
Aktivitas chatting melalui ponsel semakin dimudahkan. Pilihan instant messenger (IM) semakin banyak, fiturnya pun bersaing.
Bobby IR, 30, adalah gambaran betapa masyarakat Indonesia sudah sangat menyukai kegiatan chatting sejak lebih dari 15 tahun lalu. Ketika sebagian besar koneksi internet di Indonesia masih dial-up (menggunakan saluran telepon biasa), Bobby yang waktu itu masih duduk di bangku SMA rela pergi ke warnet hanya untuk chatting melalui mIRC, internet relay chat (IRC) client untuk Microsoft Windows.
Setelah tren MIRC pudar, Bobby lantas beralih ke Yahoo! Messenger, Instant messaging (IM) yang sangat populer karena dapat di akses di ponsel dan PC sekaligus.
Belakangan YM! tidak pernah ia gunakan lagi. Bukan karena ia lebih sering menggunakan BlackBerry Messenger (BBM) di handset BlackBerry miliknya, namun lebih karena layanan YM! yang dinilainya lambat berinovasi. ”Saya mendapat banyak spam. Selain itu YM! Mudah sekali putus saat digunakan di ponsel. Ini sangat mengganggu,” katanya.
Selain aktif menggunakan BBM, saat ini Bobby juga menggunakan dua layanan IM sekaligus: WhatsApp dan Line. ”Saya sedang mencermati mana layanan yang paling baik,” bebernya.
General Manager Line Business Office Cho Simeon mengatakan bahwa pengguna akan terus mencari produk IM yang menurut mereka terbaik. ”Tidak ada alasan untuk tidak berubah. Pada akhirnya nanti produk yang terbaik lah yang dipilih oleh pengguna,” ujar Simeon.
Popularitas BBM memang sulit untuk dilawan. Namun, penetrasi smartphone Android yang sangat tinggi (menguasai 52 persen pasar smartphone, versi IDC) membuat pengguna semakin terbuka dengan keberadaan layanan IM baru.
WhatsApp, misalnya, meraih popularitas dengan cepat. Vendor seperti Nokia ikut mempromosikan aplikasi ini sebagai pengganti BlackBerry. Apalagi WhatsApp sangat mudah digunakan juga relatif stabil. ”Saya lebih suka menggunakan WhatsApp karena kestabilan dan kemudahannya,” ujar Adeza, pengguna Samsung Galaxy SIII.
Cheolwoong Cho, Sales & Marketing Senior Manager Mobile Communication Division PT LG Electronics Indonesia (LGEIN) mengaku setia dengan KakaoTalk, yang memiliki 52 juta pengguna di seluruh dunia.
”Keunggulan KakaoTalk ada pada sticker yang variatif,” ujar Cho sambil memperlihatkan salah satu sticker interaktif di smartphone LG Optimus 4X HD miliknya. Cho mengaku menggunakan KakaoTalk untuk berkomunikasi dengan sejumlah staf PT LGEIN.
Sticker itu pula yang dijagokan oleh Line, penyedia layanan IM asal Korea yang sedang naik daun. Diluncurkan pada Juni 2011 oleh NHN, dalam waktu singkat mereka sudah memiliki 80 juta pengguna di seluruh dunia (ditargetkan tembus 100 juta hingga akhir Desember ini). Pengguna Line tersebar di 231 negara, termasuk Jepang, Singapura, Hong Kong, Taiwan, Rusia, dan Spanyol.
Beberpaa fitur yang dimiliki Line memang sedikit berbeda dengan IM seperti WhatsApp ataupun Yahoo! Messenger. Pertama, adalah media komunikasi seperti sticker dan emoticons. ”Orang Indonesia sangat suka mengungkapkan perasaannya dengan sticker atau emoticons,” ujar Kang Hyunbin, Head of Line Business Office. Menariknya, pengguna dapat membeli ribuan desain sticker di Sticker Shop.
Keunikan Line lainnya adalah fasilitas untuk membuat “official accounts” bagi perusahaan, brand, band, ataupun public figure untuk menjadikannya sebagai media pemasaran online. Selain itu, Line juga memiliki menu “Timeline” seperti Facebook, game, serta fasilitas untuk berkomunikasi lewat suara (VoIP).
”Indonesia adalah salah satu key market bagi Line,” ujar Kang Hyunbin. ”Strategi kami adalah melakukan kustomisasi, termasuk diantaranya konten lokal. Tahun depan kami menargetkan dapat meraih lebih dari 10 juta pengguna. Pada medio Oktober-Desember 2012 lalu jumlah pengguna kami tumbuh 300 persen,” ia menambahkan.
Beberapa Contoh IM yang sedang populer:
Chat On
Skype
Yahoo! Messenger
Gmail Voice & Video Chat
BBM
Kakao Talk
Line