Its do or die. Inilah momen paling krusial bagi Microsoft: ketika akhirnya sistem operasi Windows 8 menyapa pasar pada Jumat (26/10) kemarin. Inilah pembuktian yang sebenarnya: berhasil ataukah gagal?

Jika Windows 8 terbukti sukses di pasar, bukan hanya Microsoft yang akan menikmati buah manisnya. Melainkan juga pabrikan PC seperti Hewlett-Packard Co., Dell Inc., ataupun Asus yang kepayahan karena penjualan PC yang terus menurun seiring dengan meningkatnya popularitas komputer tablet.

Sebaliknya, jika Windows 8 ternyata direspon negatif oleh pasar, maka publik akan melihat Microsoft sebagai perusahaan yang gagal bersaing dengan kompetitornya: Apple, Google, dan Amazon.

Sebab, Windows 8 adalah senjata akhir dan pamungkas Microsoft untuk bisa masuk dan tetap relevan dengan tren ”mobile computing” yang ada saat ini.

”Inilah momen yang paling menentukan, pertaruhan terbesar yang pernah mereka (Microsoft) lakukan,” ujar analis Patrick Moorhead dari Moor Insights & Strategy. ”Seandainya Steve Ballmer gagal dengan Windows 8, bisa jadi posisinya sebagai CEO bakal ikut terancam,” ia menambahkan.

Microsoft memang terus-menerus terdesak oleh produk-produk keluaran Google ataupun Apple. Windows 8, menurut analis Rob Enderle dari Enderle Group, adalah senjata pamungkas terakhir Microsoft. ”Gagal tidak boleh ada dalam kamus Microsoft saat ini,” ujar Enderle.

Saat Steve Ballmer menggantikan Bill Gates sebagai CEO Januari 2000 silam, pendapatan tahunan Microsoft melonjak empat kali lipat ke angka USD74 miliar. Perusahaan software itu Microsoft juga menyentuh pasar hardware dengan mengembangkan konsol game Xbox 360.

Namun, sejak itu pula Microsoft kurang agresif dalam berinovasi, salah langkah dalam mengantisipasi tren. Ballmer yang memiliki 4 persen saham Microsoft (USD9 miliar, terbesar setelah Bill Gates), terus menerus ”disalip” oleh Apple dan Google.

Karena itu, lulusan Stanford University tersebut melihat Windows 8 sebagai katalis untuk era baru Microsoft. Ia ingin sistem operasi tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan penggunanya: di layar komputer, di layar smartphone, dan bahkan di layar televisi. ”Anda akan menyukai Windows 8,” ujar Ballmer, 56, dalam presentasinya.

Windows 8 memang berbeda dengan sistem operasi Microsoft sebelum-sebelumnya. OS tersebut di desain untuk bisa berjalan di tablet dan PC sekaligus, dan di desain untuk mengedepankan fitur sentuh.

Sejak dikenalkan tahun lalu, respon awal publik terhadap Windows 8 memang beragam. Sebagian memuji tampilan baru aplikasi yang berbentuk mosaik persegi (Live Tiles), tidak lagi mengandalkan ikon yang ada Desktop Windows yang sudah digunakan selama belasan tahun itu. Sebaliknya, sebagian lain menilai tampilan baru itu menyulitkan mereka yang sudah terbiasa dengan Windows versi lama.
Tidak tanggung-tanggung, Windows 8 akan di dukung dengan kampanye marketing senilai USD1 miliar. Angka yang luar biasa itu menggambarkan seberapa penting dan seriusnya Windows 8 bagi Microsoft.

Nah, pertanyaan yang harus dijawab kemudian adalah ini: seberapa inovatif dan fungsional Windows 8 untuk bisa menarik perhatian konsumen, terutama mereka yang sudah sangat terbiasa dengan smartphone dan tablet? Dan seberapa relevan Windows 8 di masa depan?

Analis Forrester Research Sarah Rotman Epps sedikit pesimistis. Ia tidak melihat Windows 8 sebagai sebuah masa depan menjanjikan. ”Yang dilakukan Microsoft seperti membeli sepasang sepatu untuk anak. Sepatu itu mungkin sangat pas untuk sekarang, tapi tidak akan muat untuk 6 bulan atau 1 tahun kedepan,” katanya.

Menurut Epps, Windows 8 berbeda dengan Microsoft Office, yang tetap relevan sejak diciptakan pada 1990an silam.
Saat ini Office tetap digunakan oleh perusahaan dan pemerintah di seluruh dunia. Microsoft mendapatkan pendapatan yang sangat besar dari situ. Pelanggan loyal Microsoft Office menyumbangkan pendapatan hingga USD25 miliar dari total pendapatan Microsoft yang diprediksi mencapai USD80 miliar.

Windows 8 memang dijadikan tumpuan terhadap pasar PC yang semakin lesu sejak kehadiran iPad pada 2010. IHS iSuppli memprediksi bahwa penjualan PC global tahun ini akan menurun untuk pertama kalinya sejak 2001.

Frank Gillett dari Forrester Research mengatakan bahwa perpindahan ke perangkat mobile membuat market share Microsoft di perangkat komputasi turun dari 67 persen pada 2008 menjadi 30 persen saat ini.

Jennifer Song, riset analis dari Worldwide Trackers IDC mengatakan bahwa penjualan Windows 8 pada kuartal keempat 2012 tetap akan rendah. ”Harganya yang masih tinggi dan ketidaktahuan konsumen terhadap OS tersebut akan melimitasi daya tari Windows 8,” ujar Song.

Kendati demikian, ketika pasar Windows 8 masih sangat terbuka. Pertumbuhannya diprediksi akan sangat tinggi. Menurut IDC, perangkat berbasis Windows akan meraih market share hingga 11 persen pada 2016 mendatang.