SAMSUNG_SALMAN (3)
Para pengembang aplikasi, konten, dan penyedia platform
melakukan gerakan baru untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap layanan
konten berbayar.

Para musisi dan label pusing tujuh keliling dalam mencari cara pemasaran baru yang paling efektif terkait perubahan konsumsi CD/kaset ke musik digital. Belakangan titik cerah untuk menyelamatkan industri musik tanah air mulai nampak.

Salah satunya dilakukan oleh PT Generasi Indonesia Digital melalui aplikasi Social Music Network dan Okezone Player. Inilah cara baru yang bisa jadi akan menentukan perkembangan musik Indonesia di masa depan.

Pendekatan aplikasi sengaja dipilih mengingat pertumbuhan pengguna smartphone di Indonesia meningkat tajam. Melalui platform ini, musik dapat didistribusikan secara aman, mudah terkontrol, murah, namun tetap menjunjung hak atas kekayaan intelektual (HAKI) para pemilik konten, baik musisi maupun perusahaan rekaman.

Social Music Network dan Okezone Player adalah aplikasi yang dapat diunduh secara gratis di berbagai sistem operasi. Mulai dari Google Play untuk smartphone Android, Blackberry Aplication World bagi pemilik BlackBerry, serta Nokia Store dan Apple Store dalam waktu dekat.

Pengguna dapat mengunduh aplikasi tersebut melalui website musiklegal.com, atau langsung dari Google Play dengan kata kunci Social Music Network dan musiklegal.com/blackberry dari Blackberry.

Yang berbeda dari layanan ini dibandingkan iTunes Music Store milik Apple, menurut Direktur Utama PT Generasi Indonesia Digital Gopal Utiarrachman, adalah sistem berlangganan.

Setelah mengunduh dan melakukan instalasi aplikasi, pengguna dapat memilih dan mengunduh semua lagu yang tersedia bebas dan gratis. Meski demikian, lagu tersebut hanya bisa dimainkan sepanjang masa berlangganan. Biaya berlangganannya sendiri di bawah Rp5.000 per pekan.

Ketika masa berlangganan habis, pengguna otomatis tidak bisa mendengarkan lagu yang tersimpan. Namun, lagu tidak akan hilang. Ketika pengguna registrasi kembali, maka lagu bisa kembali di dengarkan kapan saja.

Layanan tersebut, lanjut Gopal, sifatnya beli putus dan tidak secara otomatis diperpajang. ”Pengguna bisa memilih apakah berlangganan selama sepekan, dua pekan, atau sebulan, dan akan berhenti ketika masa berlangganannya telah habis,” paparnya. Ini untuk menghindari kekhawatiran konsumen yang tersedot pulsanya.

Sistem pembayaran yang digunakan memang memakai charging pulsa. Telkomsel menjadi operator telekomunikasi pertama yang menyediakan platform ini bagi
pelanggannya.

Yang menarik, pemilik konten musik legal, mulai perusahaan rekaman hingga band indie juga bisa menjual musiknya melalui platform ini dengan mudah. Tidak ada minimal jumlah konten, mereka cukup melakukan pendaftaran di musiklegal.com.

”Mereka juga bisa memantau penjualan produk secara live dan transparan melalui rekening escrow di salah satu bank BUMN besar. Bahkan kami akan menampilkan market share sehingga mereka bisa melihat performa penjualannya,” beber Gopal lagi.

Project Director of Services, Content, Applications and Portal, Task Force Team Telkomsel Gideon Edie Purnomo menilai bahwa saat ini pengembang aplikasi, konten, dan penyedia platform tengah melakukan gerakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap layanan konten berbayar.

Pada 2013 nanti, lanjut Gideon, konten yang disukai adalah konten yang kaya (rich content). ”Konten-konten sederhana tidak akan berkembang, karena orang takut ditipu,” ujarnya. Hal ini selain memberi warna bagi industri juga peluang baru bagi penyedia konten.

Gideon juga menilai bahwa perkembangan musik arahnya ke usage, bukan owning. Karena itulah konsep berlangganan dengan unlimited download atau listening akan jadi tren di masa depan di Indonesia.

Nonot Harsono, Anggota Badan Regulasi dan Telekomunikasi (BRTI), menilai bahwa pemasaran konten digital adalah salah satu upaya untuk mendukung perkembangan industri musik lokal di masa depan.

Karya musik utuh dari awal hingga akhir atau disebut lagu full track, lanjut Nonot, sangat berbeda dengan nada sambung pribadi atau dikenal dengan RBT. ”Lagu full track diatur dalam kategori konten, seperti game. Sedangkan RBT yang merupakan kerjasama antara operator dan label rekaman diatur terpisah,” ujarnya.

Mengapa Harus Menyewa Musik?
Menyewa musik memang memiliki beberapa keunggulan dibanding layanan pay-as-you-go seperti iTunes Music Store milik Apple. Terutama bagi mereka yang selera musiknya sering berubah-ubah. Anda memiliki lagu yang disuka di radio, mencarinya di aplikasi Social Music Network dan Okezone Player, dan bisa meninggalkannya setiap saat ketika bosan. Nah, berikut ini keunggulan lainnya:

Lebih Murah
Menyewa musik lebih murah dibandingkan membeli langsung di iTunes, karena dengan kurang dari Rp5000 per pekan pengguna bisa mendengarkan berbagai jenis musik yang disuka.

Praktis
Musik yang telah diunduh akan tetap ada di dalam memori ponsel pengguna, yang bisa dibawa kemana-mana. Untuk mendengarkannya kembali mereka cukup melakukan registrasi ulang.

Memudahkan
Pemusik indie dapat mengikutsertakan lagu mereka di Musiklegal.com. Ini adalah cara efektif untuk mempromosikan dan memasarkan lagu dan band mereka.