
Memang masih terlalu dini, tapi bisa jadi menjual musik dalam bentuk aplikasi akan menjadi solusi alternatif bagi musisi Indonesia untuk karya mereka. Indra Lesmana sudah mengawalinya, siapa lagi yang akan menyusul?
Lebih dari 12 juta lagu di unduh di Apple iTunes Store setiap harinya. Namun menurut analis Asymco, Horace Dediu, lebih dari 49,5 juta aplikasi diunduh per hari di Apple App Store. Diprediksi selama 2012 ini secara total akan ada 18,67 miliar aplikasi yang akan di unduh.
Angka itu menunjukkan betapa luar biasanya daya tarik aplikasi bagi para pengguna iPad ataupun iPhone. Tak heran jika para musisi dunia mulai melihat hal ini sebagai kesempatan. Jika jumlah pengunduh aplikasi lebih besar dibandingkan pengunduh musik, mengapa tidak memasarkan musik dalam bentuk aplikasi?
Penyanyi pop asal Islandia, Bjork, sudah melakukannya saat merilis album ”Biophilia” pada Agustus 2011 silam. ”Biophilia” tersedia dalam bentuk aplikasi di Apple App Store. Setelah diunduh, pengguna hanya bisa mendengar satu lagu: Cosmogony. 10 lagu sisanya harus dibeli melalui model bisnis in-app payment. Setiap lagunya dibanderol USD1.99 (Rp18 ribu).
Bukan tanpa alasan mengapa harga lagu di ”Biophilia” lebih mahal dibandingkan membeli langsung di iTunes Store yang memasang banderol per lagu hanya USD0.99 (Rp9000). Karena di ”Biophilia” pengguna tidak hanya membeli lagu, tapi mendapatkan bonus berupa pengalaman multimedia yang berbeda di setiap lagunya.
Aplikasi ”Biophilia” memang tidak hanya diciptakan untuk memutar lagu. Pengguna juga bisa bermain game, melihat lirik lagu, menciptakan bebunyian sendiri, serta beragam bentuk interaksi lainnya.
Keleluasaan aplikasi inilah yang mengilhami musikus jazz Indra Lesmana untuk melakukan cara serupa. Album terbarunya, ”11:11” di kemas dalam bentuk aplikasi dan sudah bisa di unduh mulai 8 November 2012 lalu di Apple App Store. Harganya USD3,99 (Rp40 ribu). Di dalamnya ada lima lagu, antara lain The Sign, Reborn, Angels on My Side (feat Eva Celia), dan Two Steps at A Time.
Seperti halnya ”Biophilia”, aplikasi bertajuk Indra Lesmana HD buatan Better-B tersebut dibekali banyak sekali fitur. Mulai dari video, game, hingga partitur musik. ”Saya ingin pendengar musik saya tidak hanya mendengar musik. Tapi juga melakukan berbagai hal lainnya dengan musik saya,” ujar Indra.
Bahkan, ia sangat optimistis bahwa aplikasi ini dapat menjadi sebuah media baru dalam menjual karya musik secara non fisik. ”Saya melihat ini sebagai revolusi. Inilah platform baru yang dapat mengakomodir kreativitas para musisi,” beber pria kelahiran 28 Maret 1966 tersebut.
Optimisme Indra tak lepas dari tingginya pengguna smartphone, terutama iOS, di Indonesia. ”Selama memiliki iPhone atau iPad, pengguna bisa mengunduh aplikasi tersebut kapan dan dimana saja,” katanya.
Indra Lesmana HD saat ini memang baru tersedia dalam versi iOS. Namun, versi Android akan segera dirilis, menargetkan pengguna smartphone Android di Indonesia yang jauh lebih besar.
Pasar Potensial
Pengembang aplikasi dari Better-B Abul A’la Almaujudy melihat potensi besar terhadap metode memasarkan musik dalam bentuk aplikasi seperti ini di Indonesia. ”Album aplikasi sifatnya lebih kompleks, memiliki konten multimedia, dan mempunyai efek viral dan interaksi yang lebih nyata dengan audiens,” ujarnya.
Musisi, lanjut Almaujudy, memerlukan audiens. Sedangkan audiens bisa dibentuk dengan membuat aplikasi yang memungkinkan audiens berinteraksi dengan musisinya secara nyata dan menarik. Wujud interaksi bisa dilakukan melalui game, atau interaksi secara viral (social media connect)
Karena itu baik audiens maupun musikus, menurut Almaujudy, sama-sama diuntungkan dengan keberadaan album aplikasi ini. Audiens semakin menikmati sajian kreatif musisi dengan lebih berwarna karena kekayaan multimedia aplikasi seperti foto, video, lirik, hingga konten game.
Sebaliknya, musisi juga lebih bebas dalam mewujudkan ide kreatif mereka. ”Para penyanyi atau band dapat menghasilkan sebuah album yang menarik dan lebih ‘hidup’,” ujarnya.
Alasan lain mengapa album aplikasi ini potensial di pasar Indonesia karena saat ini pengguna iOS belum bisa membeli konten lagu di iTunes Music Store. Sedangkan pembelian aplikasi di Apple App Store justru bisa dilakukan menggunakan kartu kredit.
Menurut Almaujudy, dalam merancang aplikasi Indra Lesmana HD, hal tersulit yang dihadapi timnya adalah bagaimana mengemas aplikasi tersebut menjadi menarik. ”Mengerjakan aplikasi tidak melulu mengenai teknis, namun konsep dan eksekusi konsep lah yang menantang. Karena itu dalam pengerjaannya kami terlibat intens dengan Indra Lesmana,” bebernya.