini hadir di Indonesia.
HTC Butterfly adalah gelombang pertama mobile device yang menggunakan layar full HD 1080p dengan 440 piksel per inci (PPI), dua kali lipat resolusi dari layar standar smartphone premium saat ini yang berada di angka 720p.
Resolusi 1080p sendiri biasa digunakan di High Definition TV (HDTV) yang ada di pasaran. Resolusi yang sangat tinggi itu diharapkan membuat pengguna dapat menikmati gambar atau video yang jauh lebih tajam.
Memang ada pendapat yang mengatakan bahwa membenamkan resolusi 1080p pada layar yang hanya 5 inci adalah percuma. Sebab, pengguna tidak akan merasakan perbedaannya. Hal itu diungkapkan oleh Presiden dan CEO DisplayMate Raymond Soneira.
”Kecuali Anda punya penglihatan sempurna dan berkonsentrasi penuh melihat layar, beda resolusi 720p dan 1080p di layar kecil tidak akan terasa,” ujarnya.
Tentu saja phablet bukan soal layar. Melainkan juga soal performa dan utilisasi. Sebuah perangkat yang di desain dengan performa tinggi untuk bekerja sekaligus mengakses hiburan.
”Smartphone ini menawarkan pengalaman terbaik dari sisi kinerja, desain, dan inovasi,” beber Lennard Hoornik, Presiden HTC Corporation, Asia Selatan.
Seperti halnya HTC One X+, HTC Butterfly memiliki desain yang elegan dan mewah. Layarnya besar namun tetap ramping. Bentuknya juga elegan. Sisi bagian belakangnya menipis agar lebih nyaman digenggam.
Dapur pacunya juga mumpuni. Prosesor quad-core Qualcomm Snapdragon S4 Pro 1.5 GHz, dikombinasikan dengan GPU berkinerja tinggi serta RAM 2GB. Ini cukup menjamin bahwa aktivitas multi-tasking pengguna tidak akan terganggu. Baik untuk berselancar, mengunduh file, membuka email, ataupun mengedit gambar.
Tampilan antarmuka HTC Sense 4+ dengan Android 4.1 memang layak ditunggu. HTC Sense memiliki tampilan UI terbaik, yang akan berpengaruh pada kenikmatan penggunaannya.
Fitur lainnya adalah baterai sebesar 2.020 mAh, software penghemat baterai, slot SD card, ruang simpan awan 25GB dari Dropbox, serta dukungan Beats Audio.
Fitur yang tidak boleh dilupakan pula adalah kamera 8-megapixel f/2.0 28 mm. Selain bukaan rananya besar, sudut pengambilan gambar 88 derajat ultra-wide angle terasa sangat lebar.
Mereka yang sudah menggunakan kamera One X+ akan mendapatkan kualitas kamera lebih baik lagi. Mulai lampu kilat otomatis 5-level, backside illuminated sensor (BSI), autofocus super, mengambil video beresolusi 1080p dan foto secara bersamaan, serta contious shooting hingga 4 frame per detik.
Djunadi Satrio, Direktur Marketing HTC Indonesia hanya mengatakan bahwa HTC Butterfly akan tersedia di Indonesia pada kuartal pertama 2013 (Januari-Maret). Namun, harga resminya sendiri masih belum dirilis.
Sebagai gambaran harga HTC Butterfly di Taiwan dibanderol USD788 atau sekitar Rp7,5 juta, hampir sama dengan Samsung Galaxy Note 2.
Di Jepang, HTC Butterfly begitu banyak peminatnya hingga kehabisan stok. Bisa jadi karena konsumsi warga Jepang terhadap aplikasi sangat tinggi. Tak heran jika perangkat mobile dengan layar lebih lebar dan performa tinggi seperti HTC Butterfly begitu populer. ”Minat konsumen Jepang terhadap Butterfly sangat tinggi hingga kami harus mengirimkan lebih banyak unit lagi,” ujar CEO HTC Peter Chou.
Meski demikian, analis IDC Indonesia Darwin Lee menilai bahwa pasar phablet di Indonesia masih sangat kecil lantaran harga unitnya relatif tinggi. ”Selain itu, pemainnya sendiri belum terlalu banyak,” ujarnya.
Namun, kedepannya phablet memiliki potensi yang cerah. Seperti yang diungkapkan analis KGI Securities Richard Ko asal Taipei. Ia menyebut bahwa phablet seperti HTC Butterfly di negara-negara maju mendapat respon sangat positif.
HTC Butterfly dirilis di Jepang pada 17 Oktober 2012, di Amerika pada 14 November 2012, dan Taiwan pada 11 Desember 2012.